Saatnya naik tingkat. anak-anak penguin mulai berlatih berenang di ombak yang deras dan anak-anak camar harus mulai melompat kemudian terbang dari tebing yang tinggi. Ping-ping berkata ke ibunya kalau ia merasa tidak bisa melompat setinggi itu. Karena untuk melompat di batu yang lebih pendek saja ia selalu terjatuh, apalagi dari tebing tinggi? Ia cemas dan lelah. Tapi ibunya tetap memaksa. Di puncak kecemasannya dan kelelahannya, ping-ping pun ikut bersama teman-temannya sesama penguin untuk berenang di laut yang berombak kuat. Apa yang terjadi? Karena ia terlalu lelah dan stress memikirkan lesnya nanti siang, ia tidak bisa konsentrasi berenang memecah ombak. Ia pun terhempas ke karang dan tak sadarkan diri. Untungnya, ia berhasil ditolong oleh guru-gurunya.
Mendengar anaknya yang terhempas, bunda penguin pun panik dan menangis. ayahnya segera pulang dari mencari ikan. Setelah ping-ping siuman, bundanya bertanya apa yang terjadi. Ping-ping pun menjawab kalo ia stress dan lelah ketika dipaksa untuk belajar melompat dan terbang dengan pak Camri. “bunda, kaki dan sayap ping-ping kan pendek. Ping-ping tidak mungkin melompat dan terbang seperti Camar. Bakat Ping-ping itu berenang dan menyelam. Bukan melompat atau terbang” ujar ping ping. Bundanya pun sadar, bahwa Bakat ping-ping adalah menyelam dan berenang seperti penguin lainnya. Ia tidak bisa dipaksakan untuk terbang atau melompat. Akhirnya bundanya pun berjanji “ping-ping, maafkan bunda dan ayah ya. mulai sekarang, bunda janji untuk mendukung semua MINAT dan BAKAT ping-ping. Agar ping-ping menjadi SUKSES dengan apa yang ping-ping SUKA dan BISA”. "Ayah juga berjanji untuk lebih peduli sama Ping-ping" sahut Ayahnya. Ping-ping pun memeluk ayah dan bundanya. .
“Untuk senyum anak Indonesia”
Idzma Mahayattika
Seorang Ayah
Story teller-Coach-trainer-family hypnotherapist
www.kidzsmile.info
@K_IDZma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H