Mohon tunggu...
Idris Hasanuddin
Idris Hasanuddin Mohon Tunggu... Lainnya - Entah Aku jadi apa, asal... kecil disuka dan muda terkenal, tua kaya raya dan mati masuk surga

seorang yang mengharapkan Nusantara sejahtera

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Televisi, Budaya Populer, dan Pendidikan Islam

12 Oktober 2011   13:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[13]William Outwhite (ed), The Balckwell Dictionary of Modern Social Thought, dialihbahasakan oleh Tri Wibowo B.S., Kamus Lengkap Pemikiran Sosial Moderen (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2008), h. 710.

[14]Masduki, Mendiskusikan Peluang Media Islam dalam Masduki dan Muzayin Nazaruddin (ed), Media, Jurnalisme dan Budaya Populer (Cet. I; Yogyakarta, 2008), h. 89.

[15]Ibid. h. 92.

[16]Al-Quran Surah Al-Isra’/17: 23. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: Jumanatul ‘Ali-Art, 2005), h. 285. Dalam ayat tersebut diajarkan bagaimana memuliakan orang tua, salah satunya adalah berkata-kata baik kepada orang tua dan tidak menyakitinya.Mengucapkan kata ahkepada orang tua tidak dilbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

[17]Teks dalam konteks ini tidak dipahami secara sederhana sebagai jalinan huruf-huruf yang membentuk kata, kemudian kalimat lalu membentuk sebuah paragraf (wacana). Tetapi teks dalam arti luas, teks (bahasa, tanda, simbol, ikon dan sebagainya) yang membawa makna. Dalam kajian budaya teks adalah segala sesuatu yang menghasilkan makna melalui praktik pemaknaan. Dengan demikian pakaian, citra, peristiwa olahraga, bintang pop, dan lain-lain bisa dibaca sebagai teks. Sebagai contoh, warna merah. Warna merah bukan cuma sekedar salah satu warna yang ada tetapi mengandung makna lain ketika warna tersebut ditempatkan pada konteks tertentu, seperti dalam konteks situasi sosial politik Indonesia tahun 1965, warna merah diasosiasikan dengan Komunisme. Atau ketika merah ditempatkan dalam konteks Stadion Gelora Andi Mattalatta (dulu bernama Stadion Mattoanging) merah bisa berarti PSM (Persatuan Sepakbola Makassar). Dan ketika merah ditempatkan dalam rambu lalu lintas, maka lampu merah berarti tanda untuk berhenti. Begitu juga halnya dengan televisi sebagi teks, bahkan lebih rumit lagi dalam proses semiosisnya (proses pemaknaan). Tentang teks bisa dibaca dalam Chirs Barker, op. cit., h. 525.

[18]Fenomena ini misalanya dapat dicermati dalam jejaring sosial Facebook. Dalam update status banyak diantaranya yang bercerita tentang hubungan kekasih mereka.

[19]Lihat pengantar pemikiran Pierre Bourdieu dalam Richard Harker, Cheelen Mahar, dan Chirs Wilkes [ed], An Introduction to the Work of Pierre Boudieu; The Practice Theory, dialihbahasakan oleh Pipit Maizer, (Habitus X modal) + Ranah = Praktik; Pengantar Paling Komprehensif kepada Pemikiran Pierre Bourdieu (Yogyakarta: Jalasutra, 2005), h. xvii.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun