Menjadi ujung tombak negeri gingseng, K-Pop menjadi salah satu industri musik Korea Selatan yang memeliki efek sangat masif dalam menyebarkan pengaruhnya ke kancah internasional. Tak khayal jika Indonesia menjadi salah satu negara yang terjangkit demam K-Pop ini. Dalam satu dekade terakhir ini, sudah banyak grup K-Pop yang datang ke Indonesia untuk mengais pundi-pundi keuntungan baik itu lewat konser, fan meeting, atau bahkan melakukan syuting variety show. Hal ini tak dapat dipungkiri jika Indonesia memiliki fans K-Pop yang begitu banyak.
Tentu saja ini menjadikan pasar merchandise K-Pop di Indonesia menjadi sangat diminati. Mulai dari koleksi photocard, album, light stick, bahkan boneka-boneka lucu yang dirilis oleh idolanya. Namun, dengan tingginya tingkat demam K-Pop di Indonesia, justru hal ini dijadikan oleh beberapa oknum sebagai lading bisnis tidak sehat. Penipuan atau biasa fans K-pop menyebutnya "scam" menjadi momok yang sangat ditakuti oleh mereka.
Apa yang mendasari fenomena penipuan ini?
Perlu diketahui, harga merchandise K-Pop sendiri tergolong mahal mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta. Hal ini patut melatar belakangi maraknya fenomena penipuan dalam transaksi jual beli merchandise K-Pop. Wajah idola yang terpampang dalam photocard menjadi korban benang tarik ulur para penipu (scammer) dalam melakukan aksinya. Photocard idola yang sedang banyak digemari atau biasa dikenal "high demand" menjadi salah satu pemicu terjadinya hal tersebut. Para fans K-Pop umumnya banyak yang akan memburu photocard high demand untuk dipajang dalam binder koleksinya meskipun itu menelan biaya yang cukup mahal. Bisa saja sang penipu menghilang setelah transaksi DP, atau mereka mengirimkan photocard palsu dengan ketelitian detail yang sangat mirip dengan aslinya.
Tak hanya itu, terkadang para penipu menggunakan umpan harga dibawah pasaran atau disebut "underprice" guna menarik perhatian fans K-Pop untuk membelinya. Terkadang fans K-Pop menyadari hal tersebut, namun banyak juga yang terperosok kedalam lubang penipuan itu.
Akal bulus para penipu juga tak kalah cerdik lagi. Mereka terkadang memberikan video kondisi dari merchandise tersebut guna memuluskan rencana busuk mereka. Sekali terperosok, uang yang nilainya cukup banyak bisa raib dibawa oleh mereka. Bahkan terkadang disebabkan oleh buta akan uang, beberapa penjual atau pemilik grup order merchandise K-Pop yang telah dipercaya banyak orang rela membawa kabur uang DP yang bukan haknya.
Lalu bagaimana para fans K-Pop menyikapi hal tersebut?
Banyaknya kasus penipuan merchandise K-Pop yang diangkat dan viral di beberapa platform media sosial menjadikan pembelajaran tersendiri bagi fans K-Pop untuk menjadi lebih berhati-hati kedepannya.
Adaptasi dan penanganan yang sangat cerdik mulai diterapkan oleh para fans K-Pop. Solidaritas yang mereka miliki memang sangatlah tinggi. Dalam beberapa kasus, mereka saling bahu membahu membantu korban penipuan semacam ini untuk mendapatkan haknya kembali.
Hal yang sangat menakjudkan akan kerja sama yang mereka miliki mulai dari nama, alamat, hingga informasi pribadi pelaku dapat mereka temukan. "Thread" dalam platform X menjadi kata kunci fans K-Pop untuk mengetahui situasi buruk semacam itu. Seperti menjadi penghubung dalam ikatan solidaritas mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H