Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Jendela Rumah Kita

14 Juni 2024   23:14 Diperbarui: 15 Juni 2024   00:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik jendela rumah kita,

Hujan menari di atas genting,

Tetesannya menuliskan lagu rindu,

Mengalun syahdu, seirama denyut jantung.

Di balik jendela rumah kita,  

Kita duduk berdua, tanpa suara,

Menyaksikan hujan menyapu halaman,

Seperti membasuh luka-luka lama.

Dalam hening yang penuh makna,  

Kita berbagi pandang, berbagi rasa,

Hujan menjadi saksi bisu,

Dari cinta yang tumbuh dan semakin merdu.

Di balik jendela rumah kita,  

Waktu seakan berhenti,

Membiarkan kita tenggelam dalam keindahan,

Menghargai setiap momen yang tercipta.

Dan saat hujan mulai mereda,  

Pelangi muncul di ujung cakrawala,

Menjanjikan hari yang lebih cerah,

Di balik jendela rumah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun