Mohon tunggu...
Andreas Ismar
Andreas Ismar Mohon Tunggu... Freelancer - penulis lepas

Belajar menulis agar lepas dari rutinitas. Pandangan pribadi, bukan institusi/lembaga.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Dari Aceh ke Lisabon, Kisah Bocah Penyintas Tsunami

3 Juli 2015   14:55 Diperbarui: 3 Juli 2015   15:03 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Martunis, bocah Aceh yang selamat dari terjangan tsunami, kini mengolah si kulit bundar di Sporting Lisbon.

    Terjangan tsunami akhir 2004 seketika mengoyak Banda Aceh dan sekitarnya. Korban meninggal tak terhitung. Keluarga tercerai-berai. Perikehidupan luluh lantak.

    Di tengah tragedi luar biasa tersebut, seorang bocah 8 tahun ditemukan dalam keadaan relatif sehat. Tak hanya orang sekitar, dunia pun gempar menyaksikan seorang anak berhasil selamat meski terombang-ambing selama 21 hari.

    Kisah Martunis tersebar ke penjuru dunia, menunjukkan mukjizat itu nyata.

    Luis Figo, Nuno Gomez, Cristiano Ronaldo, sedang bercengkrama dengan pesepakbola Portugal lainnya kala foto-foto Martunis merebak di dunia maya. Dia mengenakan seragam timnas Portugal bertajuk Rui Costa, salah satu mantan bintang timnas.

    Saat gelombang tsunami menghempas, Martunis sedang bersiap untuk bermain bola. Mengenakan baju yang baru dibeli di kota.

    Tiga minggu baju tersebut melekat di badannya, dan melekat di pikiran para pesepakbola Portugal.

    Mereka memberi bantuan ke keluarganya--tersisa sang ayah--dan berharap Martunis bisa terus menumbuhkan kecintaanya bermain bola; bukan tenggelam dalam trauma.

    Ronaldo diutus sebagai duta timnas. Mengunjungi Martunis di Aceh, membiayai pembangunan rumah keluarganya, serta mendukung pendidikan sang bocah penyintas.

    Martunis bertemu Ronaldo dalam beberapa kesempatan lain, salah satunya pada 2013, kala bintang Portugal tersebut mengunjungi Bali untuk menggiatkan penanaman bakau, pertahanan alami terhadap gelombang.

   Pertemuan-pertemuan tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Martunis. Dia bermain sebagai sayap, posisi yang sama seperti Ronaldo, dan berangan-angan untuk bisa bermain di Sporting Lisbon, klub pertama Ronaldo.

   Kini 18 tahun, Martunis mengikuti jejak idolanya. Tendangannya di Aceh 10 tahun silam kini menjelma menjadi sepakan deras di Lisabon. (ism)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun