Mohon tunggu...
(iemma)
(iemma) Mohon Tunggu... Administrasi - penulis pemula

masih penyesuaian, dan perlu banyak belajar, mohon maklum.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sakiti Hatiku Semaumu, Aku Tak Akan Membalasnya

8 September 2019   08:15 Diperbarui: 8 September 2019   16:45 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petualang LDR, begitulah sebutanku untuk diriku sendiri, seperti yang kita ketahui LDR itu butuh perjuangan, kepercayaan dan kesetiaan. Hanya bermodal kata cinta saja terkadang tidak cukup, perjuanganlah yang begitu penting dalam hubungan jarak jauh ini. 

Aku dan Dia memulai semuanya dengan penuh hati-hati, Aku dan Dia memiliki kisah cinta masa lalu yang sama-sama pahit, Saat pertemuan pertama kami di internet, semua terasa baik, ada kecocokan yang kami rasakan satu sama lain, hingga sampai Aku mulai mempercayainya dan Dia menyatakan rasa cintanya padaku. 

Saat itu Aku masih memiliki kekasih, dan Aku tidak menyembunyikan statusku darinya, namun ia begitu percaya bahwa akulah yang selama ini ia cari. Ia bersedia menunggu, karena ia begitu yakin dengan perasaannya padaku. 

Aku membalas setiap chat yang ia tulis, Aku memiliki kesan bahwa ia adalah laki-laki yang baik, dari setiap chat yang ia tulis, ia begitu lembut tutur katanya. 

Singkat cerita, kisah cintaku dengan kekasihku berakhir dikarenakan orang ketiga. Setelah itu Aku pun menceritakan kandasnya hubunganku dengan kekasihku kepadanya. Dia berusaha untuk membuatku agar tidak bersedih, kehadirannya sudah membuatku move on dengan cepat. 

Setelah ia tahu aku sudah move on, Dia langsung berkata "jadilah milikku", Aku yang sudah tahu akan perasaannya tidak merasa kaget dengan perkataannya tersebut. 

Sebenarnya Aku masih khawatir dengan hubungan yang baru, apakah ini akan benar-benar menjadi akhir perjalanan cintaku, kebaikan kata-katanya membuatku menerimanya. 

Aku hanyut dalam semua kata-kata yang ia tuliskan padaku, sampai Aku benar-benar yakin bahwa Dia laki-laki yang mungkin tidak akan pernah menyakitiku.

Dia begitu lembut dan selalu membuatku ceria setiap harinya, ia begitu perhatian padaku, sehingga Akupun merasakan bahwa Aku begitu mencintainya. Aku selalu berusaha ada di setiap waktu ketika ia membutuhkanku. Aku selalu online, agar aku selalu siap dengan apapun keluh kesah yang akan ia utarakan padaku. Saat kerja pun, aku akan membalas dengan cepat setiap chat yang ia tulis. 

Hari demi hari berlalu begitu saja sampai pada akhirnya ia mengatakan "Aku akan datang dan menikahimu". Bahagia, itulah kata yang menggambarkan perasaanku saat ia mengucapkannya. 

Kami merencanakan semuanya dengan begitu baik, Kami bertukar pikiran tentang konsep pernikahan seperti apa yang Aku inginkan, Namun pada akhirnya semua itu hanya tinggal rencana, dan tidak  akan pernah ter-realisasikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun