Idealis, mengacu pada kata ideal, yang berarti keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dunia atau konsep yang ideal. Kata ini banyak digunakan untuk menggambarkan sosok yang teguh pada pendiriannya dan memiliki cita-cita tinggi.
Sebenarnya idealis sebagai kata sifat juga dapat disematkan pada sebuah restoran. Ya benar, restoran atau rumah makan dapat disebut idealis lantaran memiliki konsep berbeda yang mengharuskan pengunjung untuk mengikuti aturannya.
Di Jakarta sudah cukup banyak restoran yang menjunjung konsepnya sendiri, walau awalnya banyak mengundang tanya, lama-kelamaan, orang-orang paham juga. Yogyakarta, sebagai kota istimewa, juga punya restoran berkonsep unik dan beda yang idealis.
Kira-kira restoran mana saja di Yogyakarta yang idealis? Lalu apa yang membedakan dengan restoran lainnya?
Sate Ratu
Sate Ratu rasanya memang bukan warung sate biasa. Bentuknya saja bukan seperti warung pada umumnya. Sate Ratu bisa dibilang sebuah restoran sate yang punya konsep idealis, sebab pengunjung datang akan dipandu greeter untuk menempati bangku yang tersedia. Sejak kapan warung sate punya greeter?
Restoran yang terletak di Jl. Sidomukti, Tiyasan, Condong catur ini kerap viral di media sosial. Pantas saja antrinya cukup panjang. Sate Ratu pun menerapkan sistem waiting list yang tertata rapi di area depan restoran.
Uniknya, restoran Sate Ratu tidak menerima reservasi, walaupun dalam grup yang besar. Hal ini disampaikan Budi Seputro, jika menerima reservasi malah akan merugikan pengunjung yang walk in atau datang langsung. Daripada menunggu meja kosong karena reservasi, lebih baik memberikan pada pengunjung yang sudah antri.
Klinik Kopi
Klinik Kopi mulai dikenal khalayak umum sejak kemunculannya di film Ada Apa dengan Cinta 2 (2016), di mana Rangga dan Cinta menyesap kopi bersama. Klinik kopi tidak bisa disebut seperti coffeeshop biasa, melainkan slow bar coffee.Â
Konsep slow bar di sini memiliki arti melayani pengunjung satu per satu. Idealisnya, Klinik Kopi hanya menerima 30 pengunjung per harinya. Setiap pengunjung diperkenankan untuk menunggu dahulu sesuai antrian lalu kemudian memasuki area bar tanpa alas kaki.
Mas Pepeng selaku owner Klinik Kopi akan menjelaskan biji kopi yang tersedia dan menanyakan pada pengunjung ingin kopi seperti apa. Pengunjung bisa bebas mengobrol dengan Mas Pepeng sembari membuatkan pesanan kopi pengunjung. Klinik Kopi berada di Jl. Kaliurang KM. 7,8 Sinduharjo, Ngaglik.
Fransis Pizza
Restoran pizza di Jogja, Fransis Pizza mulai tenar di kalangan anak muda. Fransis Pizza sendiri menempati lokasi di Jl. Banjarsari No.14, Klidon, Sukoharjo, Kec. Ngaglik. Jika Sate Ratu tidak bisa reservasi, Fransis Pizza justru wajib reservasi.
Fransis Pizza mengharuskan pengunjungnya untuk reservasi di H-1. Selain jumlah orang yang datang, pengunjung wajib memberitahukan jumlah dough atau adonan pizza yang diinginkan. Reservasi memang diperuntukkan untuk memesan dough, karena Fransis Pizza tidak menerima pengunjung yang datang langsung atau walk in.Â
Idealisnya, Fransis Pizza hanya buka di hari Jumat dan Sabtu. Jadi, hanya 2 hari dalam seminggu Fransis Pizza menerima pengunjung. Alasannya, di hari lain, kuliner ini membuat bahan-bahan pizza-nya secara homemade, mulai dari dough pizza, hingga kejunya.
Tanpa disadari, ketiga restoran di atas memiliki konsep sendiri yang berbeda dengan restoran lain. Hingga kini ketiga restoran di atas juga masih menjalankan konsep yang paling ideal menurut mereka. Apakah kamu sudah pernah mencoba ketiga restoran di atas? Adakah restoran lain yang menurutmu punya konsep idealis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H