Dalam konteks dunia kerja, resiliensi Gen Z dapat dilihat dari cara mereka menghadapi berbagai tantangan dan bagaimana mereka terus berusaha untuk menyesuaikan diri.
Beberapa karakteristik resiliensi yang menonjol di kalangan Gen Z adalah adaptabilitas, ketangguhan mental, serta keinginan yang kuat untuk reskilling dan upskilling.
- Adaptasi Terhadap Model Kerja yang Berubah
Salah satu kekuatan terbesar Gen Z adalah kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan cepat terhadap model kerja yang baru. Ketika pandemi memaksa dunia beralih ke model kerja jarak jauh atau hybrid, Gen Z menunjukkan kemampuan yang luar biasa untuk menyesuaikan diri. Mereka menghargai fleksibilitas dan kebebasan yang ditawarkan oleh model kerja ini, dan banyak dari mereka berharap untuk terus bekerja dalam model hybrid atau remote di masa depan. - Fokus pada Keseimbangan Hidup dan Pekerjaan
Resiliensi Gen Z di dunia kerja juga ditunjukkan oleh keinginan mereka untuk menjaga keseimbangan hidup dan pekerjaan. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z lebih menekankan pentingnya kesejahteraan pribadi. Mereka tidak ingin bekerja terlalu keras hanya demi karier. Sebaliknya, mereka lebih memilih pekerjaan yang memberikan ruang untuk kehidupan pribadi mereka, menunjukkan bahwa kesejahteraan mental dan emosional adalah prioritas. - Pengembangan Diri Melalui Reskilling dan Upskilling
Dunia kerja saat ini membutuhkan keterampilan yang terus berkembang, dan Gen Z memahami hal ini dengan sangat baik. Mereka menyadari bahwa pekerjaan tradisional mungkin tidak lagi relevan di masa depan dan bahwa mereka harus terus belajar dan beradaptasi untuk bertahan. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang proaktif dalam melakukan reskilling dan upskilling---mempelajari keterampilan baru untuk tetap relevan di pasar tenaga kerja. Keterbukaan terhadap pembelajaran ini adalah salah satu bentuk resiliensi penting yang membantu mereka menghadapi tantangan masa depan.
Kesehatan Mental: Tantangan dan Kesadaran Baru
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Gen Z di dunia kerja adalah kesehatan mental. Gen Z merupakan generasi yang sangat terbuka dalam membicarakan masalah kesehatan mental, dan mereka sangat menyadari dampak tekanan pekerjaan terhadap kesejahteraan mereka.Â
Mereka juga generasi yang paling mungkin untuk mencari bantuan profesional terkait kesehatan mental, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menyadari pentingnya kesehatan mental tetapi juga proaktif dalam mengatasinya.
Namun, tantangan tetap ada. Banyak dari mereka merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan dan sering mengalami burnout. Stigma tentang kesehatan mental masih ada di beberapa tempat kerja, dan Gen Z berharap ada perubahan di mana perusahaan lebih peduli terhadap kesejahteraan karyawan mereka.Â
Kesehatan mental yang baik, bagi Gen Z, tidak hanya berarti menghindari stres di tempat kerja, tetapi juga memiliki lingkungan yang mendukung di mana mereka merasa dihargai dan didengarkan.
Nilai-Nilai Sosial: Memperkuat Resiliensi
Resiliensi Gen Z tidak hanya didorong oleh tantangan pribadi atau karier, tetapi juga oleh nilai-nilai sosial yang mereka pegang. Mereka adalah generasi yang sangat peduli terhadap isu-isu sosial seperti keberagaman, inklusi, dan keberlanjutan lingkungan.Â
Bagi mereka, pekerjaan bukan hanya tentang gaji atau jabatan, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan yang mereka pilih bekerja sejalan dengan nilai-nilai yang mereka percayai.
Gen Z tidak segan-segan memilih perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai ini berisiko kehilangan talenta-talenta Gen Z yang berkualitas.Â