Siang ini, baru duduk santai sambil meminjam ponsel punya emak, iseng utak-atik dan nonton TV di ponsel. Gambarnya kurang jelas sih, soalnya antenanya juga kecil banget, he he he tahu sendiri kan? TV analog yang ada dalam fitur ponsel paling top brand di Indonesia tercintah ini. Stasiun pertama yang muncul yakni Stasiun Negeri yaitu TVRI, kebetulan sedang ada acara Berita Nasional, kayaknya beritanya seru, soalnya dari Jawa Tengah, tempat saya lohh.. woh... woh... ternyata berita penggalian makam bayi kembar yang misterius hiiiii iii iii... Â taakuut... tetapi karena berada di wilayah Jawa Tengah penasaran juga tepatnya di mana, langsung deh cuuuss pindah ke depan televisi yang benar - benar televisi yang berbentuk kotak lumayan berat dan besar. He hehe he
Setelah mengganti ke kanal TVRI ternyata kejadian misteri tersebut ada di Cilacap, benar sih Jawa Tengah, agak ujung. Sambil serius mendengar dan melihat acara berita nasional di TVRI, kok ada kotak biru di bawah ujung kanan, awalnya ini orang ngapain kok berada di ujung wide tampilan, tangannya bergerak - gerak pula, saya kira iklan, tetapi tidak hilang - hilang juga, sempat berfikir tutorial hijab seperti di stasiun televisi swasta lokal, ternyata bukan. Kalau tidak salah di acara Indonesia Siang, setelah saya perhatikan ternyata orang tersebut penterjemah bahasa audio ke dalam bahasa isarat, kemungkinan besar dikhususkan untuk pemirsa penyandang tuna rungu.
[caption id="attachment_308793" align="aligncenter" width="586" caption="TVRI dengan Penerjemah Bahasa Isyarat | foto : dok.pribadi diambil di tvBaru kali pertama saya melihat hal tersebut, menarik sekali dan perlu di lakukan oleh setiap televisi yang lain. Adanya penerjemah untuk tuna rungu semakin besar harapan tuna rungu untuk mendapatkan perhatian pemerintah dan media - media seperti televisi, agar mereka juga ikut serta dalam menikmati mencekam atau indahnya tayangan media televisi."][/caption] Pernah saya mendengar beberapa tahun yang lalu memang sudah ada penerjemah semacam ini, namun katanya ada beberapa pendapat - pendapat yang kurang meng-enakan. Alhasil tidak seterusnya ditayangkan penerjemahnya. Padahal dengan adanya penerjemah sangat membantu bagi mereka penyandang tuna rungu. Di Indonesia ada banyak penyandang tuna rungu, namun tidak banyak pula fasilitas yang disediakan untuk mereka. Layanan difabel di Indonesia juga kurang, beberapa tempat lain belum menyediakan fasilitas untuk para difabel. Kemungkinan hanya ada beberapa tempat dan instansi yang menyediakan diffabel corner. Yang saya jumpai, beberapa tempat yakni seperti rumah sakit, ya jelas kalau instansi tersebut sudah tidak usah dipertanyakan lagi, memang seharusnya mereka menyediakan tempat tersebut. Tetapi penyandang difabel tidak hanya berada di rumah sakit saja, melainkan mereka juga ingin bepergian kemana - mana. Seperti sekolah, taman, pusat pembelanjaan, bahkan ingin menonton televisi dan mengerti apa yang mereka tonton. Untuk universitas di Yogyakarta yang saya ketahui sudah memberikan pelayanan bagi kaum difabel yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, bahkan mereka memiliki diffable corner. Perlu diacungi jempol penghargaan bagi mereka yang mau memberikan pelayanan khusus bagi kaum difabel. Sungguh mulia bagi mereka yang memberikan kemudahan bagi orang - orang yang kesusahan. Seperti menyediakan penerjemah bahasa isyarat dan diffable corner. Semoga dengan ini beberapa instansi termasuk pemerintah menyediakan pelayanan khusus bagi kaum difabel, sehingga kaum difabel merasa aman dan nyaman dan keterbatasan mereka dapat dikurangi atau diatasi dengan adanya pelayanan khusus. Semoga bermanfaat.
.:Zumrotul 'Arifah:.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H