"Be ati - ati." Ucap tukang sol sepatu.
 "Ia Fur. Nitip kopi gue yak. " Sambil mulai menjalankan motor."
 "Siap be. Aman pokaknya mah."
 Babe Haikal pun  melesat dengan pelan menyusuri jalanan terminal Chimone menuju ke Tang City Mall. Dengan mata yang sedikit mulai merabun, tapi tetap ia bekerja karas guna memenuhi kebutuhan keluarganya hari ke hari. Setelah melewati jembatan Cisadane sampailah mereka ke Tang City Mall. Gadis itu diturunkan di depan Tang City Mall. Sebab menurut babeh Haikal, sedikit ribet bila harus masuk ke dalam wilayah Mall soalnya kena cas biaya pakir.Â
 "Ini be." Ucap gadis itu sambil menyerahkan uang 20 ribuan kepada babeh Haikal dan helm yang ia kenakan.Â
 "Terima kasih neng." Ucap babeh Haikal sambil mengambil uang dan helm yang tadi dikenakan oleh gadis itu. Gadis itu pun mulai meninggalkan babeh Haikal yang tengah menggantungkan helm dan menghidupkan motornya. Babeh mulai kembali berjalan, dan memutar arah di depan SPBU dekat Tang City dan mengambil arah kembali ke terminal Chimone. Babeh Haikal memacu kendaraannya begitu pelan, sampai ketika perasaan babeh Haikal mulai berubah. Seperti ada sesuatu hal yang tidak beres dan mulai menghentikan laju kendaraannya. Ternyata benar saja, ban belakang motor babeh Haikal kempes.
 Dilihat dan coba ia cek dengan seksama, ternyata ada paku sudah menusuk ke ban. Telah diliriknya kanan dan kiri, sejauh mata memandang tidak babeh Haikal dapati adanya tambal ban. Dan akhirnya babeh Haikal mencoba menenangkan diri dengan duduk sebentar di bawah pohon yang berada di trotoar pinggiran jalan. Sambil menghela nafas pelan.
 "hemm..."  Helanya.
 "Kenapa motornya pak?" Tanya seorang pemuda yang sedang membonceng seorang gadis berhenti di hadapannya. Babeh Haikal pun menoleh ke sumber suara sambil berdiri mendekati motor.Â
 "Ini dek. Motor bapak pecah ban sepertinya." Jawab babeh sambil melihat ke arah ban belakang.
 "Yaudah pak, saya bantu step pake kaki ke bengkel. Kalo nggak salah sekitar 500 Meter di depan ada bengkel motor pak.