Mohon tunggu...
Ifa Hikmah
Ifa Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Salah satu mahasiswa di Semarang yang suka dengan membaca, menulis, dan tertarik dengan desain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Menunggu dalam Diam

26 Maret 2022   21:23 Diperbarui: 26 Maret 2022   21:35 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu (unplash.com)

Sajak Menunggu Dalam Diam

Ifa Wasiatun Hikmah


Haruskah kutulis sebuah sajak tentang dramatisnya sebuah perpisahan. Tak lama lagi cerita ini akan bermula. Haruskah ada puisi? Ataukah  elegi yang mendayu dayu? 

Aku tak terlalu peduli apa kau merasakannya. Rasa takut kehilangan yang tiba-tiba. Ah bukankah rasa kehilangan cuma milik orang-orang yang memiliki? Lantas mengapa harus takut? Andai aku tau jawabannya. Andai aku tahu pada siapa harus bertanya, selain pada diri sendiri yang tak tau jawabannya: miris. Tidak apa.

Hidup ini penuh duri yang mau tak mau harus dilewati. Tuhan menciptakan kebahagiaan yang rela tak rela kita tunda. Tak perlu menangis. Apalagi tersedu. Memang, terkadang kita butuh waktu. Menguatkan iman memintal dan merajutnya. Hingga tiada yang bisa memutuskannya kecuali Sang Kuasa. 

Maka mari saling nenunggu, tanpa perlu berketuk pintu. Aku menunggu, kamu menunggu. Meski terkadang menunggu menyeret ke titik kata jenuh dan rindu. Tapi, adakah yang lebih indah dan syahdu dari dua jiwa yang saling menunggu? Tak saling menyapa, tapi diam-diam mengucap nama dalam doa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun