Mohon tunggu...
Ifanda Naura Nisrina
Ifanda Naura Nisrina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar, Freelance Writer, Seniman

Religiusitas, Self Improvement, Kesehatan, Roman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayang Fatimah Penghulu Wanita Semesta

19 Maret 2024   15:05 Diperbarui: 29 Maret 2024   09:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kegelapan dunia.

Dilahirkanlah cahaya baru menterang warnanya.

Fatimah, putri Rasulullah.

Wanita mulia, penuh kasih sayang.

Di masa jahiliyah yang kelam.

Wanita terjajah dalam kesengsaraan.

Dianggap rendah, tak berharga.

Seolah hanya harta milik kaum pria.

Namun Islam mampu mengubah kisah.

Memberi hak kepada kaum wanita.

Menghapuskan tradisi kejam.

Memuliakan mereka di mata-Nya.

Fatimah Az-Zahra, penghulu wanita semesta.

Telah menapaki jalan agung dan tulus

Putri Rasulullah, Ibu Ahlul Bait tercinta

Teladan bagi wanita di segala masa.

Dalam kerendahan hidup mereka.

Fatimah mengajarkan keagungan cinta.

Memperjuangkan hak-hak mereka.

Sebagai khalifah dan pembela.

Tersurat dalam sejarah panjang.

Kisah kekuatan hati Fatimah terpancar sepanjang hayat.

Ketika ia memberi perlindungan,

Bagi Ummu Kulsum, saudara perempuan.

Melalui ketabahan dan kebijaksanaan.

Fatimah menguasai segala aspek kehidupan.

Sebagai seorang ibu, pendidik yang teguh.

Mengajarkan nilai-nilai agung.

Di hadapan suaminya, Imam Ali.

Fatimah menjadi pendamping setia.

Menyemangati dan memberi nasihat.

Dalam segala liku kehidupan.

Oh, Fatimah Az-Zahra, cermin keperempuanan.

Teladan bagi wanita yang tak terkira.

Engkau penghulu wanita semesta

Telah membuka lembaran baru bagi

apan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun