Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Administrasi Versus Esensi Pendidikan: Merangkul Peran Sejati Guru dalam Membentuk Masa depan Bangsa

23 Maret 2024   05:15 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:28 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8. Evaluasi dan Penilaian yang Berkelanjutan

  • Melakukan evaluasi formatif secara teratur untuk mengukur pemahaman dan kemajuan siswa.
  • Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa memperbaiki kinerja mereka.
  • Membangun suasana yang mendukung penghargaan terhadap pencapaian siswa.

9. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Stakeholder Lainnya

  • Berkomunikasi secara teratur dengan orang tua untuk membahas kemajuan akademik dan perilaku siswa.
  • Melibatkan orang tua dan komunitas dalam mendukung pembelajaran siswa di luar kelas.
  • Berkolaborasi dengan staf sekolah dan profesional pendidikan lainnya untuk mendukung kebutuhan siswa.

Manajemen kelas yang efektif membutuhkan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, empati, dan ketelitian dari seorang guru. Dengan menerapkan strategi dan praktik manajemen kelas yang tepat, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, memotivasi, dan memungkinkan setiap siswa untuk mencapai potensi mereka secara maksimal.

Sebagai sosok garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru telah lama dianggap sebagai pilar utama dalam pembentukan karakter dan kecerdasan siswa. Namun, dalam era yang dipenuhi dengan tekanan akademis dan tuntutan kurikulum yang padat, fungsi guru sering kali terdistorsi. Mereka dihadapkan pada tantangan yang memaksa mereka untuk lebih fokus pada pencapaian hasil akademis daripada perkembangan holistik siswa.

Namun, saat kita mempertimbangkan fitrah sejati dari peran seorang guru, kita menyadari bahwa esensi sejati dari pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala siswa dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk hati dan karakter mereka. Kembalikan fungsi guru pada fitrah yang sebenarnya berarti mengembalikan arti dari panggilan luhur ini: membimbing, mendidik, dan menginspirasi generasi mendatang. Undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005  juga telah mengamanatkan tentang peran guru yang sebenarnya yaitu:

" Guru adalah pendidik Professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan mengevaluasi peserta dididk pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan dasar dan menengah".

Berikut beberapa hal yang harus menjadi pusat perhatian guru, demi menjalankan peran sebagai seorang guru dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang sebenarnya:               

Membangun Hubungan yang Membawa Dampak

Seorang guru bukan hanya sekadar pendidik di kelas, tetapi juga seorang pembimbing dan teladan bagi siswa-siswa mereka. Dalam kembali kepada fitrah yang sejati, penting bagi guru untuk membangun hubungan yang erat dan bermakna dengan siswa mereka. Ini bukan hanya tentang memberikan pelajaran, tetapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan memberikan dukungan kepada setiap siswa secara individual.

Memperhatikan Kebutuhan dan Potensi Individual

Setiap siswa adalah individu yang unik, dengan kebutuhan, bakat, dan potensi yang berbeda-beda. Sebagai penuntun pendidikan, tugas guru adalah untuk memperhatikan kebutuhan dan potensi individual setiap siswa. Ini berarti menyesuaikan pendekatan pembelajaran, memberikan dukungan tambahan kepada siswa yang membutuhkannya, dan menantang siswa yang lebih cemerlang untuk mencapai potensi maksimal mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun