Jadi, seiring berjalannya waktu, masyarakat Jawa mengubah dan menggunakan kata 'lonthe' untuk merujuk pada seorang yang sifatnya mirip dengan serangga 'kuwawung/othe-othe/lonthe, karena sifatnya yang suka keluar di malam hari, berbau harum, dan suka ke tempat yang gelap namun penuh dengan gemerlap cahaya malam. Oleh karena itu, ungkapan itu disematkan bagi para pekerja di dunia hiburan malam. Akibatnya, kata 'lonthe/othe-othe' untuk hewan dan 'lonte' untuk manusia dalam ungkapannya akan kurang lebih sama dengan ungkapan yang digantikannya semakin lama semakin memburuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H