Bila Sakit , Tersenyumlah!!!
By : IEA Hong
Betapa seringnya kita meringis, menangis dan menekuk wajah kita , bahkan marah-marah saat kita sedang dalam kondisi sakit, secara tidak sadar kita semua melakukan hal-hal itu ketika sedang dalam kondisi sakit, menampilkan wajah yang paling jelek, mungkin kalau kita sempat melihat cermin mungkin kita sendiri yang akan kaget betapa jeleknya wajah kita. Tapi apakah dengan menekuk wajah kita seperti itu bisa mengurangi rasa sakit?
Seperti juga kebanyakan orang, sayapun sering melakukan hal seperti itu ketika dalam kondisi sakit, saya menderita penyakit yang dinamakan Angkilosing Spondilitis yaitu hilangnya bantalan tulang lunak di antara ruas-ruas tulang, sehingga tulang saling beradu tanpa pelumas ketika sedang bergerak, dan sakitnya tentu saja luar biasa. Penyakit ini sudah mulai menyerang sejak saya masih berumur 7 tahun. Dan wajar saja saya juga menekukkan wajah, meringis, menangis bahkan juga marah-marah.
Bila pernah nonton tv ketika ada adegan orang migran, kemudian menjedot-jedotkan kepalanya ke tembok, kira-kira seperti itulah rasa sakitnya ketika sedang datang, ketika muncul di kaki maka rasanya kaki ini lebih enak kalau di pukul pakai palu, kalau muncul di tulang belakang maka rasanya ingin di hantamkan kebatu atau apapun yang tampaknya keras.
Hal ini berlangsung beberapa tahun, sampai akhirnya saya mulai belajar untuk merangkul rasa sakitnya, menganggap rasa sakit itu adalah hal yang biasa, sesuatu yang lumrah dalam kehidupan, seperti juga rasa panas ataupun rasa dingin, semua itu hanya sensasi-sensasi pada tubuh, jadi kenapa harus memasang muka yang tidak enak di lihat seperti itu.
Akhirnya sayapun berhasil berteman dengan rasa sakitnya, ketika sakitnya datang, saya menyambutnya sebagai teman, tidak lagi marah-marah ataupun memasang muka jelek, jadi kebanyakan orang, bahkan keluarga dekatpun tidak tahu kalau kondisi saya sebetulnya sedang sakit.
Setahun yang lalu akhirnya saya bergabung dengan sebuah organisasi kemanusiaan, disana akhirnya saya lebih sering tersenyum tidak seperti sebelumnya saya lebih sering berdiam diri dengan memasang muka yang ‘cool’ karena menahan sakit. Sesuatu yang aneh terjadi ketika saya lebih banyak tersenyum, ketika sedang tersenyum saya tidak ingat lagi kalau badan ini sedang sakit.
Ketika menghibur orang-orang lain yang sakit saya harus banyak tersenyum, lama kelamaan malah penyakit saya yang biasanya sering sakit sekarang malah jauh berkurang. Sakit itu masih sering muncul, tapi saat ini saya sudah bisa menghadapinya dengan tersenyum, dan setiap kali tersenyum sakitnyapun langsung berkurang.
Setelah memahami kalau tersenyum itu bisa mengurangi rasa sakit, saat ini kalau ketemu dengan pasien-pasien yang sakit saya akan mengatakan “ Tersenyumlah , kalau sakit!” , biasanya mereka akan kaget dan kemudian tersenyum , sembari mengatakan “Orang lagi sakit masa di suruh senyum, mana bisa!” tapi saat mengatakan itu wajah mereka menampilkan senyuman yang sangat indah. Dan saya tahu saat itu untuk sesaat sakitnya sudah jauh berkurang, makanya mereka bisa menampilkan wajah yang begitu indah.
Jadi bila saat ini anda sedang sakit ataupun nanti ketika sedang dalam kondisi sakit, maka ingatlah untuk Tersenyum!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H