Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesan Moral dan Makna di Balik Perayaan Tahun Baru Imlek 2021

12 Februari 2021   10:48 Diperbarui: 13 Februari 2021   19:29 1704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanggal Istimewa Tahun Baru Imlek 12022021 (dokpri)

“Terkait dengan perayaan Imlek tahun ini, Pemerintah melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta umat Khonghucu dan warga keturunan Tionghoa pada umumnya untuk lebih mawas diri dan melaksanakan perayaan Imlek dengan cara yang cukup sederhana saja. Hal yang sama juga dihimbau oleh Pengurus Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu dan beberapa tokoh masyarakat Tionghoa baik di pusat maupun di daerah, hal ini bertujuan untuk mencegah meningkatnya penularan Covid-19 yang akhir-akhir ini semakin tinggi”

Perayaan Tahun Baru Imlek tahun 2021 ini adalah hari yang sangat istimewa bagi orang-orang keturunan Tionghoa di seluruh dunia. Mengapa dikatakan istimewa?

Ada yang mengatakan karena hari itu jatuh  tepat pada tanggal yang sangat cantik yaitu 12022021, dimana jika dibaca dari kiri maupun dari kanan memiliki urutan angka yang sama dan juga hanya terdiri dari 3 angka berurutan yaitu 012. Tetapi bukan itu alasan sebenarnya sehingga dikatakan istimewa. 

Namun yang menjadikannya lebih istimewa dan berkesan adalah karena pada suasana perayaan Imlek tahun ini kita semua sedang dilanda pandemi Covid-19. Suasana keprihatinan menyelimuti perasaan kita semua.

Kita diminta untuk merenung kembali apa yang sudah kita lakukan untuk dijadikan sebagai bahan introspeksi untuk memperbaiki diri kita agar ke depan menjadi lebih baik lagi.

Tanggal Istimewa Tahun Baru Imlek 12022021 (dokpri)
Tanggal Istimewa Tahun Baru Imlek 12022021 (dokpri)

Selama ini, perayaan Imlek selalu diidentikkan dengan kemeriahan. Menjelang Tahun Baru Imlek biasanya sudah banyak digantung dekorasi lampion dan pernak-pernik hiasan Imlek dan banyak dijual khususnnya di pemukiman Pecinan seperti di Petak Sembilan Glodok dan Mangga Dua. 

Lagu-lagu Imlek pun begitu santer diputar dimana-mana dan juga tarian barongsai banyak dipertunjukkan di mal-mal dan pusat-pusat perbelanjaan.

Begitu juga dengan kesibukan warga keturunan Tionghoa dengan berbagai aktivitasnya untuk menyambut Tahun Baru Imlek di pemukiman perumahan maupun perkampungan yang banyak dihuni oleh orang-orang Tionghoa biasanya sudah semakin kelihatan meriah.

Perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini sangat berbeda jauh. Masyarakat keturunan Tionghoa diminta untuk tetap berada di rumah untuk merayakan Imleknya bersama keluarga dan diharapkan untuk tidak menerima tamu atau berkunjung ke sanak saudara maupun teman-temannya. Bahkan untuk beribadah sekali pun diminta untuk dilakukan di rumah saja atau bisa dilakukan secara virtual.

Namun hal ini tidaklah mengurangi kekhidmatan perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini. Perayaan Imlek tidak selalu harus dirayakan dengan kemeriahan. Justru pada saat-saat seperti sekarang ini, kita semua harus merasa prihatin dan mawas diri. Sangat tepat kiranya seperti yang sudah dihimbau oleh Pemerintah dan tokoh-tokoh umat agama serta tokoh  masyarakat Tionghoa tadi. 

Sebagai warga negara yang baik, kita semua dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi atas setiap aktivitas yang kita lakukan jangan sampai menimbulkan dampak negatif setelah perayaan tersebut.

Semua warga keturunan Tionghoa pasti sudah memahami risiko yang akan diterimanya jika hal itu dilanggar, tentu saja mereka tidak akan melakukannya.

Berdasarkan kalender Lunar, Tahun Baru Imlek tahun ini jatuh pada hari Jum’at tanggal 12 Februari 2021 memasuki tahun 2572 dan disimbolkan dengan shio Kerbau yang memiliki unsur logam.

Mengapa Tahun Baru Imlek dirayakan?

Perayaan Tahun Baru Imlek menandakan perubahan musim memasuki musim semi di Tiongkok. Di taman-taman sudah nampak berbagai jenis bunga yang sudah mulai bermekaran dengan indahnya.

Semua orang di sana akan menyambut festival musim semi tersebut dengan sangat gembira setelah mereka melewati musim dingin dan kini waktunya mereka untuk berkumpul bersama keluarganya dengan susana kehangatan. 

Sama halnya dengan tradisi mudik di Indonesia pada saat perayaan Hari raya Idul Fitri, mereka pun akan mudik ke kampung halamannya untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarga dan handai taulannya.  

Karena mengikuti tradisi leluhurnya maka hampir semua masyarakat keturunan Tionghoa yang tersebar di seluruh penjuru dunia juga ikut merayakannya walaupun memiliki musim yang berbeda dengan di Tiongkok.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Rumah dengan Suasana Keprihatinan | Dokumen Pribadi
Perayaan Tahun Baru Imlek di Rumah dengan Suasana Keprihatinan | Dokumen Pribadi

Siapa yang merayakan Tahun Baru Imlek?

Banyak orang yang salah kaprah mengenai perayaan Tahun Baru Imlek. Ada yang mengira kalau Tahun Baru Imlek adalah salah satu hari raya keagamaan untuk umat agama Khonghucu maupun Budha saja.

Anggapan ini tentu saja tidak sepenuhnya benar walupun kebanyakan umat Khonghucu dan Budha di Indonesia merayakannya. Hal ini dikarenakan sebagian besar pemeluk kedua agama tersebut adalah orang-orang dari keturunan Tionghoa. 

Jadi ini lebih tepat dikatakan bahwa perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan oleh orang-orang keturunan Tionghoa karena tradisi budaya leluhur terlepas apapun agamanya apakah Khonghucu, Budha, Kristen, Katholik, Hindu bahkan Islam pun ada yang merayakannya mengikuti tradisi turun temurun dari nenek moyangnya yang berasal dari daratan Tiongkok tersebut. Walaupun ritual upacara keagamaannya tidak dilakukan seperti yang dilaksanakan oleh umat agama Khonghucu dan Budha.

Sekalipun kenyataannya sebagian besar orang-orang keturunan Tionghoa di Indonesia sekarang ini yang bukan penganut agama Khonghucu dan Budha sudah banyak yang meninggalkan tradisi tersebut dan tidak merayakannya mungkin disebabkan karena mereka menganggap hal itu akan melanggar ketentuan atau akidah dari agama yang diyakininya.

Sebenarnya agama dan tradisi harus dipisahkan, sekalipun kedua-duanya bisa dijalankan secara beriringan. Banyak tradisi Cina yang sangat bagus untuk dijadikan sebagai pedoman hidup kita, baik untuk bisa diterapkan di kehidupan bermasyarakat, bekerja, maupun di keluarga kita. Dan banyak hal-hal yang bernilai positif dan sangat berharga yang juga bisa dipetik maupun diadopsi dari tradisi Cina tersebut untuk dijadikan sebagai akulturasi budaya setempat.

Peradaban kebudayaan Cina sudah berkembang sejak lama ribuan tahun yang lalu, jauh sebelum bangsa-bangsa lain memiliki peradaban budaya. Hingga sekarang ini kita masih bisa melihat peninggalan kebudayaan Cina yang sangat megah seperti Tembok Besar China yang membentang ribuan kilometer, sehingga dikatakan sebagai bangunan terpanjang di dunia dan menjadikannya sebagai 7 keajaiban dunia.

Atau keramik dan porselain yang sangat indah hingga peninggalan buku-buku ilmu filsafat yang memiliki filosofi yang bernilai sangat tinggi seperti Konfusius, Lao Tse, Sun Tzu dan masih banyak lagi lainnya yang telah hidup ribuan tahun silam, namun pemikiran dan ucapan-ucapan mereka masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Hingga tidak salah jika di sebuah Hadist disebutkan juga,”Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri China”  

Makna di balik simbol-simbol perayaan Tahun Baru Imlek

Angpao Imlek | Dokumen Pribadi
Angpao Imlek | Dokumen Pribadi

1. Makna Pemberian Angpao

Pada perayaan Tahun Baru Imlek biasanya anak-anak selalu menunggu pemberian angpao dari orang tuanya atau orang-orang dewasa. Angpao diberikan oleh orang tuanya setelah anak-anak tersebut memberikan salam “Gong-xi” dengan menggegam kedua tangannya di dada dan menggoyang-goyangkannya sambil mengucapkan “Gong xi fat chai” atau “Gong xi xin nian”.

Setelah itu baru diberikan angpaonya yang berisi uang di dalam amplop angpao tersebut. Ini bertujuan agar anak-anak selalu menghormati orang tuanya atau orang yang lebih dituakan.

Tetapi tidak hanya kepada anak-anak saja, pemberian angpao ini pun biasanya juga diberikan oleh anak-anak yang sudah dewasa dan sudah bekerja kepada orang tuanya yang sudah tidak bekerja lagi sambil memberikan salam “Gong-xi” kepada orang tuanya. Hal ini menunjukkan rasa cinta anak terhadap orang tuanya.

Angpao biasa juga diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu atau miskin oleh orang-orang yang hidupnya lebih memiliki keberuntungan.

Makna di balik pemberian angpao ini adalah, berbagi kebahagiaan dan kegembiraan pada saat merayakan Tahun Baru Imlek dan saling mendo’akan agar di Tahun Baru ini bisa mendapatkan keberuntungan yang lebih besar.  

2. Makna Warna Merah dan Kuning Emas.

Warna merah menggambarkan sebuah pengharapan dan semangat untuk menghadapi tahun baru. Juga untuk mengusir kegelapan dan meraih kebahagian di masa-masa yang akan datang. Biasanya mulai dari pakaian yang berwarna merah yang dipakai pada saat Tahun Baru Imlek tersebut hingga kepada hiasan-hiasan di rumah yang didominasi warna merah.

Warna merah juga melambangkan kegembiraan yang berarti jalan ke depan harus dilalui dengan optimisme yang tinggi dan percaya diri serta berani menghadapi rintangan apapun.

Sedangkan untuk warna ‘kuning emas” juga banyak menghiasi pernak-pernik Imlek maupun makanan yang disajikan pada saat merayakan Imlek seperti jeruk, kue lapis legit, bungkus coklat maupun permen hampir semuanya berwarna kuning keemasan.

Warna kuning emas ini sebagai simbol kemakmuran. Mereka selalu berharap akan mendapatkan suatu kemakmuran dalam hidupnya baik sekarang maupun di masa-masa yang akan datang.

3. Ramalan Shio

Pada awal tahun baru biasanya orang-orang Tionghoa banyak yang tertarik untuk melihat peruntunganannya melalui ramalan shio. Di dalam Zodiak Cina dikenal ada 12 shio yang dilambangkan dengan nama-nama binatang bahkan termasuk binatang legenda pun ada, yaitu : Kerbau, Singa, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Tikus.

Tidak hanya itu, shio-shio tersebut selalu disandingkan dengan unsur-unsur atau elemen yang berbeda-beda, ada unsur logam (jin), kayu (mu), air (shui), api (huo), dan tanah (tu). Kesemuanya ini memiliki makna yang berbeda-beda.

Mengapa kebanyakan orang Tionghoa percaya kepada ramalan shio?

Sebenarnya bukan karena mereka percaya kepada ramalan tersebut, tetapi lebih kepada cara mereka untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi di kehidupan mereka.

Jika ramalan itu berupa hal yang positif maka mereka akan lebih bersemangat untuk mencapainya atau ada semacam motivasi yang kuat untuk meraihnya. Dan apabila ramalannya lebih kepada hal yang negatif maka mereka akan lebih berhati-hati untuk menjalani kehidupannya.

Sebagai contoh, jika di ramalan shio tahun ini dia diramalkan akan mengalami kerugian yang besar, maka dia akan lebih berhati-hati sepanjang tahun tersebut terutama dalam hal pengelolaan keuangannya, mungkin pengeluarannya akan lebih berhemat lagi supaya dia tidak mengalami kerugian yang besar.

Jadi itulah makna positif yang bisa diambil di balik ramalan shio.

Makan Malam Tahun Baru Imlek | Dokumen Pribadi
Makan Malam Tahun Baru Imlek | Dokumen Pribadi
4. Makan Malam Bersama Keluarga Besar

Pada malam menjelang Tahun Baru Imlek banyak orang-orang keturunan Tionghoa biasanya berkumpul bersama keluarga besar untuk makan besar bersama. Bisa dilakukan di rumah sendiri atau di rumah orang yang dituakan atau di sebuah restoran. Makanya tidak jarang banyak restoran-restoran Chinese food yang jauh-jauh hari sudah membuat promo paket makan malam perayaan Imlek dan biasanya seminggu sebelum acara makan malam Imlek tersebut sudah penuh di-booking oleh keluarga-keluarga yang ingin makan malam bersama.

Momen makan malam bersama keluarga besar ini, betul-betul dimanfaatkan oleh mereka untuk saling bercerita mengenai pengalaman yang mereka hadapi dan saling bersenda gurau bersama setelah dalam satu tahun mereka memiliki kesibukan masing-masing sehingga tidak sempat untuk berkumpul.

Makna di balik makan malam keluarga besar ini adalah untuk kembali saling merekatkan hubungan kekeluargaan.

Sehubungan dengan pandemi Covid-19 tahun ini, boleh dikatakan sebagian besar restoran-restoran tidak akan diijinkan untuk mengadakan acara makan malam bersama. Bahkan makan malam bersama keluarga di rumah pun hanya akan dilakukan dengan jumlah yang sangat terbatas yaitu hanya untuk anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah saja, artinya tidak akan mengundang sanak keluarga lainnya yang tidak tinggal dalam satu rumah.  

5. Hiasan Lampion

Di rumah-rumah orang Tionghoa menjelang perayaan Imlek biasanya sudah terpasang gantungan lampion-lampion merah di depan rumahnya, lampion tersebut biasanya dipasang dengan lampu di dalamnya.

Tujuan pemasangan lampion selain sebagai hiasan di rumahnya, juga memiliki makna sebagai penerang jalan selama perjalanan hidup dalam tahun-tahun ke depan.

Bahkan di atas jalan-jalan kota yang mayoritas dihuni oleh masyarakat keturunan Tionghoa seperti di Kota Singkawang misalnya, lampion-lampion ini digantung cukup banyak di sepanjang jalan. Dan pada malam hari akan nampak pemandangan lampu-lampu lampion yang sangat indah. Kumpulan lampion-lampion ini memberi simbol sebagai persatuan dan kebersamaan.

Hiasan Bunga Mei Hwa | Dokumen Pribadi
Hiasan Bunga Mei Hwa | Dokumen Pribadi

6. Hiasan Bunga Mei Hwa

Bunga Mei Hwa yang berwarna merah muda biasanya akan mulai bersemi di awal Tahun Baru Imlek, hampir mirip dengan bunga sakura di Jepang yang mulai bersemi pada setiap akhir bulan Maret hingga bulan April.

Nah, karena bunga Mei Hwa ini hanya bersemi pada musim semi maka bunga Mei Hwa ini dijadikan sebagai penanda dimulainya festival musim semi dan akan berakhir pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Atau biasanya disebut sebagai hari “Cap Go Meh” yang menjadi penutup rangkaian festival musim semi.

Di Indonesia, karena tidak memiliki musim yang sama dengan di daratan Tiongkok maka hiasan pohon Mei Hwa diganti dengan pohon bunga Mei Hwa palsu yang terbuat dari plastik tetapi kelihatannya cukup menarik apalagi di pohon Mei Hwa tersebut digantung dengan banyak angpao dan pernak-pernik Imlek yang sangat menarik untuk dilihat.

7. Pertunjukan Tarian Barongsai

Pertunjukan tarian Barongsai dimainkan oleh beberapa orang yang memakai kostum mirip singa dengan diiringi oleh tetabuhan untuk menyelaraskan setiap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh penari barongsai tersebut.

Para pemain tarian barongsai ini harus memiliki keahlian semacam kungfu karena harus meloncat dari tiang yang satu ke tiang lainnya yang cukup tinggi sehingga jika tidak berhati-hati bisa menyebabkan mereka terjatuh dan menimbulkan cidera.

Makna pertunjukan tarian barongsai ini menunjukkan keberanian, kekuatan dan kekompakan. Artinya dalam menjalani kehidupan ini kita harus memiliki keberanian dan kekuatan karena banyak rintangan yang mungkin akan menghalangi jalan hidup kita ke depan, tidak selamanya perjalanan hidup akan berjalan lancar tanpa hambatan.

Sajian Jeruk Santang untuk Perayaan Imlek | Dokumen Pribadi
Sajian Jeruk Santang untuk Perayaan Imlek | Dokumen Pribadi

8. Sajian Jeruk Kuning

Kalau Anda bertamu ke rumah orang-orang Tionghoa yang merayakan Tahun Baru Imlek, biasanya mereka tidak akan pernah lupa untuk menyajikan jeruk mandarin atau jeruk santang yang berwarna kuning.

Penyajian buah jeruk mandarin ini bukan hanya sekedar penyajian buah jeruk saja tetapi memiliki makna tersendiri. Mengapa digunakan jeruk mandarin dan bukan jeruk Pontianak atau jeruk peras yang berwarna hijau?

Selain berwarna kuning, jeruk mandarin atau jeruk santang juga memiliki rasa yang manis. Sehingga penyajian buah jeruk berwarna kuning ini memiliki arti sebagai penanda kemakmuran dan berharap bisa mendapatkan hal-hal yang terbaik dalam perjalanan hidup mereka ke depan.

9. Membakar Petasan

Malam penyambutan Tahun Baru Imlek biasanya ditandai dengan perayaan kembang api dan bunyi-bunyi petasan. Tidak hanya itu saja, pada saat upacara persembahyangan leluhur, banyak pula orang-orang Tionghoa membakar petasan.

Apa maksud di balik pembakaran petasan ini?

Dalam tradisi Cina, pembakaran petasan diartikan sebagai pengusiran makhluk-makhluk halus dan berbagai bentuk kejahatan. Dalam perjalanan hidup ini, kita kadangkala tidak bisa menghindari adanya orang-orang yang tidak menyukai kita bahkan ada yang memiliki niat yang jahat terhadap kita. Bisa jadi niat jahat itu pun datang dari dalam diri kita sendiri, sehingga perlu untuk dibuang jauh-jauh.

Mengapa orang-orang keturunan Tionghoa memiliki semangat yang sangat kuat untuk meraih kemajuan dan kesuksesan, karena sejak kecil sebagian besar sudah ditanamkan sikap kemandirian oleh orang tuanya

Saya sendiri adalah keturunan Tionghoa maka sedikit banyaknya saya cukup memahami filosofi-filosofi dari tradisi Cina yang secara turun-temurun diajarkan melalui praktek-praktek dan ucapan-ucapan orang tua dari generasi ke generasi berikutnya. Di samping itu kita juga bisa mendapatkannya melalui berbagai referensi buku-buku dan sumber-sumber dari internet.

Pesan moral yang bisa dipetik dari perayaan Tahun Baru Imlek tahun 2021 ini adalah, "Di tengah keprihatinan akibat pandemi Covid-19 saat ini, kita semua diminta untuk selalu mawas diri, memupuk tali persaudaraan dan tetap semangat serta memiliki optimisme yang tinggi untuk menghadapi perjalanan hidup ke depan"

Pada kesempatan ini tak lupa saya mengucapkan “Gong xi fa chai” kepada saudara-saudaraku semua yang merayakan Tahun Baru Imlek semoga Tahun Baru Kerbau Logam dapat mengantarkan harapan, impian dan inspirasi baru bagi setiap orang. Selamat melewati tahun baru dengan baik semoga semua masalah dimudahkan dan berjalan seperti yang diinginkan.

“Selamat merayakan Tahun Baru Imlek 2572!”(***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun