Mohon tunggu...
Cak Kandar
Cak Kandar Mohon Tunggu... -

Lahir dari ketiadaan, terus berjuang merubah keadaan keluarga dengan Do'a dan Usaha. Bahkan sempat terdampar di Panti Asuhan bertahun-tahun lamanya. Alhamdulillah perjuangan tidak sia-sia. Namun perjuangan belum berakhir, sampai di hatiku hanya ada cinta pada Allah dan orang-orang yang mencintai Allah dan segala sesuatu yang mendekatkan pada kecintaan kepada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kontemplasi Diri

3 Januari 2014   21:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinjami aku Angin yang kau tunggangi kemaren sekalian jalanya Kan kutangkap liarnya gemintang Tidak hanya tiga, lima, tujuh bahkan sembilan bintang yang terkapar Tapi ratusan bintang kan terbakar meregang nyawa Lalu di antara gelombang yang mengangkang, Kutancapkan semangat di jiwamu Maka, dengan cara apa nyalimu yang mengkerut harus kuluruskan kembali? Hei... Lihatlah bayanganmu di balik beningnya air laut pantai Gerajagan Dan katakan pada sinar redup rembulan ''Sebejat apakah aku, hingga tinggalkan aku dalam kesesatan?' 'Teringat malam selasa 2 Desember kemaren Di awal bulan penghujung tahun Kusambangi dirimu Lalu bersamanya  kau ajak aku Kontemplasi diri di sunyinya Pantai Grajagan Dan kini, cerita itu terkubur oleh diammu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun