Mohon tunggu...
Agnes Yan
Agnes Yan Mohon Tunggu... Koki - @heyinjet

Gemar makan dan masak.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tiki Taka Runtuhkan Total Football

12 Juli 2010   09:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:55 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_192041" align="alignright" width="248" caption="Gambar : duniasoccer.com"][/caption] Ajang sepakbola terakbar tahun ini ternyata dikuasai dua raksasa Eropa. Ya, Belanda dan Spanyol yang berhasil meluncur sampai final. Tim-tim besar yang diprediksikan sebagai jagoan seperti Brazil maupun Jerman harus rela takluk di bawah dua tim ini. Meski di awal -penyisihan grup- Spanyol sempat menampilkan performa yang kurang meyakinkan, tapi nyatanya tim di bawah asuhan Vicente del Bosque ini berhasil menaklukkan lawan-lawan selanjutnya, bermodalkan satu atau dua gol maut yang dilesakkan ke gawang lawan. Pada final kali ini, gaya "tiki taka" yang diusung Spanyol harus berhadapan dengan "total football" yang dimainkan Belanda. Pola permainan kedua tim ini sama, mengandalkan umpan pendek dan sepakbola menyerang, sebisa mungkin menguasai bola. Yah, bisa dibilang total football merupakan akar dari munculnya tiki taka; tim Spanyol saat ini diperkuat banyak pemain Barcelona, otomatis gaya permainan Barcelona pun mempengaruhi gaya permainan Spanyol. Sedangkan Barcelona mendapat pola permainan seperti itu atas pengaruh para meneer Belanda yang melatih Barcelona. Yap, dini hari tadi (12/7) final ajang akbar ini digelar di Stadion Soccer City, Johannesburg. Kedua tim saling menyerang dan membuat riuh para suporter masing-masing tim. Ngomong-ngomong, final ini juga mepertemukan dua pemain sandiwara tersohor yakni The King of Diving, Sergio Busquets dan Drama King, Arjen Robben. Kenapa saya bilang begitu? Karena mereka berdua hobinya diving. Coba tilik pertandingan Belanda vs Brazil (2/7). Gara-gara ulah Robben, Melo diganjar kartu merah oleh wasit. Saya masih sedikit geli jika mengingat ucapan Melo saat itu. "Tiap saya dekati dia selalu melompat-lompat dan berguling-guling. Kalau saya mau saya bisa mematahkan kakinya saat itu juga." Namun agaknya sandiwara Robben kali ini tidak begitu menipu mata sang wasit hingga dengan mudahnya mengganjar kartu merah seperti nasib Melo saat itu, walaupun sang wasit asal Inggris ini, Howard Webb, tergolong murah hati mengumbar kartu. Bahkan John Heitinga pun diberi satu bonus satu. Alhasil dia dikeluarkan dari pertandingan final. Pertandingan berlangsung sengit dan menegangkan kala kedua tim terus-menerus menyerang. Tak jarang Casilas dan Stekelenburg dibuat kewalahan menghalau bola. Banyak peluang yang tercipta untuik menjebol gawang lawan, namun kiper masing-masing tim sepertinya enggan membiaran gawangnya dirobek lawan. Hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan pun kedudukan masih imbang, 0-0. Dilanjutkan babak injury time, keberadaan Torres yang menggantikan Villa diharapkan bisa mneggebrak final ini seperti kiprahnya dua tahun silam di final Piala Eropa 2008, Waktu itu Spanyol menang tipis 1-0 lewat gol maut Torres. Namun saat babak pertama injury time berakhir pun kedudukan masih tetap sama. Pada babak kedua injury time, Iniesta berhasi merobek gawang Stekelenburg di menit 117. Pendukung maupun pemain Spanyol pun bersorak. Bahkan sang penjaga gawang, Casillas sempat menangis bahagia karenanya. Kebobolan satu gol membuat De Oranje bagaikan dilecut semangatnya. Tiga menit yang tersisa dimanfaatkan sebaik mungkin dengan bermain garang. Tapi pahit bagi Belanda, hingga peluit dibunyikan ereka tidak mampu mengejar ketinggalan. Kedudukan 1-0 membawa Spanyol menjadi juara dunia baru. Mengagumkan, final pertama kali dan tentunya juara dunia untuk pertama kalinya. :) [caption id="attachment_192042" align="aligncenter" width="298" caption="Gambar : duniasoccer.com"][/caption] Jika dilihat statistik pertandingan mereka dari awal penyisihan grup, tampaknya posisi mereka berkebalikan. Belanda yang sealu menuai poin peuh sejak babak penyisihan grup harus menelan pil pahit saat di final. Sedangkan Spanyol yang sempat terseok di awal penyisihan grup -kalah dari Swiss- akhirnya sukses memboyong gelar juara dunia. Jadi yang dijadikan prinsip sekarang bukan "berapa gol yang bisa kau cetak tiap pertandingan" tapi "untuk apa pesta gol jika satu gol saja bisa membuatmu membawa pulang trophy piala dunia". Dikatakan sebagai juara yang paling tidak produktif ya tak apa, yang penting dapat gelar. Hehe. Vamos La Furia Roja!!!! Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun