Mohon tunggu...
Ifandi Khainur Rahim
Ifandi Khainur Rahim Mohon Tunggu... -

ex-Ketua BEM Fakultas Psikologi UI 2018. Hobinya menulis dan bikin video. Tulisannya random kalo di Kompasiana. Lebih lanjutnya, silahkan kunjungi https://www.ifandikhainurrahim.com/ atau cek channel Youtube saya http://youtube.com/c/SatuPersenOfficial

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cinta Datang Ketika Kamu Berhenti Mencari

16 Desember 2016   15:19 Diperbarui: 16 Desember 2016   19:52 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Orang mencari cinta. Padahal cinta selalu ada di sekitar kita. Yang jadi masalah adalah, lo nggak bisa menghargai cinta yang ada di sekitar lo. Contoh, cowok bernilai 6 yang disukai cewek-cewek bernilai 5. Cowok ini menolak semua cewek-cewek ini, karena pengennya cewek bernilai 8. Lalu dia menghabiskan hidupnya mencari cewek bernilai 8 yang mau dengan cowok bernilai 6.”- Mikael

Tulisan di atas merupakan sedikit kutipan dari jawaban ask.fm @MikaelHS.

Ya, seringkali kita tidak menghargai cinta yang ada di sekitar kita. Sebetulnya, tidak ada yang salah dengan itu. Di dalam buku teori tentang hubungan intim pun banyak dijelaskan bahwa orang memang cenderung memilih berhubungan intim dengan orang yang ‘bernilai’ lebih tinggi atau ‘setara’ dengan kita (Miller, 2012). Kalau kita bernilai 7, ya kita tidak akan tertarik dengan orang yang nilainya 4 ke bawah.

Hal ini terjadi karena ketertarikan salah satunya berasal dari reward. Dan kita (baca: manusia) tentunya akan mencoba mencari reward yang setinggi-tingginya dari sebuah hubungan (Miller, 2012). Berhubungan dengan orang yang value-nya lebih tinggi tentu akan meningkatkan rewardyang didapatkan oleh individu dalam hubungan tersebut.

“We are attracted to people whose presence is rewarding to us” -(Miller, 2012)

Ironisnya, kebanyakan orang malah menghabiskan hidupnya mencari dan mengejar orang dengan value lebih tinggi dari mereka, dan berharap orang yang value-nya tinggi tersebut akan mau dengannya. Sayangnya, pasti akan sulit sekali mencari orang yang akan tertarik dengan orang yang value-nya lebih rendah dari mereka. Toh kita saja tidak tertarik dengan orang yang value-nya lebih rendah dari kita, kan?

Maka, hal pertama yang kamu lakukan untuk mendatangkan cinta dalam hidupmu seharusnya bukanlah mencari orang yang tepat. Namun dengan meningkatkan value diri. Ya, sekali lagi, dengan meningkatkan value diri.

Caranya? Belajar. Baca buku self development. Lakukan kegiatan bakti sosial. Ikut organisasi. Kepanitiaan. Travelling. Naik gunung. Pergi ke pantai. Ikut lomba. Buat penelitian. Bergaul dengan banyak orang. Dan banyak lagi. Intinya, lakukan hal yang belum pernah kamu lakukan. Tambah pengalaman dan orang dalam hidupmu. Dengan begitu, kamu akan meningkatkan value dirimu.

Penuhi hidupmu dengan passion dan kebahagiaan. Setelah itu, bagikan kebahagiaan tersebut dengan orang-orang yang ada di sekitarmu. Pada akhirnya, cinta akan datang dengan sendirinya. Ya, sebab cinta datang ketika kamu berhenti mencari, dan mulai berbagi.

“Orang mencari karena ketiadaan. Kalo mencari cinta, artinya sedang ketiadaan cinta (atau kekurangan cinta). Padahal cinta itu perihal berbagi, bagaimana bisa orang kaya MENCARI orang miskin untuk berbagi? Yang benar adalah orang miskin MENCARI orang kaya yang mau berbagi. Karena bila lo berlebih, lo nggak mencari. Either lo bertemu lalu saling berbagi, atau dicari.”- Mikael

Sumber: 9gag.com
Sumber: 9gag.com
Dafpus: 

Gambar couple: http://tango.image-static.hipwee.com/wp-content/uploads/2014/10/young-couple-cute-love-fellings.jpg

Gambar bebek dan jawaban ask.fm: http://yosua.net/2014/07/31/cinta-datang-ketika-kamu-berhenti-mencari/ 

Buku Intimate Relationship Miller international edition tahun 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun