Sore hari ini langit terlihat sangat biru, sama seperti hari kemarin. Hari ini rasanya aku juga tidak melakukan apapun, sama seperti hari kemarin.
Mengapa waktu sulit sekali dihentikan, aku masih ingin tidur. Mengapa waktu sulit sekali dihentikan, aku tidak ingin bekerja, aku ingin bermain TikTok.
Kalau aku tak menjawab sahutanmu pada pagi hari, itu artinya aku masih tidur. Kalau aku tidak membukakan pintu saat kau mengetuk, itu artinya aku masih tidur.
Kalau kau melihat kamarku kosong, mungkin aku sedang berlari di luar. Pun kalau kau melihat lampu kamarku mati. Karena kau tau? Aku takut kegelapan.
Berharap denganmu tak ada habisnya, karena kutau kau bukan Tuhan, kau juga hanya hamba-Nya, yang mungkin tidak berbakti.
Petir benar-benar ada di siang bolong. Siang tadi aku melihat langit begitu cerah namun ia bergemuruh, entah marah pada siapa. Suara gemuruh terus terdengar hingga sore hari, saat aku mulai berlari. Di sore hari, aku benar-benar melihat kilatannya.
Aku tidak tau bahwa itu bisa sesakit itu. Aku melihatmu terjatuh namun aku masih tidak mengerti. Pikirkan saja bahwa mungkin taman bermain di alam kubur lebih luas daripada di dunia.
Sisa waktuku tinggal 10 hari . Aku masih berharap kau menjemputku disini. Pada sore hari di Kota Balikpapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H