"Jadi, lelaki itu tak benar-benar berusaha, Nek? " desak Yoga.
"Ya, begitulah, Nak." jawabnya.
                      ***
Sebelum bertemu Yoga. Tepatnya dua tahun sebelumnya, Elly pernah menjalin hubungan serius dengan seorang pemuda. Namun ketika Elly hendak dilamar oleh pemuda itu, kedua orang tuanya menyarankan agar hendaknya Elly berpikir jernih lagi untuk menerima lamaran itu.
     Dan pada sewaktu siang, Ria, salah seorang sahabat dekat Elly mengabarkan berita yang sangat menusuk hati Elly. Seorang perempuan yang mengaku Bibi dari pemuda itu, menggunjingkan Elly kepadanya.
"Perempuan itu tak tahu malu, Bu. Mengelabui keponakan saya dengan kata-kata cinta. Dan begitu bodohnya keponakan saya, terpikat rayuan janda itu." cemoohnya.
     Elly yang mendengar perkataan itu melalui Ria, tak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya dapat menahan beribu bulir airmata. Bahkan sesak di dadanya membuatnya pucat dan mati kutu. Wajahnya tertampar telak oleh kata-kata yang di lontarkan perempuan tua itu. Maka sejak itulah, Elly kembali menutup hatinya dari cinta. Ia menganggap dirinya tak layak dicintai atau mencintai. Dan bagi Yoga yang mendengar cerita itu, membuatnya semakin tertantang untuk membuka hati Elly. Ia berpikir, seandainya saja ia bertemu Elly sebelum pemuda itu, mungkin keadaan Elly tak kan sepuruk itu.
      Dan jika kalian membuat rumit cinta, maka cinta tidak akan pernah pergi begitu saja. Sebab cinta lebih memahami hidup dari pada kalian menerima kehidupan yang kalian pahami. [ ]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H