Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalan-jalan di Pantai-pantai Nan Eksotik di Bangka Belitung

4 November 2020   08:00 Diperbarui: 6 November 2020   14:33 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Pulau Batu Berlayar, Belitung

Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan propinsi ke-31 dari deretan nama-nama propinsi yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Propinsi ini belum lama berdiri yaitu pada tahun 2001, sebelumnya masih tergabung ke dalam Propinsi Sumatera Selatan. Dua pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung dijadikan nama dari propinsi ini walaupun sebenarnya ada ratusan pulau-pulau kecil lainnya yang berada di seputaran kedua pulau besar ini. 

Pulau Bangka dan Pulau Belitung ini dikenal juga dengan nama Pulau Timah karena banyak sekali penambangan pasir timah baik yang dilakukan oleh PT Timah yang sudah memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) maupun perusahaan-perusahaan perorangan yang tidak berizin ikut mengeruk hasil bumi tanpa memperdulikan dampak terhadap kerusakan lingkungan.

Namun di kedua pulau ini juga banyak menyimpan keindahan panorama alam yang sangat menawan terutama panorama pantai yang sangat eksotik dengan pasir putih halus yang berkilau dan susunan batu granit yang besar menambah keindahan yang tiada taranya yang tidak dijumpai di pantai-pantai lainnya yang ada di Indonesia. 

Tempat-tempat wisata disinipun sangat mudah dijangkau baik melalui transportasi udara, darat maupun laut sedangkan tempat-tempat penginapan seperti hotel, cottage dan bungalow juga cukup banyak dijumpai dengan harga yang cukup murah. 

Selain wisata alam, kitapun bisa ikut menikmati wisata kuliner khas Bangka Belitung dengan aneka jenis masakan laut (seafood) dan makanan khas pulau Bangka dan Belitung lainnya seperti martabak, bakmie, warung kopi dan berbagai jenis penganan khas lainnya yang akan menambah kenikmatan perjalanan anda.

Menjelajahi Pulau Belitung

Saya memulai perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Tanjung Pandan di Pulau Belitung dengan menggunakan maskapai Lion Air dengan hanya memakan waktu sekitar 1 jam saja. 

Selain dengan maskapai Lion Air, masih cukup banyak penerbangan lainnya yang berangkat dari Jakarta menuju Tanjung Pandan, Anda bisa memilih untuk terbang menggunakan maskapai Citilink, Sriwijaya ataupun NAM Air. 

Dari Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan saya langsung menuju ke hotel Golden Tulip Essential di daerah Pantai Tanjung Pendam. Saya memilih hotel ini karena letaknya dekat dengan bandara dan lokasinyapun cukup ramai, banyak hotel-hotel mulai kelas Melati hingga hotel berbintang 4 ada di sini. 

Untuk transportasi selama di Belitung saya menggunakan mobil sewa Avanza yang harganya juga relatif sangat murah sekitar 500 ribu Rupiah per hari sudah termasuk dengan sopir dan bahan bakarnya walaupun sebenarnya kita bisa juga menyewa mobilnya saja tanpa sopir dengan harga yang lebih murah hanya 350 ribu Rupiah per hari.

Setelah check in di hotel, kemudian saya mengajak sopir untuk mencari makanan khas Belitung dan oleh sopir saya disarankan untuk mencoba mencicipi mie khas Belitung. 

Kami berhenti di warung Mie Belitung Atep yang berada di Jl. Sriwijaya tidak terlalu jauh dari hotel kami menginap. Kekhasan Mie Belitung ini terletak pada kuahnya yang dibuat dari kaldu udang yang terasa gurih agak sedikit terasa manis, juga diberikan topping beberapa udang rebus dan irisan mentimun. Setelah perut terasa kenyang kamipun meneruskan perjalanan ke arah Timur yaitu ke Kota Manggar, Ibukota Belitung Timur.

Kalau Anda pernah menonton film Laskar Pelangi, mungkin Anda masih ingat dengan sebuah Sekolah Dasar yang dibangun dari kayu dengan kondisi bangunan yang sudah tidak kokoh lagi yaitu SD Muhammadiyah Laskar Pelangi di desa Gantung. 

Di kota Manggar ini juga ada dibuat replikanya dan Anda juga bisa melihat langsung Museum Kata Andrea Hirata serta Rumah Ahok yang juga berada di desa Gantung yang saat ini sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Belitung Timur. 

Di sini juga ada beberapa pantai dengan dihiasi pemandangan perahu nelayan yang cukup menarik yang bisa Anda lihat di Kabupaten Belitung Timur ini.    

Sore harinya kami kembali lagi ke kota Tanjung Pandan untuk menikmati sunset di Tanjung Pendam yang letaknya tidak terlalu jauh di belakang hotel tempat kami menginap. 

Matahari mulai memasuki peraduannya dengan memancarkan warna keemasannya dan dipantulkan oleh air laut yang nampak jernih berkilau seolah saat itu kami sedang dihadiahi sebuah pemandangan kemilau emas di ujung cakrawala. Sungguh nampak indah sekali.

Dokpri. Sunset Di Tanjung Pendam, Belitung
Dokpri. Sunset Di Tanjung Pendam, Belitung

Wisata Air Di Pulau-Pulau Kecil di Sekitar Pulau Belitung

Keesokan harinya kamipun menuju Pantai Kelayang dan dari pantai ini pulalah kami memulai petualangan menjelajahi pulau-pulau kecil nan indah dengan naik perahu yang kami sewa. 

Harga sewa perahu inipun tidak terlalu mahal hanya sekitar 500 ribu Rupiah sudah termasuk gratis 1 kali makan siang. Kamipun kemudian dibawa dengan perahu untuk diturunkan di beberapa pulau seperti Pulau Kepayang, Pulau Lengkuas, Pulau Pasir, Batu Layar, Pulau Garuda dan Pulau Kelayang. 

Masing-masing pulau mempunyai kekhasannya tersendiri, seperti pulau Lengkuas, di sana terdapat bangunan Mercusuar yang cukup tinggi bekas peninggalan Belanda dulu, Pulau Batu Layar dimana gugusan batunya berdiri tegak seperti kain perahu layar, Pulau Garuda dimana terdapat batu-batu besar menjulang menyerupai kepala seekor burung garuda dan Pulau Pasir dimana terdapat gundukan pasir putih di tengah laut dan di sana kita bisa memegang hewan bintang laut yang berukuran besar yang banyak terdapat di pinggir pantai pasir putih tersebut. Dan demi keamanan selama di laut, kami semua memakai baju pelampung (lifevest) yang sudah disiapkan di masing-masing perahu yang disewa.

Masih terkait dengan film Laskar Pelangi, tentunya Anda masih ingat dengan pantai-pantai yang menjadi tempat lokasi shooting di film tersebut karena berkat film Laskar Pelangi inilah, Pulau Belitung banyak dikenal orang karena keindahan alamnya. Sehingga pantai tempat lokasi shooting film tersebut dinamai Pantai Laskar Pelangi. 

Seperti yang disaksikan di film tersebut pantai ini terdiri dari batu-batuan granit yang besar dan anda bisa melompat dari satu batu ke batu lainnya atau bisa juga dijadikan tempat untuk duduk bersantai dengan orang yang terkasih sambil menantap laut biru yang jernih untuk menambah suasana menjadi lebih romantis. 

Berbagai macam bentuk batu terhampar di sana, batu berbentuk Bakpao bulat raksasa juga ada di sana. Biasanya di hari-hari libur banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan yang datang dari luar pulau Belitung atau kadang-kadang dijadikan tempat gathering oleh karyawan dari perusahaan-perusahan dari Jakarta.

Dokpri. Batu Bakpao Di Pantai Laskar Pelangi, Belitung
Dokpri. Batu Bakpao Di Pantai Laskar Pelangi, Belitung

Selain itu masih banyak pantai-pantai lainnya yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi seperti : Pantai Penyabong, Pantai Bukit Perahu, Pantai Burung Mandi, Pantai Nyiur Melambai dan masih banyak lagi lainnya yang sayang untuk dilewati.

Terbang Ke Pulau Bangka

Setelah puas menjelajahi keindahan Pulau Belitung selama 3 hari, kamipun meneruskan untuk menjelajahi pulau berikutnya yang tidak kalah menariknya yaitu Pulau Bangka. 

Dari Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan sekitar pukul 10:00 pagi kamipun terbang menggunakan pesawat Wing Air menuju Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Bangka. 

Hanya memakan waktu sekitar 30 menit kamipun tiba di Pulau Bangka, bandaranya cukup besar dan bagus karena belum lama dibangun, ternyata baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu tepatnya pada tanggal 14 Maret 2019 yang lalu.

Pulau Bangka adalah tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan, namun seiring dengan perjalanannya waktu saya harus berpindah ke beberapa kota seperti Jakarta dan Tangerang dan terakhir sayapun harus menentukan pilihan untuk menetap. 

Saat ini karena tuntutan pekerjaan sayapun harus menetap di Kota Minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun setiap tahunnya saya tetap kembali ke Pulau Bangka mengunjungi orang tua dan kerabat yang masih banyak tinggal di sana. 

Terus terang saya sangat suka sekali dengan suasana hidup di Pulau Bangka selain pemandangan alam pantainya yang indah juga kulinernya yang sangat enak di lidah, apalagi karena saya sedari kecil sudah merasakan nikmatnya masakan Bangka.

Pangkal Pinang merupakan Ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga merupakan pusat kegiatan bisnis di Pulau Bangka. Banyak hotel-hotel yang lumayan besar yang dibangun di pusat kota Pangkal Pinang sehingga memudahkan wisatawan dari luar Pulau Bangka maupun luar negeri untuk menginap di sana. 

Pantai yang terdekat dengan Kota Pangkal Pinang adalah Pantai Pasir Padi. Pantai dengan pasir putihnya yang bersih dan air lautnya yang jernih sangat enak untuk dinikmati. 

Di sepanjang pantai ini banyak berdiri rumah-rumah makan, Anda bisa memilihnya sesuai dengan selera atau Anda bisa menikmati hidangan seafood di Restoran Aroma Laut di Pantai Pasir Padi ini.

Berjarak sekitar 60 km ke arah Selatan Kota Pangkal Pinang, kita akan sampai di Kota Kabupaten Bangka Tengah yaitu kota Koba. Di kota Koba ini beberapa tahun yang lalu terdapat tambang timah terbesar kedua yang pernah ada di pulau Bangka yang dikelola oleh PT Kobatin yaitu perusahaan joint venture antara Pemerintahan Indonesia dengan Australia dan saya sempat juga bekerja di sana pada sekitar tahun 1987 hingga tahun 1993. Pada tahun-tahun 1980-an merupakan puncak kejayaan PT Kobatin kala itu. 

Namun setelah tahun 2000-an PT Kobatin dikabarkan sudah ditutup karena tidak diperpanjang lagi izinnya. Di samping tambang timah juga terdapat tambang kaolin yang dikelola oleh perusahaan lokal di daerah Koba tersebut. 

Salah satu peninggalan bekas galian tambang kaolin yang terletak di Desa Airbara yang tidak jauh dari kota Koba, saat ini menjadi salah satu objek tujuan wisata alam yang layak dikunjungi oleh para wisatawan berupa danau dwiwarna yang berwarna biru dan hijau yang letaknya bersebelahan.

Dokpri. Danau Kaolin Di Desa Airbara Koba, Bangka
Dokpri. Danau Kaolin Di Desa Airbara Koba, Bangka

Perjalanan berikutnya dilanjutkan menuju Kota Sungailiat, 30 km ke arah Utara Kota Pangkal Pinang. Di Kota Sungailiat ini banyak terdapat pantai-pantai yang sangat indah. 

Dulu sewaktu saya masih bersekolah dari SD hingga SMA di kota Sungailiat ini, saya sering bermain-main di pinggir pantai karena tidak terlalu jauh jaraknya dari rumah tempat saya tinggal. 

Saya tinggal di satu desa kecil bernama Hakok, letaknya hanya sekitar 5 km dari Pantai Batu Bedaun, di sana saat ini sudah dibangun hotel dan restoran. 

Setiapkali kembali ke kampung halaman saya ini, saya tidak pernah melewatkan untuk mengunjungi pantai ini karena banyak kenangan indah yang pernah terukir disini.

Tidak jauh dari Pantai Batu Bedaun terdapat Pantai Tongaci Kualo dan Pantai Parai Tenggiri. Di Pantai Parai Tenggiri ini sudah ada resort yang dibangun yaitu Parai Beach Hotel and Resort dengan view pemandangan bebatuan granit yang besar berjajar yang ikut menghiasi panorama pantai, ditambah lagi dengan kolam renang yang dibangun di pinggir pantainya. 

Saya masih teringat, dimana sebelum berdirinya resort ini dulunya saya bersama teman-teman sering camping di pinggir pantai ini namun sekarang sudah tidak dibolehkan lagi karena sudah ada hotel di sini.

Bersebelahan dengan Pantai Parai Tenggiri ini yang berjarak sekitar hanya 2 km terdapat Pantai Matras dengan pantainya yang landai dan pasir putih yang halus sangat mempesona mata untuk selalu memandangnya. 

Pantainya yang panjang dengan laut yang biru bersih serta dipenghujung pantai sebelah kanan terdapat banyak bebatuan besar yang seperti tertata rapi menambah keindahan pantai Matras ini. 

Beberapa perahu nelayan juga masih ada yang merapat ke pantai dan kita bisa membeli langsung hasil tangkapan nelayan yang masih segar seperti ikan, cumi-cumi dan udang untuk dibakar di pinggir pantai.

Di sana kita juga bisa menyewa gazebo-gazebo kecil yang banyak berdiri di sepanjang pantai Matras ini untuk kita bersantai sambil menikmati ikan dan cumi bakar.  

Dokpri. Pantai Matras Di Sungailiat, Bangka
Dokpri. Pantai Matras Di Sungailiat, Bangka

Sekitar 15 km dari Pantai Matras, kita juga bisa berjalan-jalan atau menginap di hotel yang tidak kalah menariknya yaitu di Pantai Tanjung Pesona. Hotel Tanjung Pesona ini terletak di Jalan Pantai Rebo Sungailiat. Terdapat banyak kamar-kamar penginapan yang menghadap ke laut dan juga ada restoran untuk kita bisa menikmati makan malam dan bersantai.

Selain suasana pantai, kitapun bisa menikmati suasana lainnya yaitu pemandangan bangunan-bangunan rumah ibadah untuk umat Buddha dan Konghucu berupa bangunan yang dinamai Pagoda Nusantara yang cukup besar dan begitu indah serasa kita berada di negeri Tirai Bambu. 

Dari depan halaman bangunan Pagoda Nusantara ini kita bisa melihat pemandangan Pantai Tikus yang sangat indah. Dan rencananya di lokasi ini pula nantinya akan dibangun bangunan rumah-rumah ibadah lainnya yang saling berdekatan seperti masjid, gereja, pura dan bangunan tempat ibadah lainnya seperti halnya di Bukit Kasih yang ada di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Di area sekitar ini banyak sekali terdapat pantai-pantai indah yang melingkari Kota Sungailiat ini yang sayang untuk dilewati seperti Pantai Rambak, Pantai Tikus Emas, Pantai Rebo, Pantai Takari, Pantai Mang Kalok, Pantai Teluk Uber dan lain-lannya.

Dokpri. Pelangi Di Pantai Rambak, Sungailiat, Bangka
Dokpri. Pelangi Di Pantai Rambak, Sungailiat, Bangka

Makan Otak-Otak Di Belinyu

Berjarak hanya sekitar 50 km ke arah Utara dari Kota Sungailiat dengan memakan waktu hanya sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil, kita akan tiba di Kota Belinyu. 

Selain dengan pemandangan pantainya yang indah, di sini juga sangat terkenal dengan makanan cemilan otak-otak yang terbuat dari ikan tenggiri dengan tepung sagu dibungkus dengan daun pisang kemudian dibakar di atas bara api sehingga menimbulkan aroma harum daun pisang tersebut. 

Apalagi dimakan dengan cocolan saos terasi yang pedas dan perasan air jeruk kunci (jeruk sambal) menambah kenikmatan untuk makan otak-otak tersebut.

Di kota Belinyu kami sempat mengunjungi Pulau Putri dengan menaiki perahu yang memang sudah disiapkan untuk mengantar jemput wisatawan yang akan mengunjungi Pulau Putri tersebut yang berangkat dari Pantai Penyusuk. 

Pulau Putri tersebut sebenarnya tidaklah terlalu luas hanya sekitar 1000 km2 tetapi pemandangan alamnya masih alami dengan bebatuan granit besar dan air lautnya yang jernih sangat bagus untuk snorkling melihat ikan-ikan kecil yang berenang di bawah laut.

Selain di Pulau Putri dan Pantai Penyusuk Andapun bisa menikmati keindahan alam lainnya yang ada di Kota Belinyu ini seperti Pantai Romodong, Pantai Batu Dinding, Phak Kak Liang dan beberapa objek wisata lainnya.

Oleh-Oleh Khas Pulau Bangka

Kalau Anda sudah berkunjung ke Pulau Bangka jangan lupa untuk menenteng pulang oleh-oleh khas Bangka seperti : Kemplang Ikan Tenggiri (Amplang), Getas, Otak-Otak Ikan Tenggiri, Kerupuk Siput Gunggung, Abon Ikan Tenggiri, Kue Rintak dan banyak lagi oleh-oleh khas Bangka lainnya yang Anda bisa beli di toko oleh-oleh di sepanjang pasar Kota Sungailiat atau di Kota Pangkal Pinang sebelum memasuki Bandara Depati Amir. 

Atau jika Anda kelupaan untuk membelinya, Anda juga bisa mendapatkannya di toko oleh-oleh di dalam Bandara walaupun pilihannya mungkin tidak terlalu banyak dan harganyapun mungkin sedikit lebih mahal dibandingkan dengan membeli langsung di toko oleh-oleh di sepanjang jalan kota Sungailiat dan Pangkal Pinang.

Selamat bersiap-siap untuk berlibur di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, dan jangan lupa untuk berhati-hati dan selalu menjaga kesehatan Anda di tengah pandemi Covid-19 ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun