Mohon tunggu...
Irwan Idris
Irwan Idris Mohon Tunggu... -

Membaca-merenung-menulis-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

"Accera Kalompoang" Spiritualitas Ramalan

28 Oktober 2015   20:14 Diperbarui: 29 Oktober 2015   21:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Gowa percaya bahwa ramalan yang didasari oleh hasil timbangan pusaka kerajaan setelah dicuci adalah sebuah kebenaran. Keyakinan itu tumbuh dan mengakar sejak ratusan tahun lalu. Upacara penyucian pusaka kerajaan Gowa tidak sekedar membersihkan karat dari logam pusaka-pusaka itu. Melalui serangkaian ritual sakral, keturunan kerajaan gowa akan menyampaikan hasil penimbangan. Uniknya, pusaka-pusaka yang telah dicuci tersebut selalu berubah setiap tahunnya. Bisa berkurang dari berat mulanya, atau malah bertambah.

[caption caption="Mahkota Kerajaan Gowa : "]Tradisi Accera Kalompoang adalah milik masyarakat Gowa. Tradisi ini diadakan setiap tahun, bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Semua orang berkesempatan mengikuti setiap rangkaiannya. Meski ritual ini dijalankan oleh keluarga kerajaan, namun pihak penyelenggara tidak menutup diri bagi masyarakat umum. Karenanya, upacara ini selalu ramai diikuti oleh ribuan masyarakat. Mereka yang datang memiliki keyakinan spiritual terhadap makna-makna yang terkandung dalam setiap proses Accera kalompoang. Bagaimanapun, bagi masyarakat Gowa, kerajaan maritim ini adalah kebanggan yang merasuk dalam jiwa dan karakternya.

Rangkaian upacara dimulai dengan pengambilan air di sumur bertuah yang juga berusia ratusan tahun yang terletak di kompleks makam keluarga kerajaan. Sumur itu tidak pernah kering meski musim kemarau datang berkepanjangan. Cara mengambil airnya pu tidak semabarang. Pada upacara ini, air diambil dari sumur dengan menggunakan daun lontar yang dibentuk jadi ceruk.

[caption caption="prosesi pengambilan air suci dari sumur bertuah"]

Air yang telah diambil lau diarak oleh pasukan berkuda dan putra-putri Gowa yang mengenakan pakaian adat. Jaraknya cukup jauh. Sekira 5 kilo meter dari sumur ke rumah adat Balla lompoa yang menjadi pusat upacara. Air yang diambil pun tidak banyak. Hanya dua hingga tiga kali ceruk daun lontar tadi. Saat diarak, air suci tadi dibawah oleh seorang anak laki-laki yang mengenakan kain putih dan duduk di atas tandu yang terbuat dari bambu petung.

[caption caption="Anak laki-laki yang membawa air suci"]

setelah prosesi pengambilan air suci, ritual selanjutnya adalah pemotongan kerbau. Pemotongan kerbau ini menjadi bagian dari kewajiban qurban yang bertepatan dengan idul adha. Daging qurban dibagikan kepada msayarakat kecuali bagian kepalanya. Kepala kerbau tersebut dipersembahkan khusus untuk keluarga kerajaan. Kepala kerbau adalah simbol dari kesejahteraan dan kekuatan bagi masyarakat gowa. Itulah mengapa kepala kerbau selalu kita temui bagian atap rumah adat Gowa.

Kepala kerbau tadi diserahkan ke pelaksana prosesi penyucian pusaka. Sebagai sesembahan dan sikap penghormatan, tentunya. Kepala kerbau diletakkan diatas nampan besi disamping air suci yang akan digunakan membersihkan. Kepala kerbau dibaluri asap dengan dupa/kemenyan. Di atas kepala kerbau itu, pusaka-pusaka akan diasapi sebelum kemudian dibilas dengan air bertuah tadi.

[caption caption="proses penyucian mahkota Salokoa"]

[/caption]

sementara prosesi penyucian berlangsung, pengunjung yang memenuhi lapangan rumah adat akan disuguhi oleh tarian dan atraksi api yang tidak berhenti hingga penyucian selesai dilakukan. Masyarakat/pengunjung juga dipersilahkan untuk melihat langsung proses penyucian dengan syarat mesti mengenakan pakaian adat Gowa. Seperti yang dirasakan oleh wisatawan mancanegara pada gambar dibawah ini. Mereka tertarik untuk melihat langsung detil ritual.

[caption caption="pengunjung mancangera yang menyaksikan prosesi Accera Kalompoang"]

[/caption]

Upacara accera kalompoang adalah potensi pesona indonesia yang bisa menjadi daya tarik kebudayaan dan spritual bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Dengan begitu, kita tentu berharap industri pariwisata bisa makin berkembang di Indonesia, khususnya di bidang kebudayaan seperti yang diharapkan http://www.indonesia.travel/pesonaindonesia

[caption caption="penari yang menanti kedatangan air suci"]

[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun