Brisbane, sebuah kota yang sangat indah yang dibelah oleh sebuah sungai yang sangat jernih bernama Brisbane River, menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk mengunjunginya. Apalagi letaknya yang sangat dekat dengan Pantai Surfers Paradise di Kota Gold Coast, Australia.Â
Sebenarnya tidak ada rencana bagi kami untuk menginap di kota Brisbane. Tadinya hanya sekedar transit saja di Bandara Brisbane (BNE)Â tersebut, untuk penerbangan dengan pesawat domestik dari Sydney menuju sebuah kota tambang yang terletak di sebelah Utara kota Brisbane bernama Mackay.
Demikian pula untuk penerbangan pulang dari kota Mackay menuju Singapura, kami pun harus transit terlebih dahulu di kota Brisbane. Karena tidak ada penerbangan langsung pada hari yang sama menuju Singapura maka mau tidak mau kami harus menginap satu malam di kota Brisbane.
Perjalanan tersebut dilakukan jauh sebelum masa Pandemi Covid-19 melanda masyarakat dunia, kami melakukan perjalanan ini pada akhir tahun 2017.
Kala itu saya dan salah seorang Manajer Pemasaran dari Indonesia berkesempatan mengikuti training dan rapat kerja dengan Tim Internal Perusahaan untuk wilayah Asia Pacific yang diselenggarakan di kota Sydney sekaligus untuk mengunjungi salah satu Cabang Perusahaan yang terletak di kota pertambangan Mackay.
Jika hal tersebut dilakukan di masa pandemi seperti sekarang ini, saya pikir mungkin akan sangat sulit untuk dilaksanakan karena saat ini negara Australia begitu ketatnya menjaga pintu perbatasan untuk masuk ke negaranya.
Kalaupun bisa dilakukan maka mereka pasti akan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat seperti isolasi mandiri di hotel selama 2 minggu yang tentunya akan memakan biaya yang sangat besar.
Brisbane adalah Ibukota negara bagian Queensland yang merupakan kota terbesar ketiga di benua Australia setelah kota Sydney dan Melbourne. Berpenduduk hanya sekitar 2,7 juta jiwa, kota ini sangat indah dihiasi dengan berbagai bangunan yang berarsitektur klasik dan modern yang berada persis di kedua tepian sungai Brisbane atau Brisbane River yang terbentang sepanjang 344 km.
Pesawat domestik Virgin Air membawa kami terbang dari Mackay ke Brisbane pada pagi hari yang sangat cerah. Rencananya untuk penerbangan pulang ke Indonesia akan dilaksanakan keesokan harinya yaitu penerbangan dengan pesawat Singapore Airline menuju Bandara Changi untuk selanjutnya meneruskan penerbangan ke Jakarta.
Dengan menggunakan taksi bandara dari terminal domestik Brisbane Airport, kami menuju ke hotel Ibis Style yang terletak di Pusat Kota Brisbane tepatnya di Elizabeth Street sekitar 30 menit perjalanan taksi dari Bandara. Tiba di hotel sekitar pukul 11:00 siang, kami langsung menuju ke meja resepsionis untuk reservasi.
Namun karena belum waktunya untuk check-in maka kami hanya diperbolehkan untuk menitipkan barang bawaan kami di hotel hingga menunggu waktunya check-in tiba yaitu pukul 14:00 siang.
Sambil menunggu waktu yang masih cukup lama selanjutnya kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan di pusat kota untuk melihat pemandangan kota sekaligus mencari  pengganjal perut untuk makan siang kami.
Dari Hotel Ibis Style di Elizabeth Street kami berdua berjalan kaki menuju Queen Street Mall. Siang itu cuaca cukup panas karena memang di Australia musim panas biasanya terjadi pada akhir tahun sekitar bulan November hingga Februari, berbeda dengan negara-negara yang berada di kutub utara, di sana mereka mengalami musim dingin pada setiap akhir tahunnya.
Suasana di sepanjang jalan yang kami lalui siang itu sangat ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang di jalan tersebut. Pemandangan kotanya sangat bagus, terlihat sudah banyak dekorasi-dekorasi Natal dipasang di jalan-jalan dan pusat pertokoan.
Memasuki Shopping Center di Queen Street Mall, kami langsung menuju foodcourt untuk makan siang di sana. Di Brisbane dan juga di beberapa kota besar lainnya di Australia, tidak sulit untuk mencari makanan Asia seperti nasi, lauk-pauk seperti sayur maupun daging karena banyak orang-orang Asia khususnya orang-orang Chinese yang berjualan makanan.
Jadi kalau kita tidak begitu cocok untuk makan burger, pasta ataupun westernfood lainnya kita bisa dengan mudah mendapatkan makanan nasi campur yang halal atau banyak pula yang tidak halal, sehingga perlu berhati-hati khususnya bagi umat Muslim yang tidak mengkonsumsi makanan non halal.
Selesai menyantap makan siang, selanjutnya kami pun meneruskan perjalanan ke Brisbane City Hall dan Museum of Brisbane yang merupakan salah satu landmark di kota Brisbane.
Menara Jam atau Clock Tower yang berdiri tegak di atas bangunan Museum of Brisbane menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di sana untuk menunggu bunyi lonceng yang berdentang di setiap jamnya sambil berfoto dengan latar belakang pemandangan gedung-gedung klasik yang sangat indah.
Tak kalah menariknya, di depan Museum of Brisbane tersebut nampak dua bangunan gereja yang sangat cantik berada di tepi jalan Albert Street yaitu Uniting Church dan Presbyterian Church yang berada di sisi jalan Ann Street. Kedua objek bangunan ini juga banyak menjadi objek latar belakang foto orang-orang yang sedang menikmati liburannya di area City Hall tersebut.
Sinar matahari yang cukup terik pada siang hari tersebut membuat kami tidak bisa berlama-lama di sana. Kamipun kembali berjalan kaki menuju Hotel Ibis Style karena sudah waktunya untuk bisa check-in dan beristirahat sejenak.
Setiba di hotel resepsionis pun memberikan kunci kamar kami masing-masing serta mengambil tas yang tadi kami titipkan di resepsionis untuk dibawa ke kamar kami.
Kami hanya beristirahat sekitar 2 jam saja, sekitar pukul 16:00 kami pun kembali keluar hotel untuk berjalan-jalan menikmati suasana pusat kota Brisbane yang sangat indah pada sore hari hingga pada malam harinya.
Kami menuju ke arah sungai Brisbane atau Brisbane River. Di sepanjang pinggir sungai tersebut nampak gedung-gedung tinggi pencakar langit yang berarsitektur modern berdiri tegak dengan indahnya.
Berjalan kaki melintasi jalan William Street menuju jembatan Victoria Bridge. Dari atas jembatan Victoria Bridge ini kita bisa melihat landscape yang sangat menawan. Sebuah kota yang dibelah oleh sungai yang sangat bersih dan ditambah dengan hilir mudiknya kapal-kapal wisata atau cruise yang membawa wisatawan menikmati kota Brisbane dari atas kapal.
Kami pun berfotoria di atas jembatan dengan panjang sekitar 300 meter tersebut. Di penghujung jembatan tersebut kamipun berbelok ke kiri menyusuri tepian sungai yang sangat indah.
Di dekat tepian sungai tersebut ada sebuah taman yang sangat menawan yaitu taman Epicurius Garden yang juga sangat bagus untuk dijadikan objek latar belakang untuk berfoto.
Tak jauh dari situ juga ada pantai buatan dengan pasir putih yang bersih dan banyak juga burung-burung camar yang terbang rendah sesekali turun di pasir putih tersebut, kelihatannya begitu jinak dengan orang-orang yang sedang bermain air serta yang sedang duduk-duduk di sana.
Di area ini sangat populer khususnya bagi para pejalan kaki, nama jalannya adalah Clem Jones Promenade dibuat khusus untuk para pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang ke Jembatan Captain Cook Bridge. Banyak pohon-pohon rindang tumbuh di sisi kanan jalan yang menutupi atas jalan sehingga kita bisa berjalan tanpa takut merasa kepanasan.
Suasana jalan The Cliff Hoardwalk menuju Captain Cook Bridge cukup ramai sore itu karena bertepatan waktunya orang pulang kantor. Kebanyakan orang-orang di sana menggunakan transportasi sepeda dan jalan kaki untuk mobilisasi dari tempat yang satu ke tempat lainnya. Boleh dibilang tidak ada timbul masalah polusi udara di sekitar wilayah tersebut.
Dari atas jembatan Captain Cook Bridge selanjutnya kami berbelok ke kanan menuju Brisbane City Botanic Garden yang terlihat masih cukup ramai orang-orang antri untuk memasuki taman kota terbesar di kota Brisbane tersebut. Tetapi karena waktunya sudah cukup sore maka kami memutuskan untuk tidak masuk ke dalam taman tersebut.
Kami berjalan menuju ke arah hotel melintasi jalan khusus untuk para pejalan kaki dan pesepeda yaitu jalan Bicentennial Walkway / Bikeway. Di jalan ini kita harus berjalan dengan berhati-hati karena banyak para pesepeda yang mengayuh sepedanya cukup kencang sehingga kalau tidak hati-hati berpotensi bisa tertabrak oleh para pesepeda tersebut. Kan tidak lucu jadinya kalau terjadi kecelakaan di Australia akibat tertabrak sepeda.
Tiba di hotel kami pun membersihkan badan dari keringat yang menempel di tubuh kami terlebih dahulu. Setelah itu baru melanjutkan petualangan malam di kota Brisbane.
Pertama yang kami lakukan adalah mencari tempat makan malam, dan seperti tadi siang kami pun berencana untuk kembali masuk mall untuk membeli makanan di foodcourt. Tapi sayang sekali rupanya sangat berbeda dengan di kota-kota lainnya.
Di Brisbane biasanya supermarket sudah pada tutup setelah pukul 18:00 sehingga kita kalau mau membeli makanan harus makannya di restoran ataupun di bar-bar yang buka pada malam hari.
Ujung-ujungnya kamipun berlabuh di restoran cepat saji Mc Donald yang masih buka untuk membeli setangkup burger sebagai pengganjal perut kami malam itu. Setelah perut terasa kenyang barulah kemudian kami berjalan-jalan di sekitar pusat pertokoan tersebut yang pada malam hari sangat indah dengan hiasan warna-warni dekorasi Natal.
Malam itupun kami kembali ke City Hall untuk melihat suasana malam hari di sana. Nampak kilauan lampu warna-warni menghiasi gedung bernuansa klasik tersebut. Ternyata banyak juga orang-orang yang menghabiskan malamnya di sana sambil bercengkrama dan duduk-duduk di kursi taman di depan City Hall tersebut. Kami juga bertemu dengan serombongan orang-orang Indonesia yang juga sedang berlibur di Brisbane dan rencananya juga akan jalan-jalan ke Gold Coast yang hanya berjarak sekitar 77 km atau 1 jam perjalanan dengan taksi dari kota Brisbane. Â
Walaupun waktu kami cukup singkat berada di Kota Brisbane ini yaitu hanya setengah hari dan satu malam, namun terasa cukup berkesan. Cukup banyak tempat-tempat yang indah dan menarik sudah dikunjungi.
Untungnya saya ditemani oleh teman yang juga masih kuat untuk diajak berjalan kaki dan dia pun nampak sangat menikmati perjalanan ini. Sehingga walaupun kaki terasa cukup lelah tapi pikiran dan suasana hati kami menjadi berbunga-bunga.
Keesokan harinya sekitar pukul 07:00 pagi kami pun sudah check-out dari hotel untuk selanjutnya menuju ke Bandara International Brisbane dengan menggunakan taksi yang berjarak hanya sekitar 16 km saja.
Karena suasana jalan masih sepi, waktu di perjalanan pun hanya ditempuh dengan waktu sekitar 25 menit saja. Sebenarnya masih banyak waktu kami untuk terbang ke Singapura yaitu pada siang harinya, tetapi lebih cepat tiba di bandara, saya pikir itu lebih baik supaya tidak terlalu buru-buru. Dan kami pun ada waktu untuk menikmati makan pagi kami di Bandara.
Siangnya kami pun terbang ke Bandara Changi dengan menggunakan Singapore Airline yang memakan waktu sekitar hampir 8 jam di atas udara dan kembali menginap satu malam di Singapura, untuk selanjutnya keesokan harinya terbang lagi ke Jakarta.(***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H