Harganya pun bisa ditawar mirip kalau kita berbelanja di Pasar Mangga Dua atau di Pasar Tanah Abang. Boleh dibilang barang-barang yang dijual di E-Shed Market ini harganya relatif murah dibandingkan di tempat-tempat lainnya.
Bu Ade ini ternyata memiliki 2 kios yang saling berhadapan sehingga menjadikannya sebagai toko oleh-oleh terbesar di E-Shed Market tersebut. Untuk informasi, E-Shed Market ini hanya dibuka pada hari-hari weekend atau hari Jum’at hingga Minggu saja, artinya jika Anda ke sana pada hari Senin hingga Kamis maka dipastikan Anda tidak bisa berbelanja di sini.
Sebagai tambahan dari tulisan saya mengenai kota Perth ini bahwa ada salah seorang pengusaha tempe yang sudah cukup sukses mengeluti bisnis yang berbahan baku kacang kedelai ini di kota Perth yang dimiliki oleh salah seorang diaspora Indonesia bernama Bu Erla Tiara.
Produk tempe yang dibuat oleh Bu Erla Tiara ini sudah masuk di banyak toko di wilayah Australia Barat dengan merk dagang “Juragan Tempe”.
Kebetulan pada saat kunjungan saya di Perth tahun lalu saya sempat berfoto di depan kendaraannya yang juga menggunakan plat nomor TEMPE. Perjuangan Bu Erla Tiara di negeri orang sudah membuahkan hasil dan sangat memberikan inspirasi bagi kita semua.
Sampai jumpa di perjalanan saya berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H