Di era media sosial yang dipenuhi gambar kehidupan mewah dan glamor, ada satu tren baru di 2024 yang menarik perhatian Gen Z, yaitu loud budgeting. Istilah ini mungkin terdengar masih asing, tetapi dalam praktiknya, banyak dari kita yang sebenarnya sudah mengalaminya, hanya saja tidak menyadarinya.
Loud budgeting adalah kebalikan dari "diam-diam" mengatur anggaran. Ini tentang berbicara jujur dan terbuka mengenai keuangan pribadi, terutama saat menghadapi tekanan sosial untuk ikut serta dalam kegiatan yang mahal. Bagi Gen Z, tren ini memberikan cara baru untuk mengelola keuangan tanpa harus bersembunyi di balik alasan palsu.
Apa Itu Loud Budgeting?
Secara sederhana, loud budgeting adalah kebiasaan untuk secara terbuka mengomunikasikan anggaran kita kepada teman atau keluarga dalam situasi sosial. Misalnya, jika seorang teman mengajak makan di restoran mahal dan kamu tahu itu di luar anggaranmu, daripada mengada-adakan alasan, kamu bisa mengatakan, "Maaf, saya sedang hemat. Bagaimana kalau kita makan di tempat yang lebih terjangkau?"
Generasi yang lebih tua mungkin akan merasa tidak nyaman melakukan ini. Namun, bagi Gen Z, berbicara terbuka tentang anggaran justru menjadi bentuk self-care finansial yang normal dan diterima.
Loud budgeting adalah cara untuk menjaga kesehatan mental sambil tetap bersosialisasi tanpa merusak keuangan pribadi.
Gen Z dan Tekanan Sosial dalam Pengeluaran Uang
Generasi Z tumbuh di era digital, di mana segala sesuatu tentang kehidupan orang lain terlihat begitu mudah diakses. Mulai dari teman yang memamerkan liburan mewah, hingga influencer yang memamerkan produk-produk mahal di Instagram, semua ini menciptakan ilusi bahwa hidup yang "ideal" harus selalu mewah. Akibatnya, banyak dari Gen Z yang merasakan tekanan sosial untuk mengikuti gaya hidup tersebut, meski kondisi keuangan mereka tidak mendukung.
Inilah yang membuat loud budgeting relevan bagi Gen Z. Dengan tekanan sosial yang begitu tinggi, banyak dari mereka mulai mencari cara untuk tetap relevan dalam lingkaran sosial mereka tanpa harus mengorbankan kesehatan keuangan. Alih-alih berusaha tampil seolah mereka mampu mengikuti tren yang mahal, loud budgeting memungkinkan mereka untuk dengan jujur mengatakan, "Saya tidak mampu, dan itu tidak masalah."
Tekanan Emosi Terkait Pengeluaran Uang