Mohon tunggu...
ierh 15
ierh 15 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Music 'n skateboard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

5 Nyawa Hilang Tanpa Keadilan?

15 April 2024   19:15 Diperbarui: 15 April 2024   19:17 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 nyawa hilang tanpa keadilan?

Junaedi, seorang kelahiran Balikpapan ini membunuh satu keluarga yang terdiri atas 5 orang dan diantaranya anak berusia 3 tahun. Tragedi ini terjadi Desa Babulu Laut, kecamatan Babulu, Kabupaten Panajam Paser Utara pada hari Selasa tanggal 6 Februari 2024 dini hari. Junaedi melakukannya dengan membacok dan menebas mereka semua tanpa ampun. Motif Juanedi melakukan pembunuhan adalah karena cintanya ditolak oleh keluarga Perempuan yang dicinitainya. Sebelum Junaedi melakukan pembunuhan, Junaedi sempat mabuk-mabukan. Singkat cerita, Junaedi dalam keadaan mabuk pergi ke rumahnya lalu mengambil parang dan langsung pergi ke rumah kekasihnya. Setibanya di rumah kekasihnya, dia mematikan lampu melalui genset dan menunggu waktu yang tepat untuk mengeksekusi rencananya. Ketika Juanedi telah selesai melakukan tindakan kejinya, dia kemudian lanjut dengan aksi yang sangat vulgar. Tubuh kekasihnya dan tubuh ibu dari keluarga kekasihnya yang sudah tidak bernyawa diperkosa oleh Juanedi. Ketika polisi tiba di tempat kediaman sang kekasih, Polisi menemukan mereka dengan bersimbah darah dan korban Perempuan yang sudah tidak mengenakan pakaian.

          Sebelum Junaedi pergi meninggalkan Tempat Kejaidan Perkara (TKP), Junaedi mencuri uang sebesar 300 ribu rupiah dan tiga unit Handphone korban. Ketika Juanedi sudah sampai dirumah, dia membersihkan diri sendiri dan parangnya dan kemudian dia pergi melaporkan laporan palsu ke kakaknya. Dia bilang bahwa dia meilihat ada orang-orang yang berkumpul didepan rumah kekasihnya dan membunuh satu keluarga kekasihnya. Dengan demikian, kakaknya dan Juanedi langsung pergi melaporkan hal tersebut kepada RT 18. Upaya Junaedi untuk menyembunyikan tindakannya yang vulgar itu gagal. Singkat cerita, KAPOLRES, AKBP Supriyanto telah mengkonfirmasi bahwa Junaedi telah ditangkap dan diamankan.

          Kasus pembunuhan satu keluarga yang dilakukan oleh Junaedi menurut saya bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Jika dilihat dari sudut pandang hukum, Junaedi sudah melanggar banyak sekali hukum. Jika di list, Junaedi telah membunuh orang. Tindakan tersebut melanggar HAM dan pidana. Junaedi telah melakukan mabuk-mabukan dibawah umur, tindakan tersebut melanggar pidana. Memperkosa, melanggar pidana. Junaedi juga melanggar UU ITE yaitu dengan menyebarkan hoax.

          Membaca latar belakang dan kronologi pembunuhan satu keluarga tersebut, saya bertanya-tanya, apakah ini pembunuhan berencana atau tidak? Setelah saya berpikir-pikir, saya telah memutuskan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan berencana. Iya mungkin dia mabuk dan tidak sadar dengan apa yang diperbuat. Tapi, jika menggunakan pernyataan itu, tidak masuk akal saja karena Junaedi pulang lalu mengambil parang dan kemudian memikirkan cara atau strategi untuk membunuh satu keluarga tersebut dan pulang untuk mengkabarkan kepada kakaknya. Seorang yang mabuk dan tidak sadar menurut saya tidak bisa melakukan itu semua. Dengan demikian, itu mengapa menurut saya Junaedi telah melakukan pembunuhan berencana.

          Secara garis besar, Junaedi telah melakukan banyak pelanggaran. Secara pribadi, saya berpendapat bahwa Junaedi di penjarakan selama 20 tahun sangat kurang adil karena dia telah mengambil 5 nyawa dengan alasan yang kurang bagus dan semua itu direncanakan. Menurut saya pilihan yang benar adalah menggunakan demokrasi, biarlah warga-warga sekitar kampung halaman Junaedi bermusyawarah.

          Tetapi mengingat kembali, dia hanyalah seorang pelajar berusia 17 tahun, mungkin 20 tahun itu sudah cukup, dengan catatan, polisi harus sangat efektif dalam mendidik junaedi sehingga Junaedi menjadi orang yang lebih baik dan supaya tidak terjadi lagi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun