Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"3x4"

14 Oktober 2021   22:09 Diperbarui: 14 Oktober 2021   22:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  "Saya duluan." Ucapku kepada teman kerja yang masih asik dengan hpnya. 

  "Ia hati - hati Lan." Sahutnya sambil sedikit melihatku dan bergegas kembali melihat ke monitor hpnya. 

  Aku Alan anak daerah dari sebuah daerah terpencil di pelosok Sumatera Selatan.  Aku disini mengadu nasib menjadi seorang perantauan demi kedua orang tua dan keluargaku. Malam makin dingin dengan udaranya, bahkan rembulan kini bersembunyi dibalik awan - awan hitam yang menutupinya. Entah pertanda apa? Mungkin ia sedang jatuh cinta menurutku. Sebab itu dia merasa malu. 

 Kontrakanku tidak jauh dari tempat kerja, tidak sampai 1 jam perjalanan dan mungkin hanya memiliki jarak 1 atau 2 kilo meter saja.  Aku menggunakan motor bebek kebanggaanku,  hasil dari gaji pertamaku yang langsung ku belikan motor untuk sebagai perpanjangan kakiku untuk kemana - mana. 

 Sesampainya di kontrakan yang berada di ujung gang dekat gardu listrik, kuparkirkan motorku di depan kontrakan dan mulai turun sembari merogo saku celana mencari kunci. Setelah dapat, mulai kemasukan ke lubang kunci, dan bergegas membuka pintu.

 "Assalamualaikum" gumamku, 

Walau kutahu tidak ada siapa - siapa, tapi ini adalah tradisi menurutku. Juga merupakan sebuah do'a kecil untuk memberitahu penduduk bumi yang tak kasap mata bahwa aku sudah tiba. 

Di kontrakan yang berukuran 3x4 dengan tembok yang berwarna putih sedikit kucel karena noda - noda, kuletakkan harapan dan letihku untuk beristirahat sejenak menyambung nyawa kembali sehabis lelah dan letih seharian. Agar di esok hari, dapat Fresh kembali. 

Kuletakkan tas hitam yang ku sandang di sudut ruangan, sembari mulai menuju ke kamar mandi guna untuk mandi. Menghanyutkan keringat letih dan lelah yang seharian di badan menjadi parasit berbau dan tak enak di hirup, agar mengalir turun dan terpisah dari badan. 

....

((Kabupaten Tangerang, 14 Oktober 2021)) 

__SpK

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun