Mohon tunggu...
Ifathya Farah Azhari
Ifathya Farah Azhari Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - @ifathyafa

"Talk less, do more"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Life is Choice

13 Oktober 2019   19:44 Diperbarui: 13 Oktober 2019   19:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diperjalanan mereka sedang asyik mengobrol, aku dengar dengar sih ngomongin bahwa Agnes udah positif, positif itu lah hehe. "Eh Lun kata nya ini isian, diteken keras" kata Agnes sembari mengusap usap perutnya.

Astaga apakah dia gak malu apa cerita gitu padahal ada aku, temannya Luna yang belum terlalu saling kenal? Lalu akhirnya sampailah dipangkalan ojeg itu. "Aku pulang dulu yaa" ucapku sembari melambaikan tangan. "Hati hati" teriak Luna sambil menyunggingkan senyum manisnya.

Berminggu minggu telah berlalu, di sekolah kadang aku dan Luna membahas soal Agnes yang yahh begitulah. Tapi sudah kurang lebih 2 minggu Luna gak masuk, katanya dia ke rumah papahnya di Bandung. Memang sih dia sering tidak sekolah tanpa ada surat atau pemberitahuan bahwa dia sakit atu ada acara. 

"Eh si Luna tuh udh alfa 2 minggu, kan alesannya ke papahnya, padahal di Bandung dia cuma seminggu, ngapain coba ga sekolah, padahal kan udah pulang dari orang tuanya." Ujar seksi absensi di kelas, tuh kemana pula anak itu. Bukan hanya absen yang tertinggal, pasti pelajaranpun tertinggal jauh. Hadeuhh... Nanti akan kutanyakan tentang hal ini saat dia masuk.

Kenaikan kelaspun tiba, semua murid berbondong bondong untuk melihat mading yang bertuliskan nama nam siswa beserta kelas barunya, ya setiap kenaikan kelas, disini kelas kami akan selalu diacak. Aku menemukan namaku terdaftar di kelas unggulan, ugh aku ga yakin itu aku. Dan Luna masih mencari namanya dengan muka cemas.

"Ada nggak?" Tanyaku padanya, "uhm aku masuk kelas D" ucapnya. Setelah itu kita berbaris sesuai kelas baru kami. Karna kelasku dan Luna berbeda, jadi kita gak barengan lagi deh.

Setelah pembagian kelas itu, aku tak pernah lihat dia lagi. Kemana anak itu? Sombongnya.
Aku bertanya pada temanku yang anak kelas D "Eh kamu sekelas sama Luna kan?"

"Luna? Enggak Ley, dia ga naik, dia masuk kelas 8D." Ucap temanku itu. "Kasian ya dia, tapi itu memang salahnya sendiri, dia jarang masuk sekolah." Lanjutnya.

Dari situ kamu sudah tidak ada kontak lagi, ibuku pun bercerita saat pembagian rapot, wali kelasku berkata ada beberapa anak yang tidak naik kelas, dan termasuk saty anak perempuan. Ibuku yang kenal dengan mamahnya Luna melihat reaksi wajahnya yang langsung menahan malu dikala itu. Kasihan sekali, pasti ia malu sekaligus tidak tau harus bagaimana.

Aku sudah tidak melihatnya lagi, ternyata kata temanku dia pindah sekolah. Semoga dia tidak mengulagi kesalahannya lagi, dan bisa membatasi pergaulannya.

Suatu hari aku mencoba men-inbox Luna
"Hi Lun, dimana lu sekarang? Pindah ga bilang bilang yaa"
Esoknya dia baru membalas
"Eh Ley, haii. Iya nih maaf yaa, sekarang aku di Bandung sama papah."
Aku tersenyum, masih ingat aku dia
"Widih anak kota nih yaa"
Dan percakapanpun berlanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun