Mohon tunggu...
Ifa Miftahurrohmah
Ifa Miftahurrohmah Mohon Tunggu... Guru - Guru IPa

Bukan penulis tapi sangat Hobby menulis dan membaca, Konten Pendidikan adalah satu konten yang sangat menarik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambilan Keputusan

10 Februari 2024   00:09 Diperbarui: 10 Februari 2024   00:11 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modul 3.1 Aksi Nyata -- Pengambilan Keputusan


Oleh: Ifa Miftahurrohmah
Unit Kerja: UPT SMPN 1 Wonodadi
CGP Angkatan 9 Kabupaten Blitar

Tujuan Pembelajaran Khusus :  CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP.Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP akan mendapat kesempatan untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP. CGP akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika dengan melakukan wawancara dengan pimpinan (kepala sekolah) kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman CGP.

Tugas : CGP akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika dengan melakukan wawancara dengan pimpinan (kepala sekolah) kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman CGP.

Masalah: Saya sebagai wali kelas 7 A, menghadapi pesoalan dengan siswa yang mempunyai kelamahan pendengaran. Dalam berkomunikasi dengan teman-temannya dia sebenarnya bisa dibilang cukup komunikatif. Untuk mengikuti pelajaran dia lebih banyak bertanya pada teman sebangkunya. Masalah kekurangan itu semua guru sudah memakluminya, tetapi ada hal yang membuat persoalan yaitu ketidak hadirannya. Sepertinya dia di manja oleh keluarganya, seringkali dia beralasan sakit, yang minta ijin juga ibunya. Tetapi saksi dari tetangga dan teman-temannya dia bermain saja dirumah biasa saja. Kalau dikonfirmasi kata dia dan ibunya, memang siangnya tidak sakit, jadi sakitnya hanya waktu pagi saja sekitar agak siang sudah sembuh.  Soal tugas sekolah seringkali kalau dirumah semua PR dikerjakan kakaknya, kalau dikelas dia lebih banyak menyontek milik temannya. Orang tua dan saudara cenderung melindungi anak tersebut agar tetap bertahan bisa sekolah. Murid seringkali enggan sekolah karena kurang percaya diri dengan kondisinya.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan:

Paradigma yang sebaiknya di gunakan dalam studi kasus ini ? Rasa Keadilan Lawan Kasihan

Apa keputusan yang di ambil ? Dalam mengikuti aturan yang ada, wali kelas  bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua murid atau membuat pengecualian dengan alasan melihat kondisi anak dan kemurahan kasihan. Jadi pada kasus ini, wali kelas harus menegakkan aturan tetapi disisi lain kita juga kasihan atas kondisi anak tersebut.

Prinsip yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil: Berpikir berbasis rasa peduli (Care - based Thinking),Dalam pengambilan keputusan juga mengutamakan rasa peduli terhadap keadaan murid tersebut dan kembali pada prinsip berpihak pada murid.

Sembilan (9) Langkah /Tahapan pengambilan dan pengujian.

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus ini adalah antara keadilan dan rasa peduli. Sebagai pemimpin pembelajaran harus adil memperlakukan semua murid,  untuk mematuhi peraturan yang ada tetapi seorang pemimpin pembelajaran juga harus punya rasa empati dan kasihan terhadap kasus yang ada pada murid tersebut.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

  • Kepala Sekolah
  • Guru BP
  • Wali Kelas
  • Murid yang bersangkutan
  • Orang tua yang bersangkutan

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

  • Salah satu murid kelas 7 A
  • Murid lemah pendengaran
  • Murid sering tidak masuk sekolah alasan sakit
  • Penelusuran yang ada murid tidak selalu sakit kadang hanya alasan yang dibuat buat saja karena anak sering tidak percaya diri
  • Masalah sudah ditelusuri oleh wali kelas dan guru BP

4. Pengujian benar atau salah

Uji legal : Tidak ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi ini.

Uji Regulasi/Standar Profesional : Tidak ada pelanggaran kode etik profesi dalam situasi ini

Uji Intuisi : Tindakan yang akan wali kelas lakukan tidak berlawanan dengan nilai-nilai yang di yakini wali kelas akan memberikan kesempatan kepada siswa dengan bantuan orang tua supaya dengan kesempatan yang diberikan tidak terulang lagi

Uji Publikasi : Jika keputusan kami dipublikasikan di media cetak/elektronik atau viral di media sosial, kami merasa tidak nyaman karena melanggar privasi murid.

Uji Panutan/Idola : Akhirnya saya bisa belajar mengambil keputusan, dan kepala sekolah sebagai panutan saya telah memberi contoh dalam  mengambi keputusan

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

Situasi ini merupakan dilema etika karena betul lawan betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting yaitu benar lawan benar sehingga sulit untuk memilih salah satunya dan mengabaikan yang lain. Paradigma yang terjadi pada situasi ini adalah: antara keadilan dan kasihan. Sebagai wali kelas  harus adil memperlakukan semua murid untuk mematuhi peraturan yang ada tetapi juga harus punya rasa empati dan kasihan terhadap kasus yang dialami murid. Kemudian individu lawan kelompok dalam hal ini keputusan yang kita ambil harus untuk kebaikan di kedua pihak.

6. Prinsip Pengambilan keputusan

Melakukan Prinsip Resolusi. Prinsip penyelesaian dilema yang dipakai adalah Berpikir berbasis rasa peduli (Care - based Thinking), pengambilan keputusan juga mengutamakan rasa peduli terhadap murid.

7. Investigasi Opsi Trilema

Sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah: Kerja sama dengan ibu dan saudaranya untuk membuatnya mandiri, mengajarinya mengerjakan tugas sendiri, meyakinkan bahwa masa depan ada ditangannya

8. Buat Keputusan

Keputusan yang diambil : Guru memberi materi dan tugas disesuaikan dengan kondisinya dan melakukan pendampingan khusus dalam belajar.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. Refleksi dari Keputusan yang diambil sudah tepat dan sesuai dengan 3 dasar pengambilan keputusan yaitu :

1) Berpihak pada Murid : Hal ini terbukti anak tidak dikeluarkan dari sekolah tetapi dicari solusi yang tepat dan terbaik untuk semua. 2) Menerapkan nilai kebajikan : adil, empati, menghargai, menghormati . 3) Bertanggung jawab : Memberikan perhatian, memberikan pendampingan.

Refleksi Model 4F (Peristiwa (Facts), Feeling (Perasaan), Finding (Pembelajaran),Future (Penerapan) Pada Aksi Nyata Ini:

1. Peristiwa (Facts)

Saya memperoleh banyak pengalaman dan pengetahuan baru dari modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai seorang pemimpin. Melalui pengalaman mengambil keputusan saat mewawancarai Kepala Sekolah, saya memperoleh pemahaman yang lebih jelas dalam membedakan antara dilema etika dan bujukan moral.Sebagai seorang guru mata pelajaran, saya sering menghadapi banyak kasus yang kompleks. dalam konteks tindakan nyata, saya telah membahas bersama Kepala Sekolah  satu kasus terbaru yang dialami oleh salah satu murid saya.

Saya juga memperoleh pembelajaran berharga pada wawancara dengan 3 Kepala Sekolah.Wawancara ini saya lakukan terkait dengan pengambilan keputusan, saya mengajukan 8 pertanyaan dari pedoman perntanyaan pada tahap demontrasi kontekstual. Yaitu pada KS saya sendiri bapak Heri Sasmito,S.Pd, Ibu Titik Yuliati KS SDN Wonodadi 1 dan Kepeal TK Al-Hidayah Abunaja Wonodadi Ibu Roikhanah Dengan Analisis sebagai berikut Berdasarkan hasil wawancara bersama Bapak Heri Sasmito, S.Pd,  Ibu Lilik Yuliati, S.Pd, dan Ibu Roikhanah, S.Pd  ternyata memiliki pandangan yang hampir serupa, hal ini dapat terlihat dari pandangan terhadap dilemati itu sendiri, Bapak Sudiarsa cenderung ketika memutuskan berdasarkan melakukan apa yang kita harapkan orang lain lakukan pada diri kita atau kita kenal dengan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Cares Based Thinking), untuk paradigma dilema etikanya paradigma keadilan lawan kasihan ( Justice vs Mercy) hal ini dapat terlihat ketika Bapak Heri Sasmito S,Pd,  menceritakan bahwa ketika ada nilai keadilan bahwa siswa yang melanggar aturan harus ada konsekuensi namun aturan tersebut dikecualikan dengan mempertimbangkan rasa kasihan melihat latar belakang keluarganya. Dengan demikian Bapak Heri Sasmito, S.Pd, dalam suatu pengambilan keputusan terlebih dahulu pengumpulkan informasi data yang akurat kemudian mendengarkan pertimbangan dari dewan guru baru setelah itu diputuskan untuk kebaikan bersama.Sementara Ibu Lilik Yuliati, S.Pd cenderung berpikir berdasarkan prinsip melakukan demi kebaikan orang banyak atau yang kita kenal dengan Berpikir Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking). prinsip tersebut terlihat dari jawaban beliau yang menceritakan bahwa "saya akan mengambil keputusan yang manfaatnya baik bagi orang banyak."Adapun terkait paradigram berpikirnya termasuk ke dalam paradigma individu melawan masyarakat (individu vs community) menurutnya bahwa ketika ada suatu permasalahan yang jadi pertimbangannya adalah kepentingan orang banyak dalam hal ini adalah kepentingan orang tua siswa/dewan guru. Namun dari pernyataan yang lain bahwa beliau akan mengikuti insting/ide/prinsip yang dirasa benar ketika memutuskan, jika melihat hal ini cenderung beliau berprinsip berdasarkan menjunjung tinggi nilai-nilai pada prinsip dalam diri atau yang sering kita sebut dengan Berpikir Berbasis Peraturan (Rules Based Thinking).

Untuk nara sumber terakhir adalah Ibu Roikhanah, S.Pd,  beliau merupakan Kepala Sekolah TK  Al-hidayah,  hasil jawaban beliau, terlihat bahwa beliau memiliki prinsip melakukan keputusan demi kebaikan orang banyak atau yang kita kenal dengan Berpikir Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking). Prinsip yang digunakan beliau yaitu Paradigma individu melawan masyarakat (individu vs community) prinsip tersebut terlihat ketika beliau " menyatakan bahwa meminta pendapat dari rekan kemudian ketika memutuskan berdasarkan tingkat kebermanfaatan bagi semua orang."

Secara keseluruhan pengambilan keputusan dari 3 Kepala Sekolah dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya telah melaksanakan sesuai dengan dalam modul 3.1 meskipun para kepala sekolah tidak menyadari langkah pengambilan keputusan berdasarkan prinsip atau paradigma yang mana, namun sifat kehati- hatian dan pertimbangan resiko dalam setiap keputusan sudah diterapkan di 3 kepala sekolah

Berdasarkan hasil wawancara di atas, saya sebagai guru tentu merasa mendapat pengalaman nyata dan dapat menghubungankan antara materi dalam modul dengan dunia nyata di lapangan,berdasarkan hal tersebut nant

inya sebagai guru pemimpin pembelajaran di kelas tentu saya juga akan mengikuti langkah- langkah dalam pengambilan yang dikenal dengan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu diperhatikan bila dalam pengujian terhenti di ada pelanggaran hukum dan etika maka dapat dipastikan kasus tersebut masuk ke bujukan moral, untuk itu sebagai pemimpin harus berhati- hati ketika dihadapkan pada situasi tersebut

2. Feeling (Perasaan)

Perasaan saya sangat senang dan bangga bisa berlatih dan menerapkannya. Pengalaman berharga untuk menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan.

3. Finding (Pembelajaran)

Banyak pembelajaran yang saya dapatkan pada aksi nyata ini. Pembelajaran tersebut terkait dengan diri sendiri maupun orang lain. Pembelajaran yang saya dapatkan setelah pelaksanaan aksi nyata ini adalah belajar berkolaborasi, berbagi dan belajar untuk memulai berkomunikasi terkait apa rencana yang kita miliki terutaman untuk pembelajaran yang berpihak kepada murid. Selain itu pembelajaran yang saya dapatkan adalah adanya kerjasama yang baik serta meningkatnya pemahaman terkait bagaimana dalam mengambil keputusan yang adil dan bijaksana.

4. Future (Penerapan)

Saya akan berbagi praktik baik pada komunitas praktisi dan guru lain diluar praktisi saya, terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan serta pengujian keputusan.

Demikian aksi nyata pada modul 3.1 semoga dapat menjadi  refleksi dan bermanfaat bagi saya pribadi dan rekan rekan sejawat untuk dapat mengambil keputusan dalam menangani masalah dengan 9 langkah pengujian masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun