Mohon tunggu...
Idzma Mahayattika
Idzma Mahayattika Mohon Tunggu... -

Ayah 2 anak ini merupakan seorang family hypnoterapis, grafolog, coach, trainer dan praktisi pendidikan anak di Kidzsmile Foundation (yayasan Senyum Anak Indonesia). ia merupakan anggota National Guild of hypnotist, Inc, USA dan The Indonesian Board of hypnotherapy. Selain dengan metode hypnosis, dalam melakukan terapi dan coaching Kak Idzma juga menggunakan metode EFT (Emotional Freedom Technic), NLP (neuro linguistic programming), play-art, ego state dan metode-metode lainnya. Kak Idzma memang sangat cinta dengan anak-anak, beliau suka mendongeng untuk anak-anak. saat ini Kak Idzma juga sedang mendalami Pendidikan Anak Usia Dini di Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta. Ia juga seorang relawan kemanusiaan yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang kebencanaan. Ia berpengalaman terjun langsung untuk mengatasi trauma anak-anak dan orang tua pada berbagai daerah bencana di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayo Bercerita 1: Semua Bisa

5 Mei 2011   08:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:03 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selama ini imej mendongeng begitu kuat tertanam pada para pendongeng professional seperti kak bimo, kak kusumo, kak awam, kak ryan dll sehingga mendongeng seakan-akan merupakan hal yang sulit. Orang tua merasa kesulitan mendongeng bagi anaknya karena tidak mampu mendongeng sehebat para pendongeng professional. “tidak bisa banyak suara, ga ngerti pake boneka,” dll adalah alasan yang banyak dikatakan orang tua, selain tidak ada waktu tentunya. Benarkah seperti itu? Seharusnya kita mengembalikan kegiatan mendongeng atau bercerita ke asalnya, yaitu aktivitas antara orang tua dan anak. Kalo seperti ini maka kita akan sampai pada pemahaman bahwa semua orang tua bisa mendongeng!!! Tentu dengan gaya dan caranya sendiri-sendiri. Tidak harus seperti pendongeng professional. Kenapa? karena kita semua punya bakat bercerita. Tidak percaya? ayo kita perhatikan sekitar kita :

Pernah lihat ibu-ibu yang sedang membeli sayur di tukang sayur? Perhatikan deh!! ketika sambil menawar sayur, ibu-ibu itu biasanya suka bercerita tentang banyak hal. Tentang tetangga baru, gossip artis terbaru, acara PKK kemarin, tentang sekolah anak dll. Perhatikan ketika mereka bercerita. Mereka bercerita dengan bahasa tubuh dan intonasi yang bagus. Ketika cerita gossip, tiba-tiba suaranya merendah, matanya sedikit mendelik dan posisi tubuh “menutup”. Iya kan?

Pernah lihat para ayah yang sedang cerita hasil pertandingan sepak bola ke teman-temannya? Seru kan!? Kaki dan tangan ikut bergerak seperti menendang dan menangkap bola. Ketika cerita gol, tangannya terkepal ke atas dan bicara dengan setengah berteriak. Atau ayah yang cerita tentang mobil keluaran terbaru. Seru kan?

Berarti kita semua punya bakat untuk bercerita, bisa dong kita cerita seseru itu ke anak-anak kita. Nah pertanyaan selanjutnya ialah, mau atau tidak? Mau dong yaJ

Di tulisan-tulisan saya selanjutnya, kita akan berbagai tips-tips sederhana ketika kita bercerita atau mendongeng sebagai orang tua (bukan pendongeng professional). Sederhana? Yup betul, namun seru, “powerfull” dan efektif. Tips-tips ini saya dapatkan dari perjalanan saya main dan berbagi dengan anak-anak di berbagai tempat dan juga ketika bercerita pada anak saya. Selamat mencobaJ

Idzma Mahayattika
Seorang ayah, story teller, family hypnotherapist

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun