c.) Memperbaiki Akses Sumber Daya Literasi
Peningkatan akses terhadap perpustakaan fisik dan digital menjadi kebutuhan mendesak. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memperbanyak fasilitas perpustakaan, terutama di daerah yang minim akses. Selain itu, penyediaan sumber daya manusia (SDM) kepustakaan yang memadai juga harus diprioritaskan untuk mengelola dan mempromosikan fasilitas literasi.
d.) Menggunakan Teknologi Secara Bijak untuk Literasi
Meningkatkan literasi melalui teknologi harus diiringi dengan edukasi penggunaannya secara bijak. E-book dan perpustakaan digital memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk mengakses buku kapan saja, namun siswa juga perlu dibimbing agar memilih konten yang edukatif dan relevan. Media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi literasi, seperti ulasan buku, kelas daring, atau diskusi tentang bacaan.
e.) Meningkatkan Pemanfaatan Media Tradisional
Koran dan majalah yang kini mulai ditinggalkan tetap memiliki nilai penting dalam mendukung literasi. Untuk mendorong minat membaca media tradisional, pengintegrasian berita terbaru dan relevansi informasi, seperti lowongan kerja, dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Guru bisa mengajak siswa belajar dengan menelusuri informasi dari koran dan majalah sebagai latihan analisis.
Literasi adalah kunci utama dalam menciptakan generasi yang cerdas dan kompetitif. Sayangnya, rendahnya minat baca masih menjadi tantangan yang harus diatasi bersama. Dengan memperbaiki peran keluarga, menyediakan akses yang lebih baik terhadap bahan bacaan, serta memanfaatkan teknologi secara positif, kebiasaan membaca dapat ditumbuhkan kembali. Literasi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat secara keseluruhan. Bersama, kita dapat menciptakan budaya membaca yang kuat demi masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H