Artikel tersebut membahas teori pembelajaran mendalam dan pembelajaran dangkal. Kemudian teori experiential learning (Kolb, 1984) yang menekankan pembelajaran berbasis pengalaman yang meliputi refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen. Lalu ada buku yang berjudul Deep Learning Engage the World Change to the World yang ditulis oleh Michael Fullan, Joanne Quinn, dan Joanne McEachen tahun 2018.
Kajian deep learning semakin berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, digitalisasi, dan kecerdasan buatan, sehingga deep learning seolah identik dunia teknologi.Â
Saya melihat bahwa deep learning yang disampaikan oleh Pak Mu'ti bukan berorientasi dalam implementasi di dunia teknologi, tetapi lebih fokus kepada implementasinya dalam pembelajaran. Oleh karena itu, muncul tiga pilar penopang deep learning yaitu; 1) mindful learning (belajar penuh dengan kesadaran), 2) meaningful learning (belajar bermakna/mengambil makna dari materi yang dipelajari), dan 3) joyful learning (belajar dengan menyenangkan/ belajar aktif, partisipatif, kooperatif, kolaboratif).
Pada praktiknya, deep learning dengan ketiga pilarnya tersebut disadari atau tidak, guru sudah melaksanakannya dalam pembelajaran. Hanya tidak tahu atau atau tidak sadar hal tersebut adalah deep learning.Â
Saat guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi, melakukan tanya jawab, mengarahkan siswa berdiskusi, presentasi, menganalisis, mengevaluasi, memecahkan masalah, menyusun dan menyelesaikan sebuah proyek.Â
Hal itu sudah mindful learning. Dengan demikian, mindful learning adalah pembelajaran yang mengaktifkan siswa, fokus pada proses belajar, dan membangun kemampuan berpikir kritis siswa.
Saat siswa memahami, kemudian mampu mengaitkan materi yang dipelajari dengan kondisi nyata dalam kehidupannya (kontekstual), mampu menyimpulkan, merefleksi, dan mengambil hikmah atau makna dari materi yang dipelajari, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Â
Hal itu sudah sudah meaningful learning. Dengan demikian, meaningful learning adalah pembelajaran yang mengarahan siswa belajar dan mengambil makna dari pengalaman secara kontekstual.
Saat siswa termotivasi untuk belajar, merasa senang dan gembira selama pembelajaran, berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, aktif dalam kerja kelompok, mau bertanya, mau menjawab pertanyaan dari guru atau temannya, lalu menanggapi jawaban dari guru atau temannya secara antusias. Hal itu sudah joyful learning. Dengan demikian, joyful learning adalah belajar menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga dan berkesan bagi mereka.Â
Hal ini tentunya tidak lepas dari peran guru dalam menciptakan suasana yang menyenangkan tersebut. Guru mampu menghidupkan suasana belajar yang kondusif dan positif. Terbangun chemistry dan hubungan positif antara guru dan siswa.
Deep learning (pembelajaran mendalam) bukan kurikulum, tetapi sebuah alternatif pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid. Oleh karena itu, sebagai sebuah pendekatan pembelajaran, deep learning tidak dikaitkan dengan kurikulum tertentu.Â