Mohon tunggu...
ifa avianty
ifa avianty Mohon Tunggu... -

Saya seorang penulis, ibu rumah tangga, senang membaca, memasak, dan kerja2 kreatif lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kawasan Pendidikan Terpadu, Sarana Pendidikan Ramah Lingkungan dan Anak

10 Agustus 2016   16:50 Diperbarui: 10 Agustus 2016   17:08 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini bapak Menteri Pendidikan mengemukakan ide full day school untuk anak usia SD-SMP. Ide tersebut direspon dengan berbagai pro dan kontra dari hampir semua elemen masyarakat. Saya sebagai salah satu pelaku homeschooling, tidak ingin ikut serta dalam arus pro dan kontra tersebut. Saya justru ingin menyumbang ide tentang infrastruktur pendidikan ramah anak. Ide inin bisa terwujud jika ada kerjasama antara Kementerian Pendidikan Nasional dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

Saya tidak akan menyoroti tentang sistem pendidikan yang akan digunakan. Namun titik tekan tulisan saya hanya ingin sedikit menggambarkan tentang ide besar dari Kawasan Pendidikan Terpadu, yang idenya saya ambil berdasarkan realitas banyaknya jumlah siswa usia PAUD hingga mahasiswa Perguruan Tinggi di daerah domisili saya, yaitu Depok. Jumlah dengan kualitas yang beragam tersebut jelas merupakan asset Depok, Jawa Barat, dan asset nasional yang bila dikelola dengan baik, diwadahi sarana infrastruktur yang memadai tentu akan menjadi generasi emas pemimpin besar bangsa di masa depan.

Sumber Daya Manusia usia produktif sebanyak itu adalah potensi daerah Jawa Barat, Depok khususnya, yang dengan bantuan inovasi infrastruktur yang baik, akan bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul pada masanya nanti.

Dalam benak saya, ide Kawasan Pendidikan Terpadu (KPT) tersebut merupakan sebuah kawasan dalam luas tanah yang cukup untuk menampung bangunan sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA, serta SMK. Ditambah juga dengan sarana bangunan Universitas dengan mutu baik. Dalam tiap bangunan, tidak hanya dilengkapi dengan sistem dan sarana pendidikan modern, juga dilengkapi dengan perpustakaan yang komplit dengan digital library. Ada sarana ibadah dengan konsep terbuka dan nyaman, sarana penunjang lain seperti kafetaria, pusat informasi dan kawasan internet terpadu, sarana dan prasarana olahraga serta kegiatan penunjang kurikulum, termasuk music, performing arts, kawasan sains teknologi terapan, dan kawasan pertanian serta peternakan. Kawasan hijau dengan konsep public space yang terbuka menyediakan sepeda dan shuttle bus ramah lingkungan, untuk digunakan sebagai sarana transportasi keliling kawasan. Masih untuk mendapatkan udara yang bersih dan alami, dibangun taman sekolah dan taman kampus yang dikelilingi pepohonan. Tentunya, semua aspek pendidikan dan pembelajaran di sini akan selalu menekankan masalah pelestarian lingkungan berikut penerapan teknologinya.

Untuk anak-anak usia PAUD hingga SD, tentu wajib pula disediakan sarana bermain edukatif yang membuat mereka tetap fun dalam belajar.

Kawasan pendidikan terpadu ini juga merupakan sebuah kawasan yang membantu pemerintah daerah dalam menyediakan paru-paru kota yang nyaman. Karena itu, kawasan hijau hendaknya memiliki luas sebanding atau hampir sebanding dengan luas local bangunan yang ada.

Dalam kawasan/sentra sains teknologi disediakan wadah bagi siswa dan mahasiswa untuk belajar dan bermain sains dan teknologi, termasuk matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi, geologi, serta geografi.

Idealnya, Kawasan Pendidikan Terpadu ini dibangun di tepi aliran sungai. Hal ini dimaksudkan agar siswa, mahasiswa, dan para pendidik bisa berpartisipasi aktif dalam gerakan membersihkan sungai dan mengedukasi masyarakat di sekitar bantaran sungai.

Masih banyak yang bisa dikembangkan untuk menambah wawasan pendidikan bagi putra-putri terbaik Depok ini. Jika ini terwujud, anak-anak dan remaja kita akan belajar dengan senang dan gembira, meski harus menempuh full day school sekalipun. Bagaimana, bapak/ibu para pengambil keputusan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun