Mohon tunggu...
Idzma Mahayattika
Idzma Mahayattika Mohon Tunggu... -

Ayah 2 anak ini merupakan seorang family hypnoterapis, grafolog, coach, trainer dan praktisi pendidikan anak di Kidzsmile Foundation (yayasan Senyum Anak Indonesia). ia merupakan anggota National Guild of hypnotist, Inc, USA dan The Indonesian Board of hypnotherapy. Selain dengan metode hypnosis, dalam melakukan terapi dan coaching Kak Idzma juga menggunakan metode EFT (Emotional Freedom Technic), NLP (neuro linguistic programming), play-art, ego state dan metode-metode lainnya. Kak Idzma memang sangat cinta dengan anak-anak, beliau suka mendongeng untuk anak-anak. saat ini Kak Idzma juga sedang mendalami Pendidikan Anak Usia Dini di Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta. Ia juga seorang relawan kemanusiaan yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang kebencanaan. Ia berpengalaman terjun langsung untuk mengatasi trauma anak-anak dan orang tua pada berbagai daerah bencana di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

HypnoParenting Tidak Hanya Sekedar Pillow Talk

20 September 2012   01:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:12 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering banget dapet pertanyaan dari ayah dan bunda “udah Pillow Talk setiap malam kak, tapi kenapa ga berhasil ya?” atau orang tua yang datang ke tempat hypnoterapi saya dan bertanya “kalau setelah dihypnosis, anak saya bisa berubah jadi baik kan?”. Kalau mendapat pertanyaan itu, saya sedih banget. Kenapa? Karena seakan-akan orang tua menganggap anak seperti robot yang hanya dengan menanamkan satu baris/kalimat program maka ia akan menjadi seperti yang orang tua mau. Padahal anak bukanlah robot, ia juga manusia yang tumbuh dengan segala potensi dan kekurangannya.Sedih :(

Supaya tulisan ini tidak hanya jadi curhat colongan kekecewaan saya pada orang tua yang hanya ingin instan, saya mau menjelaskan mengapa saya bilang bahwa Hypnoparenting tidak sekedar Pillow Talk. Hypnoparenting adalah aplikasi hypnosis dalam dunia pengasuhan (parenting). Jika hypnosis adalah seni berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar (subconscious mind), maka hypnoparenting ialah seni komunikasi yang digunakan dalam pengasuhan agar nilai-nilai atau ide tertanam di pikiran bawah sadar anak. Mensugesti anak ketika mau tidur atau lebih dikenal dengan Pillow talk hanyalah bagian kecil dari hypnoparenting. Walaupun mungkin, teknik ini yang paling terkenal.

Apakah masalah anak bisa selesai dengan sugesti positif sebelum tidur? jawaban saya, bisa ya dan bisa tidak. Kenapa tidak? Karena bisa jadi akar masalahnya belum selesai. Untuk menjelaskan akar masalah, saya akan menggunakan Neurological level yang banyak digunakan oleh praktisi Hypnosis dan NLP (neuro linguistic programming). Neurological level menjelaskan bagaimana perubahan dapat mempengatuhi seseorang (termasuk anak). Ada 6 tingkat dalam neurological level, yaitu spiritual, identitas, kepercayanaan/nilai, kemampuan, perilaku dan lingkungan. Enam Hal tadi yang mempengaruhi kondisi seseorang. Dari literatur yang saya dapat dan pengalamanku di dunia anak, anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku dan kemampuan. Kepercayaan/nilai, identitas dan spiritualnya belum terbentuk. Maka sugesti positif seringkali gagal karena tidak sesuai dengan kondisi lingkungan, perilaku dan kemampuannya. Misal, kita mensugesti anak untuk suka makan sayur, tapi lingkungannya tidak terbiasa makan sayur. Untuk lebih jelas tentang neurological level, ayah bunda bisa membaca tulisan saya sebelumnya yang berjudul “memahami masalah pada anak”.

Pada anak dibawah 7 tahun, critical factor (filter) yang menyaring nilai-nilai yang masuk ke pikiran bawah sadar belum terbentuk. Sehingga anak seperti sebuah spons, yang menyerap apapun disekitarnya. Ide, kepercayaan dan nilai mudah masuk ke pikiran bawah sadar anak dan tertanam disana. Sebuah ide, kepercayaan serta nilai juga akan tertanam dengan kuat jika disampaikan oleh orang yg punya otoritas (ortu, guru dll), diulang-ulang, mempunyai muatan emosi yang tinggi dan diterima dari banyak orang. Dari penjelasan saya diatas, menurut ayah&bunda lebih kuat mana sugesti yang diterima anak sebelum tidur dengan “sugesti” yang diterima anak dari lingkungannya? Pillow talk untuk Sugesti sebelum tidur, diberikan hanya ketika mau tidur. Tapi sugesti dari lingkungan diterima anak sepanjang waktu, diulang-ulang dan diberikan oleh banyak orang yg punya otoritas.

Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalah anak dan menanamkan sikap positif pada anak, Pillow Talk saja tidak cukup. Butuh Intervensi di lingkungan, perilaku dan kemampuannya juga. Jadi kalo kita mau anak kita suka makan sayur, ya Ayah&bundanya juga harus suka makan sayur. Kalo mau anak tidak ngompol ketika tidur, selain disugesti juga biasakan untuk pipis di kamar mandi sebelum tidur. Kalau mau anak kita suka berbagi, selain disugesti ajarkan juga cara berbagi. Dan yang perlu ayah&bunda tahu, Anak dibawah usia 4-5 tahun itu masih egosentris, belum faham tentang hak milik, jadi ya kita ajari dia tentang hak milik dan biasakan untuk berbagi.
Dari penjelasan diatas jelas sudah bahwa, hypnoparenting jauh lebih luas daripada hanya mensugesti anak sebelum tidur. Hypnoparenting dilakukan sepanjang hari, tidak hanya menjelang tidur. kalo kaya minimarket 24 jam, pasti ada tanda 24/7 di hypnoparenting :)

Untuk Senyum Anak Indonesia
@K_IDZma
HypnoStoryteller-Family hypnotherapist-coach-trainer
www.kidzsmile.info

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun