Malam ini. aku sangat senang sekali. karena suamiku akan pulang dari tempat tugas kerjanya diluar kota. setelah sholat isya. untuk menyambut suamiku yang sudah lama tidak bertemu. aku mempercantik diri. dengan penampilan sexy pula. berhubung dirumahku tidak ada orang lain. malam ini aku tidak memakai hijab seperti biasanya.
Mempersiapkan makan malam seindah mungkin. agar suamiku senang. dan semakin mencintaiku. dengan gelisah aku duduk menunggu di ruang makan. sambil melihat jam dinding. terlihat jam delapan malam lebih. hampir mendekati setengah sembilan.
Suara mobil terdengar. aku lihat dijendela. benar yang aku rasakan. aku melihat pria tegap tinggi berseragam. Ya dia adalah suamiku.
Aku sambut dia dengan pelukan mesra. Tas yang dia bawa. aku ambil dan aku letakkan ketempat yang biasanya. diruang makan. kami duduk berhadapan. wajahnya dan sikapnya masih terlihat sama seperti pertama kali masuk rumah. tidak terlihat senang. sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan. aku mencoba untuk bersikap ramah. namun balasannya sama saja-Cuex.
" Pah.. Ada apa sih.. " . Dia masih terdiam. dan mata tajamnya menatap mataku dengan lebih tajam. Dia mengambil Pisau yang ada dimeja. yang sengaja ditaruh untuk mengupas buah apel. perlahan dia berdiri mendekati membelakangi tubuhku. hatiku perasaanku sudah mulai terasa takut. disaat aku menengok kebelakang. lalu dia mendekapku dengan kasar. pisau yang dia pegang didekatkan kewajahku.
" jadi selama ini, sejak aku ga ada dirumah. kamu jalan sama pria lain ya .. " .
dengan sepontan tangaku menahan lengan dia yang kuat. agar pisau itu tidak mengenai wajahku.
" apa sih pah, pria yang mana .. ? " . dengan nada suaraku yang sesak. karena dekapannya yang semakin kuat. " jangan pura-pura ga tau yaaa " . Suara suamiku semakin marah dan terdengar kencang. aku mencoba sekuat tenaga untuk berdiri.
Ketika kami sudah dalam keadaan berdiri. Pisau itu sudah ada didekat perutku. tanganku masih bisa menahan tangannya. dengan sekuat tenaga, aku mencoba melepaskan tubuhku dari dekapannya yang kasar. setelah sedikit menjauh dari tubuhnya. tidak disengaja. aku memegang tangan dia yang masih memegang pisau itu. yang tadinya mengarah pada perutku. dengan tenaga dia sendiri. pisau itu menjadi mengarah kesamping kiri perut suamiku. aku lihat baju yang dia kenakan keluar darah. suamiku merasa kesakitan dan tergeletak dilantai. dengan paniknya aku. melihat suamiku dengan rasa takut. tergesa-gesa. aku pergi kekamar untuk mengambil beberapa pakaian dan dompet. setelah dimasukkan kedalam Tas. aku langsung pergi melewati suamiku yang sedang terbaring kesakitan.
Aku melarikan diri dari rumah suamiku. berhubung sudah malam. aku naik taxi menuju rumah teman terdekatku. Paginya aku pergi ke terminal bus. untuk pergi jauh dari kota ini. menghindar dari kehidupan suamiku. suamiku yang pencemburu dan kasar. jangankan untuk melakukan selingkuh. niat pun tidak ada dalam pikiranku.
--------
Sikap suamiku seperti itu bukan yang pertama kali. Ini adalah yang ketiga kalinya. Sebelumnya pernah juga aku kabur dari rumahnya. waktu itu aku pergi kekampungku di jawa tengah. tapi tidak lama kemudian suamiku menjemputku dan memintaku untuk balik lagi kejakarta. tempat istananya. Dia meminta maaf. dan sedikit memaksaku agar aku bisa balik lagi kerumahnya. karena dia ingin berubah, tidak akan mengulangi sikap kasarnya itu. aku menerima maafnya dan ikut pergi bersama suamiku.
Namun kali ini. Aku tidak akan pergi kekampung halamanku. karena suamiku sudah tahu rumah orangtuaku. aku ingin kehidupan yang bebas. aku ingin kehidupan yang baru. aku sudah tidak sanggup lagi hidup dibayang-bayangi suamiku. aku sudah tidak merasakan kebahagiaan bersamanya. aku hanya manusia biasa. aku pun menginginkan hidup yang bahagia. seperti keluarga lain. penuh dengan senyuman. canda tawa. hidup yang harmonis. penuh dengan kasih sayang. bukan kehidupan dengan rumah yang mewah dan harta berlimpah tapi batin terasa sakit tersiksa.
Daerah Jawa timur. tempat untuk kehidupan baruku. aku bertemu dengan teman lama. sewaktu aku masih berkerja bersama. namanya Ayu. cantik dan baik hati. Dia sudah menikah dengan seorang guru pesantren. sekarang dia hanya menjadi ibu rumah tangga. terkadang dirumah mengajar mengaji pada anak yang masih SD.
Setelah bercerita panjang tentang kehidupanku bersama suamiku. Alhamdulillah dia mengerti apa yang sedang aku rasakan. dan dia bersama suaminya, akan membantu untuk mencari tempat tinggalku.
Seharian berkeliling. akhirnya aku menemukan rumah sederhana yang sudah lama tidak ditempati. rumah itu milik pak RT.
------------
Rumah yang tadinya kotor, banyak debu dan penuh barang yang berantakan. kini sudah terlihat rapih dan bersih. semua ini karena dibantu oleh saudara-saudaranya temanku. Rumah yang akan aku tempati ini tidak gratis loh.
Aku meminta pekerjaan pada temanku. Alhamdulillah. Suaminya yang baik menawarkan pekerjaan padaku. untuk menjaga salah satu warung / toko yang ada dipesantren.
Dua hari kemudian. Aku langsung berkerja. Suami temanku yang memberi tahu tempat dan cara berkerjanya. karena pemilik warung ini belum sempat datang.
Ketika aku sedang menyapu halaman didepan warungku. ada anak perempuan yang masih berumur 6 tahun.
" Assalamualaikum...., " .
" Waalaikumsalam ..."
" Mba baru ya disini... " .
" emmm.. ". aku mendekati anak kecil itu. " ade siapa ya .., kok sendirian aja, kemana ibunya..? " .
" namaku Suci mba, suci ga punya ibu.. "
" terus suci kesini sama siapa .. ? "
" sama bapak .. " .
Beberapa menit kemudian. ada seorang pemuda berkemeja batik menghampiri kami.
" Suci lagi ngapain .., jangan nakal ya ..? ".
" ..... " Suci hanya diam saja.
" ini mba dewi ya .. ? "
" iya pak.. " .
" Saya Yusuf .. "Â dan kami berkenalan tanpa bersalaman.
Pak Yusuf adalah pemilik warung. tempat aku berkerja. Dia pula seorang guru agama dipesantren. Dan Suci adalah Anak satu-satunya. Meskipun sudah punya anak. tapi usianya hanya terpaut 3 tahun lebih tua dariku. Istrinya sudah tiada karena penyakit Kanker Rahim.
---------
Orangtuaku sudah tahu, bila aku sudah tidak bersama suamiku lagi. aku berpesan pada orangtuaku, bila suamiku bertanya mengenaiku. bilang saja tidak tahu. karena aku tidak ingin suamiku tahu tentang keberadaanku.
Ditempat baruku ini, aku sudah merasakan kehidupan normal. sudah tidak ada lagi pertengkaran, perselisihan, yang bisa membuat hatiku sakit. aku benar-benar merasakan kebahagiaan.
Selain berkerja. aku pun mencoba ikut membantu temanku untuk mengajar membaca al-quran pada anak-anak ditempat pengajiannya.
Suci sering main ke warung. hingga hubunganku dengannya semakin dekat. dia sudah seperti anakku sendiri. aku menjadi sayang padanya. anaknya cantik. lucu. dan pintar bicara. dia belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. karena ibunya meninggal disaat dia masih berumur 1 tahun. dia merasa nyaman bersamaku. terkadang dia menganggapku seperti ibunya sendiri.
---------
Sudah setahun aku berkerja. Hubunganku bersama Pak Yusuf dan Suci. sudah tidak terlihat lagi kalau aku ini adalah karyawan. kami sudah terlihat seperti teman dekat saja. Sudah saling mengenal kehidupan masing-masing.
ketika dipesantren libur. sore hari. aku bersama suci sedang bermain dirumah. terdengar suara pintu rumah diketuk-ketuk. dan aku mendatanginya. Tidak aku sangka orang yang sudah lama aku lupakan. dia hadir didepanku. aku tidak tahu dia tahu darimana tentang keberadaanku. munkin karena pekerjaan dia. memudahkannya untuk mencariku. ya dia adalah suamiku.
Meskipun dia tidak sedang mengenakan seragam. Walaupun sudah lama tidak bertemu denganya dan aku sudah melupakannya. Dengan spontan wajahku terkejut melihatnya. Aku coba untuk menutupi pintu. tapi suamiku dengan gesit menahan pintu itu. hingga aku terdorong, hampir saja aku terjatuh. aku menjauh darinya. suci mendekatiku dengan wajah ketakutan. langsung saja aku merangkulnya untuk melindunginya. dengan wajah penuh amarah, suamiku melihatku.
" siapa dia ... " sambil matanya menunjukkan ke suci.
" ini anak temanku .." .
Tiba-tiba temanku-Yusuf datang untuk menjemput suci.
" Assalamualaikum.. " . hanya aku yang menjawab " waalaikumsalam.. " .
Suci mendekati bapak-nya " Pak ...." .
Suamiku melihat temanku dengan Curiga. " Siapa dia .. ?"
" Dia temanku .. "
" Mas.. Kenalin ini suamiku.. " .
Saat temanku mengulurkan tangannya. namun suamiku tidak menyambut tangannya.
" jadi selama ini kamu tinggal sama dia. kamu pergi karena dia..? " .
Temanku bergumam " Maaf pak.., bapak salah paham.. " .
Suamiku mengambil pistol dan diarahkan ketemanku. " Kamu diam ya.. " .
Aku yang semakin takut akan terjadi pada temanku. aku menghadangnya . " kamu boleh bawa aku pulang. jangan ganggu dia. dia tidak tahu apa-apa.. dan bukan siapa-siapanya aku .. ? " .
Aku dibawa suamiku ke mobilnya untuk pulang kejakarta. dalam tengah perjalanan. Dia meminta maaf padaku dan tidak akan mengulangi kejadian itu lagi. tapi aku sudah tidak percaya lagi. dari dulu juga dia seperti itu. meminta maaf dan tetap melakukan sikap kasarnya lagi.
" pah.. aku merasa hubungan kita sudah tidak cocok lagi.. "
" maksudmu apa .. ? ".
" Aku minta cerai.. " .
" Apa kamu bilang .., jadi kamu ingin cerai dan kamu bisa tinggal sama temanmu itu..? "
" sebelum aku kenal temanku itu. aku sudah mengingingkan cerai .." .
Suamiku membelokkan mobilnya. dan dalam hati aku bertanya-tanya " mengapa mobilnya dibelokkan ? " . arahnya seperti ingin balik lagi kerumah temanku.
" mau kemana lagi pah ..? " .
" aku akan beri pelajaran pada temanmu itu. agar dia tidak mengganggu istri orang lagi.." .
" Apa-apaan sih kamu.. " sambil aku mendorong-dorong tubuhnya.. ".
" sudah diam kamu .." dia pun membalas mendorong tubuhku dengan kuat. dalam hatiku berzikir. berdoa meminta pertolongan pada Tuhan. agar tidak terjadi apa-apa pada temanku itu. bisa saja dengan sifat suamiku. dia akan menembak temanku.
" baik pah.., aku tidak akan bercerai sama kamu.. "
Ketika ada belokan yang tajam. dia melihat kearahku . aku yang sedang memohon-mohon padanya.
Ada mobil angkot. dengan arah yang berlawanan. dan mobil suamiku yang sedang berkecepatan tinggi. bertabrakan dengan mobil angkot itu.
Tidak tahu sudah berapa lama. ketika aku sadar. aku sudah ada dirumah sakit. banyak luka ditubuhku. dan aku belum bisa untuk bergerak banyak.
Singkat Cerita. Setelah beberapa bulan kemudian. tubuhku sudah sedikit membaik. dan suamiku telah meninggal dunia karena kecelakaan itu.
Dan setahun kemudian. Aku menikah dengan temanku-Yusuf. Hingga sekarang. pernikahan kami sudah dua tahun lebih. aku sedang hamil tiga bulan. Inilah kehidupanku yang aku inginkan. meskipun hidup sederhana. tapi batinku merasakan kebahagiaan, dengan sikap suamiku yang lembut. penuh kasih sayang. dia sangat mengerti memperlakukan pada seorang perempuan. hingga aku semakin mencintainya.
------------
Jangan terlalu fokus pada kekayaan. tapi lebih fokuskan pada kebaikan dan ibadah seseorang. dan kamu akan mendapatkan kebahagiaan. InsyaAllah . Amin.
Selesai .......
Penulis
I'Pen (Idrus Cerpen) .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H