Di tengah keramaian demonstran, Jagad menghembuskan nafas terakhirnya, tepat di pangkuanku bersama bebulir airmata perjuangannya. Seandainya saja hari itu aku dapat menahan agar ia tak mengikuti demonstrasi bersama barisan mahasiswa dari seluruh daerah, maka sudah pasti tragedi yang menimpanya tak 'kan terjadi.
"Kelak, aku akan menjadi presiden yang adil, Arif." tegasnya.
Begitulah semangat yang ia bawa hingga ke liang kuburnya. Berulang kali ia selalu mengatakan itu dengan berapi-api. Padahal yang aku tahu, sampai mana pun kita tak kan pernah sanggup memperbaiki sebuah sistem, bila semua yang menjalankan sistem itu tak beritikad baik.
"Ah, sanggupkah kita melakukannya sendirian?" kuhela nafas panjang. Semua idealisme yang diucapkannya kerap terngiang di telingaku.
Diterik siang itu kulihat sebuah fatamorgana merah di depan teralis megah gerbang istana Negara. Dengan lantang Jagad berteriak melalui pengeras suara yang dicengkeramnya, penuh semangat juang.
"Kita harus menuntut hak-hak kita! Seperti yang telah dijanjikan Bapak Presiden, saat ia berkampanye dulu." lantangnya, sambil menunjuk ke arah istana Negara.
Orasinya menyihir seluruh massa demonstran yang hadir di sana. Aku berdiri tepat di sampingnya. Ya, hari itu adalah hari terakhirku bersamanya. Kini Jagad telah pergi membawa kebanggaan atas apa yang telah ia diperjuangkannya.
Setidak - tidaknya perjuangannya adalah sebuah keberanian menggugat ketidakadilan di Negara ini. Kami semua bangga terhadap apa yang telah diperjuangkannya. Kelak akan ada satu peluang mewujudkan cita-citanya agar negeri ini menjadi negeri yang bersih dari tangan-tangan koruptor.
         ***
Jagad, andai saja kita masih tetap bersama-sama, tentu saat ini kita sudah dapat hidup layak, atau mungkin berkeluarga? Atau mungkin sedang menyelesaikan tesis bersama-sama, di sebuah rumah yang jauh dari keramaian. Sesekali kita melakukan perjalanan untuk penelitian.
Seperti saat ini, aku sedang melakukan penelitian tentang keadaan perekonomian di kota kecil, untuk menyelesaikan tesisku. Aku juga membuat beberapa artikel untuk surat kabar. Seandainya kau tahu, kawan, kemiskinan benar-benar telah menggurita.