Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

MPLS dan Student Wellbeing

15 Juli 2024   02:59 Diperbarui: 15 Juli 2024   06:39 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian pembiasaan membuang sampah pada tempatnya perlu ditanamkan kepada peserta didik baru. Salah satu masalah serius adalah di masyarakat kita adalah masalah penanganan sampah, khususnya tingginya volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dan rendahnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya. 

Salah satu upaya untuk mengurangi sampah yang dihasilkan pada saat kegiatan MPLS misalnya menginstruksikan peserta didik baru membawa makanan dan minuman pada wadah atau tumbler yang bisa dicuci setelah digunakan. Toilet training dan pembiasaan membuang sampah pada tempatnya bisa menjadi bagian dari program MPLS, khususnya penguatan pada aspek karakter. 

Hal lainnya yang perlu dilakukan pada saat MPLS adalah pentingnya peserta didik menjaga dan memelihara lingkungan, mulai dari lingkungan fisik, seperti menjaga dan memelihara tanaman di taman sekolah, menjaga sarana sekolah, dan membangun budaya tertib dan budaya antri. 

Kampanye antiperundungan pun perlu menjadi agenda penting saat MPLS di tengah cukup seringnya terjadi kekerasan dan perundungan (bullying) di satuan pendidikan.

Peserta didik baru sebaiknya dibuat dalam beberapa kelompok. Dengan dipandu oleh pembimbing, mereka berkeliling untuk mengenal dan mengeksplorasi lingkungan sekolah. Pada saat berkeliling sekolah, pembimbing bisa meminta pendapat mereka terkait kondisi sekolah saat itu, apa harapannya untuk menciptakan sekolah yang dicita-citakan, dan apa hal yang bisa mereka lakukan untuk mewujudkan harapannya tersebut.

Sambutan yang hangat dari pendidik, tenaga kependidikan, kakak kelas. Kemudian lingkungan sekolah yang bersih, tertib, rapi, rasa aman, nyaman, dan rasa diakui sebagai keluarga baru di sekolah sangat penting untuk mewujudkan student wellbeing bagi peserta didik baru. Para peserta didik baru itu bukan hanya jadi objek, tetapi ikut dilibatkan dalam membangun student wellbeing pada saat MPLS. 

Kesan yang baik yang didapatkan dari sekolah akan berdampak terhadap tumbunya rasa cinta dan bangga peserta didik baru terhadap sekolahnya. Mereka merasakan bahwa mereka belajar di tempat yang tepat. Oleh karena itu, semangat dan motivasi belajarnya pun akan meningkat. Mereka siap dan antusias dengan pembelajaran yang akan mereka ikuti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun