Pemuda itu pun tertawa melihat tingkah Rahmad. Yang di mana ia begitu tahu Rahmad memang anaknya tengil, dan suka bercanda. Bahkan di Pabrik tempat ia bekerja pun, Rahmad kadang sering manjadi pemecah suasana. Dengan tingkahnya yang jenaka, dan suka mengundang tawa.Â
 "Ini kopi ente kasih mericah yah?" Tanya Rahmad.
 "Kok panas bener ditengorokan. Haaha" tambahnya.Â
 "Tanggung amat kalo cuman Merica, kenapa engga sekalian cabe apa rinso biar muanpolll..."Â
 "Apa itu muanpol?" Tanya Rahmad. Sambil menyeruput kopinya kembali.
 "Muantep Poool. Haha"Â
 "Ala... bisaan entee Peng. Haha"Â
 Tak lama mereka bercanda gurau, pukul sudah menunjukkan jam 19.45 WIB. Akhirnya mereka berdua pun bergegas berangkat ke kajian yang di jadwalkan mulai pada pukul 20.00 WIB tersebut.Â
 Sesampainya di sana. Ternyata kajiannya berada di pinggiran sungai yang masih masuk ke wilayah usaha Angkringan. Disaat pemuda itu dan Rahmad sampai pun, tikar dan terpal pun baru dibentangkan.Â
 Sepertinya panitia acara masih menyiapkan tempat acara ucap Pemuda itu dalam hati.Â
 "Assalammuallahikum." Ucap Rahmad ke para orang -orang yang duduk diantara pinggiran sungai dan angkringan.Â