Sore itu di sebuah persimpangan jalan, kulihat para pemuda laki - laki sedang mengadakan sebuah aksi penggalangan dana untuk korban erupsi gunung Semeru yang terjadi belum lama ini. Memang peristiwa itu sedikit mengejutkan, bahkan duka cita atas erupsi itu masih kami rasakan. Walau lokasi kami terpaut jau berada di pusat kota besar, ibu kota Jakarta.
 Aku baru saja keluar dari sebuah Indomaret, dengan memegang uang sisa kembalian belanjaanku, lalu kuhampiri para pemuda - pemuda itu.
 "Assalammuallahikum mas?" Ucapku sopan sembari tersenyum.
 "Wa'allahikumussalam. Ia mbak." Ucap salah seorang pemuda yang tinggi semampai, dengan senyum manis dan berrambut ikal. Ia tersenyum kepadaku, dan mendadak akupun sedikit gugup.
 "Eh... ini mas, ada uang sedikit untuk membantu korban erupsi. Mana tempatnya?" Ucapku pelan
 "Terima kasih mbak. Letakkan saja di kotak itu mbak, di atas bangku itu." Ucap pemuda di hadapanku yang menarik perhatianku.
 "Oo ini. Baiklah" sembari meletakkan sejumlah uang.
 "Hm' maaf bang, ini dari komunitas? Atau organisasi?" Tanyaku mencoba berlama - lama berbucara dengan dia.
 "Kami ini dari remaja masjid kampung sini mbak. Dan kebetulan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan kota jakarta."
 "Oo ... maaf, mas umur berapa?" Tanyaku.
 "Saya baru 20 Tahun mbak. Dan hampir kita yang tergerak melaksanakan aksi ini berusia 18 sampai 20 tahunan mbak." Ucap pemuda itu.