Mohon tunggu...
Ifah Latifah
Ifah Latifah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis buku antologi Guru Profesional (Laikesa: 2020). Antologi Jawaban dari Tuhan (Dd Publishing:2020). Antologi Mengedukasi Negeri (Madani Kreatif: 2020) Guru Limited Edition ( Pustaka Literasi : 2021) Puisi 1000 penggiat Literasi judul Indonesia bangkit(Geliat gemilang abad i: 2021) Nak sungguh aku mencintaimu ( Little Soleil : 2021)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seberapa Pentingkah Literasi Anak Sejak Usia Dini?

23 Juli 2023   11:40 Diperbarui: 23 Juli 2023   11:53 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikutip dari wedsite Kominfo.go.id, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! Mengapa bisa?

pada kenyataannya Indonesia memang masih mengalami masalah literasi diantar masalah tersebut adalah:

Angka Buta Aksara (Analfabetisme): Masih terdapat sebagian penduduk Indonesia yang tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis sama sekali. Angka buta aksara ini terutama tinggi di daerah pedesaan dan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah.

Rendahnya Minat Membaca: Minat membaca masyarakat Indonesia tergolong rendah, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Banyak anak lebih tertarik dengan media digital dan hiburan lainnya, sehingga membaca buku sering dianggap kurang menarik.

Kurangnya Akses ke Bahan Bacaan: Di beberapa daerah terpencil, akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas masih terbatas. Beberapa daerah mungkin tidak memiliki perpustakaan atau toko buku yang memadai.

Kualitas Bahan Bacaan yang Kurang Memadai: Beberapa bahan bacaan yang tersedia mungkin kurang berkualitas atau tidak sesuai dengan kebutuhan dan minat pembaca. Bahan bacaan yang menarik dan bermutu dapat meningkatkan minat dan kegemaran membaca.

Kurangnya Dukungan dan Peran Orang Tua: Dukungan dari orang tua dan lingkungan keluarga sangat penting dalam membangun minat membaca anak. Namun, masih banyak orang tua yang kurang terlibat dalam membantu anak-anak mereka membaca.

Kurangnya Fasilitas dan Sarana Literasi di Sekolah: Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas perpustakaan atau lingkungan literasi yang memadai. Hal ini dapat mempengaruhi minat dan kebiasaan membaca siswa.

Kurangnya Penekanan pada Literasi dalam Kurikulum Pendidikan: Literasi mungkin belum menjadi fokus utama dalam kurikulum pendidikan di beberapa sekolah. Padahal, pembangunan literasi harus diperkuat sejak dini untuk menciptakan generasi yang melek literasi.

Tingginya Penggunaan Gadget dan Media Sosial: Penggunaan gadget dan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk membaca buku dan bahan bacaan lainnya.

Kesenjangan Literasi Antar Wilayah: Masalah literasi juga dapat berbeda di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa daerah mungkin mengalami kesenjangan literasi yang tinggi.

Untuk mengatasi masalah literasi di Indonesia, perlu dilakukan upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan keluarga. Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam pengembangan literasi dan memperkuat program literasi di sekolah-sekolah. Keluarga harus memberikan dukungan dan contoh positif dalam membaca bagi anak-anak. Masyarakat juga dapat mengambil peran aktif dalam mempromosikan literasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung budaya membaca. Dengan kerjasama yang baik, diharapkan literasi di Indonesia dapat meningkat dan memberikan dampak positif bagi perkembangan bangsa.

Bangsa ini perlu upaya cerdas untuk mengatasi masalah literasi. Literasi Perlu digalakkan pada semua kalangan dan dimulai  sejak anak usia dini. Literasi pada usia dini memiliki peran penting dalam perkembangan anak-anak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa literasi sejak dini sangat penting:

  1. Dasar Pembelajaran: Literasi sejak dini membentuk dasar pembelajaran bagi anak-anak. Kemampuan membaca, menulis, dan pemahaman teks akan memungkinkan mereka untuk belajar lebih lanjut di sekolah dan mengakses pengetahuan yang lebih luas.
  2. Pengembangan Bahasa: Literasi membantu anak-anak dalam pengembangan bahasa mereka. Melalui membaca dan mendengarkan cerita, anak-anak akan mengenal kosa kata baru dan memperluas pemahaman tentang bahasa.
  3. Kreativitas dan Imajinasi: Anak-anak yang terbiasa dengan literasi cenderung memiliki imajinasi yang kaya dan kreativitas yang berkembang. Membaca cerita atau menceritakan kisah-kisah mereka sendiri membantu mengasah kreativitas dan kemampuan bercerita.
  4. Komunikasi dan Ekspresi: Literasi membantu anak-anak untuk belajar berkomunikasi dengan lebih baik dan mengungkapkan perasaan atau ide-ide mereka dengan lebih lancar melalui tulisan dan percakapan.
  5. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis: Literasi membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Ketika mereka membaca, mereka diajak untuk menganalisis informasi, menarik kesimpulan, dan memahami sudut pandang yang berbeda.
  6. Penguatan Hubungan Emosional: Aktivitas membaca bersama orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat memperkuat hubungan emosional antara anak-anak dan orang dewasa. Ini juga menciptakan pengalaman positif dalam belajar dan membaca.
  7. Persiapan untuk Sukses Akademis: Literasi sejak dini membantu anak-anak dalam mempersiapkan diri untuk sukses akademis di masa depan. Anak-anak yang terampil dalam literasi akan lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi tantangan pembelajaran di sekolah.
  8. Peningkatan Kemampuan Sosial: Melalui membaca cerita, anak-anak diajak untuk memahami perasaan, empati, dan perspektif orang lain. Ini membantu meningkatkan kemampuan sosial mereka dalam berinteraksi dengan teman-teman dan orang dewasa.
  9. Penguatan Nilai-nilai Moral dan Etika: Buku cerita sering kali mengandung nilai-nilai moral dan pelajaran etika. Dengan membaca cerita-cerita ini, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai yang baik dan perilaku yang benar.
  10. Pengembangan Diri secara Holistik: Literasi sejak dini membantu anak-anak dalam pengembangan diri secara holistik. Mereka menjadi lebih berpengetahuan, kreatif, komunikatif, dan berpikiran kritis, yang semuanya penting dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan.

Dengan memahami pentingnya literasi sejak dini, orang tua dan pendidik dapat mendukung anak-anak dalam mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan pemahaman teks sejak usia dini. Ini akan memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan masa depan mereka sebagai pembelajar yang sukses dan penuh pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun