Mohon tunggu...
Iffah Rasyadah Karimah
Iffah Rasyadah Karimah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah, Adaptasi, dan Pemanfaatan Kaktus sebagai Tanaman Hias dan Sumber Pangan

10 September 2024   10:31 Diperbarui: 10 September 2024   10:33 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.pinterest.com/deniselaskow

Penemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa menemukan Dunia Baru. Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las Indias. 

Penulis buku tersebut, Hernandez de Oviedo y Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan buah yang unik. Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah. Genus kaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah Melocactus. Seorang botaniawan asal Swedia, Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani kaktos. Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri.

Kaktus merupakan jenis tanaman yang mampu hidup di kondisi  lingkungan panas, kering, dan kurang air. Habitat asli kaktus adalah di gurun  pasir, sehingga mengharuskan kaktus beradaptasi dengan lingkungannya agar  bisa bertahan hidup. Cara kaktus beradaptasi adalah dengan memiliki daun   yang berbentuk duri untuk mengurangi penguapan, memiliki batang berlapis lilin untuk mempertahankan kadar air, memiliki batang yang tersusun oleh  jaringan spon untuk menyimpan cadangan air, serta memiliki akar yang sangat  panjang dan tersebar di tanah untuk menyerap air dan unsur hara.  

Tanaman kaktus kaya bentuk dan warna, mempunyai daya tarik sebagai flora hias yang eksklusif. Ada kaktus yang berbentuk bulat, bulat panjang, bola,  pagoda, sanggul, tugu, telinga kelinci, dan lain-lain. Ada pula kaktus yang bergerombol mirip karang atau bukit serta variasi bentuk alami lainnya.

id.pinterest.com/deniselaskow
id.pinterest.com/deniselaskow

Bentuk-bentuk kaktus mulai diperdagangkan sebagai tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Tanaman kaktus memiliki sistem perakaran tunggang, akar cabang, dan akar rambut. Ada pula akar yang bersifat epifit menempel pada batu karang atau pohon lain. Akar kaktus tahan terhadap kekeringan. Batang tanaman memiliki ragam yang bervariasi dan bisa menyimpan cadangan air dalam volume yang cukup banyak. Air disimpan dalam bentuk lendir sehingga tidak mudah menguap.

Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap herbivora.

Kaktus merupakan salah satu tanaman yang telah banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias. Keindahan dan keunikan bentuk kaktus membuat manusia memanfaatkannya sebagai tanaman hias yang dipajang di rumah- rumah atau ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias. Keunikan kaktus sebagai tanaman hias terletak pada bentuknya yang beragam, sementara kaktus totol (Opuntia microdays) diminati karena bentuknya menyerupai boneka manusia, berbatang pendek, dan berbentuk bukat telur. Kaktus pagoda (Gmnocalycium hosseiy) digemari karena bentuknya unik, seperti bola, pada bagian tepinya terdapat duri-duri yang tajam tapi lunak

Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai. Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan. 

Dulunya, spesies kaktus Carnegiea gigantea dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Acanthocereus tetragonus, Wijaya Kusuma, Cereus jamacaru dan beberapa spesies lainnya dijadikan sebagai tanaman Hias baik Tanaman hias dalam ruangan maupun luar ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun