Waktu semburan pertama, malam-malam itu mas, kami berdua berlindung dalam lobang. Panas juga, tapi cukup untuk berlindung.
Lalu? Tanyaku
Waktu si wedhus kedua nyembur, aku terlempar mas. Liat buntutku ini terbakar. Biniku entah dimana. Sampai sekarang.
Si macan meneteskan air matanya. Saya memaklumi perasaan dan penderitaannya. Kemudian, sambil ngos-ngosan si macan bercerita bahwa si bininya itu sedang hamil beberapa minggu. Katanya dia selalu berdoa semoga mereka berdua selamat dan akan ketemu lagi.
Can, kenapa tidak turun sebelum gunung meletus? kan kalian-kalian tau pertanda alam? Tanya saya setelah si macan terdiam beberapa saat.
Sambil membuka matanya dan lirik sana-sini, si macam bercerita.
Sebenarnya mas, kami para hewan sangat tau kapan si merapi akan meletus.
Oh ya? Saya tertegun
Bahkan mas, kami para hewan telah mengadakan rapat.
Rapat? wah.. wah... saya tertegun
Ya mas, kami ular, burung, elang, tikus, kami sendiri bahkan beberapa kali rapatnya. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak turun mas. Demi kebaikan dan keselamatan kami mas.