“Anaknya mau enggak?”
“Ah dia mah enggak pede. Disuruh nyanyi malah nangis. Sudah saya leskan nyanyi dan main piano, enggak ada kemajuan. Pusing saya. Padahal jadi artis itu cita cita saya sejak kecil. Malah sempat ikut les bina vokalia segala.”
“Terus ibu dulu kenapa enggak jadi artis?”
“Enggak boleh sama ibu saya.”
Sepertinya saya perlu obat pusing….
“Nah nanti kalau misalnya anak ibu ingin jadi insinyur, terus ibu gimana?”
“Anak yang baik itu yang membahagiakan orang tuanya. Ya dia harusnya sih nurut sama saya”.
Harusnya? “Ibu bahagia enggak sekarang? Ibunya ibu bahagia enggak sekarang?”
“Tau deh”.
Kembali saya gagal faham dan ingin menjedutkan kepala ke tembok.
Pantas banyak orang tua stress. Pantas lebih banyak lagi anak yang depresi dan frustrasi. Kenapa? Karena tidak ada komunikasi. Tidak ada upaya saling memahami. Yang ada adalah, “Kamu sekolah di sekolah itu ya. Banyak orang sukses lahir di situ”.