"Beberapa tahun silam banyak orang yang masih beranggapan bahwa tempe adalah makanan murah meriah untuk dikonsumsi masyarakat kelas bawah. Namun sekarang paradigma tersebut sudah mulai berubah, tempe saat ini sudah mendunia."
Kini tempe sudah naik kelas, tidak lagi dipandang sebelah mata sebagai makanan kelas bawah, tapi sekarang sudah menjadi makanan semua kalangan dan tidak hanya dijual di pasar-pasar kampung yang kumuh.
Tetapi saat ini sudah memasuki pasar swalayan yang bersih tidak hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara-negara maju.
Tempe merupakan makanan khas asli Indonesia yang tadinya hanya digemari oleh masyarakat Indonesia kini sudah menjadi makanan kegemaran banyak orang di hampir seluruh dunia.Â
Bahkan saat ini industri pembuatan tempe yang berskala besar dengan menggunakan teknologi yang canggih sudah merambah ke mancanegara seperti di Australia, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Hungaria, Polandia, Jepang, China hingga ke Arab Saudi.
Hal ini tidak terlepas dari usaha keras beberapa orang Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti salah satunya adalah Rustono, pria kelahiran Grobogan Jawa Tengah yang begitu gencarnya mengembangkan industri tempe di luar negeri yang dirintisnya sejak awal tahun 2000-an saat ia tinggal di Kyoto, Jepang.Â
Kini usahanya yang bernama "Rusto's Tempeh" berkembang sangat pesat di beberapa negara seperti di Perancis, Hungaria, Polandia, Meksiko, Brasil, Korea, China dan di Jepang sendiri.
Mungkin masih ingat dengan tulisan saya di Kompasiana.com beberapa waktu yang lalu berjudul "Perth, Kota Indah di Tepi Sungai Angsa".Â
Pada tulisan tersebut saya juga sedikit mengulas mengenai salah seorang pengusaha tempe asal Indonesia yang sangat sukses di Australia bernama Erla Tiara yang mendirikan usahanya di bawah bendera "Juragan Tempe" yang berada di kota Perth, Australia Barat.Â
Tempe produksi Erla Tiara ini tidak hanya dipasarkan di kota Perth saja tetapi sudah didistribusikan di beberapa kota lainnya di seputaran Australia Barat.