Mohon tunggu...
Ifan Rohimanto
Ifan Rohimanto Mohon Tunggu... Editor - Editor Video

Dosen videografi dan editor video yang suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makan Rame-Rame di Restoran, Perlukah Reservasi?

16 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 16 Oktober 2024   16:37 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan rame-rame bareng keluarga atau teman-teman, terkadang jadi momen yang ditunggu-tunggu. Rasa kekeluargaan, tawa cerita, dan humor-humor yang lucu hingga tidak lucu, tumpah ruah di meja restoran. Namun, sebelum mencapai titik itu, timbul pertanyaan, "haruskah restorannya direservasi dulu?"

Mungkin ketika dihadapkan dengan pertanyaan tersebut, banyak orang yang dengan lantang menjawab, "HARUS!". Padahal restoran mana yang dituju, belum jelas, berapa orang yang akan ikut makan, juga belum tentu.

Perlu tidaknya reservasi tidak hanya bergantung pada jumlah orang atau waktu makan, namun bergantung pula pada restoran. Sun Journal menuliskan bahwa tidak semua restoran menerima reservasi, terutama restoran kasual. Ketika ingin makan di restoran, perlu disesuaikan jenis makanannya dan tingkat formalitas sebuah restoran.

Sebagai contoh, tidak mungkin 'kan kedai street food perlu reservasi? Berbeda dengan fine dining, yang memang membutuhkan reservasi 2 hari atau seminggu sebelumnya. Contoh lainnya, jarang sekali warung soto membuka reservasi, bahkan kuliner Sate Ratu yang sangat ramai saja tidak menerima reservasi walau dalam grup besar.

Suasana di Sate Ratu / Foto: Instagram.com/Sateratu
Suasana di Sate Ratu / Foto: Instagram.com/Sateratu

Hal ini cukup unik, mengingat waiting list Sate Ratu selalu penuh, baik di hari biasa maupun weekend. Budi Seputro, owner Sate Ratu, mengatakan bahwa Sate Ratu tidak menerima reservasi, grup kecil maupun grup besar. Hal ini disampaikan karena pengalaman Budi mengenai reservasi, kurang mengenakkan.

"Kami harus membersihkan dan mengosongkan meja maksimal setengah jam sebelum tamu datang. Mana mungkin 'kan, tamu datang, meja belum siap? Belum lagi jika tamu terlambat, artinya lebih banyak waktu terbuang hanya untuk menunggu. 

Sedangkan tamu walk in cukup panjang, nggak enak juga lihat ada meja kosong, padahal waiting list sudah banyak," ungkap Budi.

Pernyataan Budi ini sejalan dengan Zak Taillon, manajer BODA Restaurant di New Zealand. Melansir Sun Journal, "Untuk tamu yang sedang menunggu, yang paling tidak mereka sukai adalah melihat ke dalam dan melihat meja kosong," ungkapnya.

Tanpa reservasi, baik manajer maupun owner restoran dapat mencarikan meja untuk tamu lebih efisien. Waktu tunggu di waiting list pun cepat berkurang. Tentu ini hanya berlaku untuk beberapa restoran yang memiliki konsep sendiri maupun kasual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun