Setelah selesai sang anak segera membantu papanya untuk bersih-bersih, tiada keluhan maupun kekesalan yang tampak di wajah sang anak, hanya ada rasa kasih-sayang yang terpancar dalam setiap tindakan sang anak, kasih sayang yang begitu besar terhadap sang papa.
Setelah selesai bersih-bersih, sang anak membawa kembali sang papa ke tempat tidur dan sekali lagi menganti baju dan celana sang papa dengan yang baru, kemudian secara pelan-pelan menaikan kembali sang papa ketempat tidur, dengan nafas yang masih tersengal-sengal karena harus mengangkat papanya yang berperawakan cukup besar itu, dengan lembut di aturnya bantal yang menopang kepala papanya supaya posisinya bisa nyaman untuk sang papa, dan sebuah kecupan lembut pun di daratkan ke kening papanya, sembari berkata “Papa Istirahat lagi ya, supaya punya tenaga untuk keluar rumah sakit nanti sore”.
Sebuah ungkapan kasih-sayang yang begitu tulus, walaupun telah merawat papanya selama berbulan-bulan, tetapi kasih-sayang kepada sang papa masih juga tidak berkurang, kata-kata yang lembut dan penuh perhatian masih bisa meluncur dari mulutnya, inilah kasih-sayang yang sejati, yang tulus dan tanpa pamrih.
Setelah menyaksikan kejadian itu, hati sayapun terasa menangis, suatu pikiranpun muncul seandainya saya berada di posisi sang anak, mungkin saya tidak akan sanggup untuk melakukan seperti yang telah di lakukan sang anak.
Banyak pasang muda yang pada hari itu sedang menyatakan rasa sayangnya kepada kekasihnya, tetapi bila sang kekasihnya mengalami kondisi seperti papa sang anak, seberapa lama pasangannya akan sanggup untuk bertahan dan merawatnya dengan penuh kasih-sayang seperti anak kepada papanya. Berapa banyak pasangan yang sanggup untuk merawat dan membersihkan kotoran setiap hari?
Dalam tugas sebagai relawan, saya sudah banyak melihat Istri yang di tinggalkan oleh suami setelah mengalami kondisi sakit, begitu juga sebaliknya suami yang di tinggalkan oleh istri karena kondisi sakit juga, hanya beberapa kasus saja yang suami maupun istri yang masih terus setia mendampingi ketika pasangannya sedang dalam kondisi sakit.
Bila saat ini anda sedang mengebu-gebu dalam percintaan, maka tanyakanlah kepada diri anda sendiri bila pasangan anda mengalami sakit dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, dimana setiap hari anda harus membersihkan kotorannya, apakah anda masih akan mencintainya seperti saat ini?
Cinta antara pasangan kekasih kebanyakan tidaklah murni karena masih berpamrih, maka berusahalah untuk memperluas cinta kita menjadi cinta Universal yang tidak mengharapkan pamrih.
“Cinta kasih individu dipenuhi oleh kerisauan, cinta kasih universal membuat kondisi batin menjadi nyaman, bebas leluasa tanpa tekanan. “ Master Cheng Yen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H