Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kereta dan Kenangan : Denyut Kehidupan dan Tips di Sepanjang Rel Kereta

28 Desember 2024   05:09 Diperbarui: 28 Desember 2024   06:00 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stasiun kreung Geukeuh Aceh Utara

Kereta Api, Adalah salah satu alat  transportasi yang ingin sekali kunaiki sejak kecil. Karena sejak saya lahir kereta Api yang ada di wilayah kami sudah tidak beroperasi lagi, jadi saya hanya dengar cerita saja dari ayah, ibu dan kakakku. Ayah suka bercerita tentang Kereta Api tempo dulu.. Kata Ayah, pada masa lalu, warga kerap menunggu Kereta yang lewat membawa beras, mereka berharap bisa memungut beras-beras yang tumpah di jalanan yang dilalui oleh kereta. Terdengar agak menyedihkan memang. Tetapi begitulah kenyataanya cerita yang saya dengar dari orang tua yang juga sempat ikut merasakan masa-masa sulit tersebut, karena saat itu kehidupan masyarakat mayoritas berada dibawah garis kemiskinan,.

Saya pernah berkhayal, alangkah indahnya jika saya bisa merasakan pengalaman naik kereta api. Namun, semua itu kini hanya tinggal angan-angan. Kereta api, yang pernah menjadi bagian dari kehidupan di desa kami, kini hanya menyisakan cerita yang kian memudar.

Saya tinggal di Desa Tanah Terban, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang. Di sana, jejak sejarah kereta api masih dapat ditemukan, meski hanya berupa sisa-sisa rel yang terabaikan. Kakak perempuanku sering mengajakku bermain di area perbukitan, tempat rel-rel itu membentang. Kami menyusuri jalur yang dulu dilalui kereta, membayangkan bunyi roda besi yang bergemuruh di atas rel. Namun, satu per satu besi-besi itu hilang, entah dibawa ke mana, meninggalkan jalur yang kini hanya berupa tanah kosong.

Stasiun yang berada di Desa Perdamaian, Kota Kuala Simpang, juga telah lenyap. Berganti bangunan-banguna baru, dan kini tak lebih dari sebuah kenangan. Begitu juga nasib jembatan tua di Kota Kuala Simpang, yang terdiri dari dua jalur satu untuk mobil dan satu untuk kereta api, kini sudah tak tampak lagi. kini hanya tinggal dalam cerita-cerita yang diceritakan orang tua. Dalam keheningan, saya sering membayangkan suara peluit kereta yang menggema, gerbong-gerbongnya yang melaju membawa penumpang dan muatan, dan kehidupan yang berdenyut di sepanjang rel. Tetapi kini, semuanya hilang, menjadi bayang-bayang masa lalu yang semakin jauh dari jangkauan.

Ah, seandainya waktu bisa diputar kembali, saya ingin sekali melihat kereta itu melintas di atas rel, membawa kehidupan dan harapan. Tetapi, kenyataannya, kereta api di desaku kini hanya tinggal cerita yang nyaris terlupakan, tertinggal di antara serpihan kenangan dan sejarah.

Sebuah tayangan youtube milik akun @Ummiinayah0190 menuliskan, kereta Api di wilayah kuala Simpang dibuat tahun 1910 dan ditutup tahun 1974. Ternyata cukup lama juga kereta api tersebut beroperasi dari zaman Indonesia belum Merdeka hingga sudah merdeka. Meskipun sekarang tranportasi kereta api akan dihidupkan kembali tetapi prosesnya terlihat sangat lamban bahkan sampai saat ini pembangunannya belum juga nampak kejelasannya meskipun sebagian rel sudah tampak dibuat namun entah sudah berapa tahun berlalu tidak jua kunjung selesai..

Setelah berlalu bertahun-tahun tetapi, keinginanku untuk naik kereta tidak jua pudar hingga bahkan saat saya sudah menginjak usia kepala empat. Saya benar-benar ingin sekali merasakan naik kereta api, akhirnya pada tahun 2019 impianku tercapai. Saat itu kami menjalani Pendidikan Profesi Guru (PPG) secara luring di Universitas Negeri Medan (UNIMED) sebagai lanjutan dari proses daring yang telah kami lalui selama 3 bulan. Saya dan teman-teman merayakan hari kebebesan, bebas dari berbagai tugas PPG yang telah menguras tenaga dan pikiran selama ini demi sebuah pengakuan Serifikasi profesi guru.

Sebelum pulang kekampung halaman masing-masing kami memutuskan untuk jalan-jalan dengan kereta Api. Tidak ada tujuan khusus, judulnya hanya ingin naik Kereta api. Mungkin bagi sebagaian orang terdengar sedikit norak, tetapi saya dan teman-teman tidak peduli kami tetap ingin merasakan perjalanan bersenang-senang dengan kereta api. Dari  stasiun di kelurahan Kesawan Medan kami memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju Binjai dengan kereta Api kelas ekonomi. Sepertinya memang tidak ada pilihan lain hanya ada kelas ekonomi.

Saya ikut dalam antrian pemesanan tiket, jujur saya terkejut  ketika tahu ternyata harga tiket Medan-Binjai hanya  lima ribu rupiah. Kalau dibandingkan dengan alat tranportasi lain seperti  bus atau bentor ( becak motor) harga tiket ini menurut saya sangat murah.

Setelah tiket didapatkan jadwal keberangkatan pun tiba. Saya ikut berdesak-desakan disaat naik ke kereta. Tetapi diluar dugaan saat sampai di dalam sungguh situasinya terasa nyaman sekali. Kulihat tempat duduk yang lapang dan berjarak cukup lebar antara tempat duduk satu dan tempat duduk lainnya. Meskipun kelas ekonomi tempat duduk juga bisa dibilang empuk, memiliki sandaran yang nyaman, dan lebih serunya lagi posisi sandaran bangku bisa diubah arah sesuai keinginan apakah menginginkan duduk saling berhadapan atau satu arah saja.

Perjalananpun terasa sangat menyenangkan bahkan menurut saya lebih nyaman dibandingkan tranportasi bus.  Pengalaman pertama naik kereta ini, bagi  saya sangat berkesan, membuat saya berekeinginan naik kereta lagi dan lagi.

Tanggal 18 Agustus 2024  Saya kembali naik kereta Api. Kali ini aku memilih kereta api yang ada di Aceh Utara. Saya berangkat bersama Suami, gadis bungsuku dan seorang temannya. Kami naik dari stasiun krueng geukueh Aceh Utara. menuju Kuta Blang. Lagi-lagi bayarannya bikin saya tercengang. Perjalanan yang lumayan jauh hanya perlu membayar dua ribu rupiah saja. Saya sempat berpikir, andai saja semua angkutan umum di Indonesia seharga naik Kereta Api pasti saat ini saya sudah keliling-keliling Indonesia dari sabang sampai marauke he..he.... Sayangnya biaya transportasi di Indonesia begitu mahalnya sehingga saat ini saya cukup nikmati liburan yang dekat-dekat saja  sesuai dengan isi kantong.

Dibalik cerita indah naik kereta, tentu tidak jarang terjadi peristiwa-peristiwa yang kurang menyenangkan dialami oleh sebagian orang dalam perjalanan. Kenyamanan naik kereta api kerap terganggu oleh oknum-oknum yang pura-pura jadi penumpang padahal ia adalah pencopet yang sedang mencari mangsa. Kalau kereta Api di Aceh yang penah kunaiki alhamdulilah terbilang sangat nyaman karena penumpangnya juga tidak ramai. Kebanyakan dari mereka naik kereta api tujuannya hanya untuk jalan-jalan saja, hanya satu dua saja yang naik kereta karena memang mau berjualan ke kota atau sekedar belanja. sehingga bisa dikatakan situasinya sangat aman.

Berbeda halnya jika kereta Api di suatu daerah menjadi kebutuhan alat transportasi utama masyarakat, pasti penumpangnya sangat ramai. Penumpang yang ramai sering sekali menjadi area yang rawan bagi aksi copet ataupun kejahatan-kejahatan lainnya. Sebagaimana pengalaman pahit perjalanan dengan kereta api pernah dialami oleh salah satu anggota keluarga saya saat melakukan perjalanan dengan kereta api jurusan Medan-Kisaran. Gara-gara terlalu percaya kepada seseorang yang menawarkan jasa pijat, tanpa disadari uang sejumlah dua juta rupiah yang ada di kantong lenyap tak bersisa. Kejadian ini tentunya meninggalkan rasa kecewa membuat perjalanan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi menyedihkan.

Dari peristiwa tersebut, ada pelajaran berharga yang dapat dipetik: di mana pun kita berada, kewaspadaan adalah hal yang sangat penting. Jangan mudah percaya pada orang-orang yang baru dikenal, terutama di tempat umum seperti kereta api. Sikap berhati-hati tidak hanya melindungi barang berharga kita, tetapi juga menjaga kenyamanan selama perjalanan.

Berikut ini beberapa tips untuk kamu yang menggunakan kereta api atau alat transportasi umum lainnya agar perjalananmu tetap nyaman dan aman:

Sebelum Perjalanan 

  • Pesan Tiket Lebih Awal
  • Hindari kehabisan tiket dengan memesannya jauh-jauh hari, terutama saat musim liburan atau akhir pekan.
  • Periksa Jadwal dan Rute
  • Pastikan mengetahui jadwal keberangkatan dan rute kereta yang sesuai.
  • Gunakan aplikasi resmi seperti KAI Access untuk informasi sayarat.
  • Bawa Identitas
  • Siapkan kartu identitas seperti KTP, paspor, atau kartu pelajar karena diperlukan saat check-in.
  • Pilih Kursi yang Nyaman
  • Jika memungkinkan, pilih kursi sesuai preferensi, seperti dekat jendela untuk menikmati pemandangan atau di tengah gerbong untuk lebih stabil.
  • Datang Lebih Awal
  • Tiba di stasiun setidaknya 30-60 menit sebelum keberangkatan untuk menghindari terburu-buru.

Selama di Kereta

  • Bawa Barang Seperlunya
  • Hindari membawa barang terlalu banyak. Gunakan tas kecil untuk barang penting seperti dompet, ponsel, atau charger.
  • Gunakan Pakaian Nyaman
  • Pakai pakaian yang sesuai dengan suhu di dalam kereta. Siapkan jaket atau selimut kecil jika perjalanan jauh.
  • Siapkan Hiburan
  • Bawa buku, musik, atau film yang bisa dinikmati untuk mengisi waktu, terutama jika perjalanan panjang.
  • Jaga Kebersihan
  • Buang sampah pada tempatnya dan jangan meninggalkan barang di kursi. Bawa tisu basah atau hand sanitizer.
  • Perhatikan Pengumuman
  • Dengarkan pengumuman dari petugas untuk informasi penting, seperti stasiun berikutnya atau peraturan tertentu.

Keamanan dan Kenyamanan

  • Jaga Barang Berharga
  • Simpan barang berharga seperti dompet dan ponsel di tempat aman dan selalu diawasi.
  • Hindari Membawa Uang Tunai Berlebihan
  • Gunakan kartu debit/kredit untuk pembayaran kebutuhan di perjalanan.
  • Hindari Mengganggu Penumpang Lain
  • Hindari berbicara terlalu keras, terutama di malam hari.
  • Manfaatkan Fasilitas Kereta
  • Gunakan toilet, ruang ibadah, atau restoran kereta jika tersedia.

Setelah Perjalanan

  • Cek Barang Bawaan
  • Sebelum turun dari kereta, pastikan tidak ada barang tertinggal.
  • Persiapkan Transportasi Lanjutan
  • Jika tujuan akhir jauh dari stasiun, siapkan transportasi seperti ojek online atau taksi sebelumnya.

Demikianlah beberapa tips yang bisa saya bagikan, semoga perjalanan naik kereta api menjadi lancar dan menyenangkan. Saya berharap Kereta Api bisa menjadi solusi sarana transportasi kembali di Aceh dan wilayah lainnya dengan pelayanan yang semakin baik dan pastinya harga tiket yang terjangkau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun