Rawat Orangtua Kita, Sebagaimana Mereka Telah Merawat Kita

Di era yang makin berkembang dengan kepintarannya, manusia menjajaki bulan, ingin mengetahui sumber kehidupan di planet lain, misalnya : Mars, dan masih banyak hal aneh tapi terwujudkan akibat perkembangan pengetahuan dan teknologi. Kita bisa bicara langsung tanpa harus bertemu fisik. Bisa melihat fisik, tanpa harus menghadirkan di depan mata. Semua karena apa? Itu karena Teknologi.

Tapi amat disayangkan, apabila di kemajuan zaman yang seperti sekarang ini. Kita menghilangkan sebaik - baiknya ilmu, sebaik - baiknya menghargai, sebaik - baiknya toleransi. Yaitu : merawat orang tua kita dikala usia senja mereka. 

 Mungkin, disaat ini kamu / kita terlalu disibukkan oleh aktivitas - aktivitas yang kadang membosankan. Bertemu dengan hal - hal yang kadang membuat kita jenuh, tapi kita membutuhkan itu. 

Walaupun demikian, jangan pernah lupakan pengorbanan orangtua kita. Hanya karena dalil pekerjaan, atau kesibukan. Lantas kita melupakan mereka. Itu amat disayangkan.

Rawatlah mereka disaat - saat senja mereka (Orang tua). Mereka yang sudah tidak kuat lagi berdiri, memerlukan tumpuhan untuk berjalan ke kamar mandi, memerlukan pakaian tanpa harus mencuci, dan memerlukan sarapan tanpa harus memasak. 

Seperti halnya kita dulu,  dikala masih balita atau anak - anak. Kita dimanjakan, apapun halnya atau kemauan kita? Semua dituruti. Mau makan, mau minum, bahkan mau mandi sekalipun? Semua mereka siapkan. Mau jalan - jalan, mau kendaraan, mau di sekolahkan, semua terpenuhi. Tapi, apakah dengan mengasingkan mereka di usia senja merupakan sebenar - benarnya balas budi?

 "Wallahu walam"

 Memang benar, sebagian orang berpendapat tidak salah dengan mengirim orang tua kita ke Panti Jompo untuk mendapatkan perhatian dan perawatan di usia senja mereka. Sebab itu memang guna didirikannya Panti Jompo. 

Tapi, bila kamu / kita lebih mengerti? Maka, ada baiknya merawat sendiri. Setidaknya itu juga bisa dibilang masa paling berharga di kehidupan kita. Dibandingkan, apa yang telah kita miliki. 

 Istilah, materi tidak dibawa mati. Uang tidak di bawah mati, atau apapun itu?

Tidak akan menyentuh hati nurani kita, bila kita sendiri tidak ingin memahami dan mengetahui makna dari diri kita berjuang untuk siapa.