Kemungkinan Yana dirampok tipis karena sepeda motornya ada dan dalam kondisi yang baik sehingga muncul dugaan Yana dibawa oleh makhluk halus penunggu Cadas Pangeran. Ada "orang pintar" yang mengatakan jika selama tiga hari Yana tidak pulang, maka keluarganya harus mengikhlaskannya.
Budayawan Mochtar Lubis dalam bukunya yang berjudul "Manusia Indonesia" yang diterbitkan tahun 1977 mengatakan bahwa salah satu ciri manusia Indonesia adalah percaya terhadap tahayul atau mitos. Hal ini tidak lepas dari sejarah masyarakat Indonesia yang percaya terhadap animisme-dinamisme. Masuknya agama Hindu-Buddha pada abad IV Masehi tidak menghilangkan animisme-dinamisme, tetapi hal tersebut justru menjadi bagian dari ritual keagamaan dan upacara adat Hindu-Buddha. Â
Dalam perkembangannya, agama Islam masuk ke Indonesia pada abad VII Masehi. Tradisi dan budaya yang dilakukan pada masa Hindu-Buddha terakulturasi pada budaya masyarakat Islam. Upacara perkawinan, kelahiran, dan kematian pada masyarakat Islam diwarnai oleh adat, tradisi, dan budaya masyarakat pada masa Hindu-Buddha. Bahkan hal tersebut ada yang masih dilakukan saat kehidupan masyarakat sudah modern seperti saat ini.Â
Misalnya ada upacara siraman sebelum pernikahan, saweran saat pernikahan, ziarah kubur selain berdoa juga menyiram air dan ditaburi bunga. Kalau ada bayi yang baru lahir, didekatnya ada benda-benda yang dipercaya bisa menolak terhadap datangnya makhluk halus seperti bawang putih, panglay, gunting, dan sebagainya.
Manusia Indonesia senang membuat simbol sekaligus percaya terhadap kekuatan simbol, jimat, ajian, mantra (jangjawokan) dengan tujuan untuk keselamatan, kesejahteraan, kesuksesan karier, dan menolak bala (musibah). Banyak yang percaya terhadap "orang pintar", dukun, atau paranormal. Menjadikan mereka sebagai sumber informasi dan sumber petunjuk.Â
Orang yang percaya terhadap hal tersebut bukan hanya orang yang berpendidikan rendah, tetapi juga yang berpendidikan tinggi. Bukan hanya orang biasa tetapi sampai level pejabat. Saat seseorang ingin kaya, ingin sukses dalam pekerjaan, ingin mendapatkan posisi atau jabatan tertentu banyak yang pergi ke "orang pintar", dukun, atau paranormal.Â
Mereka mendatangi tempat-tempat keramat dan berharap berkah dari tempat tersebut. Bahkan rela bertapa selama sekian lama demi mendapatkan ilmu kedigjayaan. Orang Indonesia pun banyak yang percaya terhadap pelet untuk menarik perhatian orang yang dicintainya. Kemudian percaya terhadap santet sebagai alat untuk menyerang, mencelakai, bahkan menghilangkan nyawa orang yang tidak disukainya.
Manusia Indonesia banyak yang percaya terhadap keberadaan sosok makhluk halus seperti Nyi Roro Kidul, kuntilanak, genderewo, tuyul, pocong, dan sebagainya. Dongeng, film, sinetron, dan cerita-cerita mistis atau horror banyak yang bertema tentang makhluk halus. Manusia Indonesia percaya terhadap binatang tertentu yang merupakan penampakan nenek moyang, raja, atau tokoh tertentu sehingga tidak boleh sembarangan ditangkap apalagi dibunuh. Manusia Indonesia juga percaya terhadap kekuatan benda tertentu yang biasanya disebut jimat. Untuk mendapatkannya biasanya harus melaui tirakat, puasa, atau bertapa dalam waktu yang ditentukan.
Kasus orang hilang sebenarnya sebuah kasus yang biasa karena sudah cukup banyak terjadi, tetapi mengapa kasus "hilangnya" Yana menjadi perhatian banyak netizen? menurut Saya karena ada sisi mistis yang identik dengan Cadas Pangeran sebagai tempat kejadiannya. Kalau kejadiannya di tempat biasa, tentunya berita tersebut tidak akan heboh walau diberitakan oleh media sekalipun.
Dengan adanya kejadian bahwa "hilangnya" Yana di Cadas Pangeran hanya sebuah modus atau prank, hal ini tidak tertutup kemungkinan akan mendegradasi keangkeran Cadas Pangeran dan rungkadnya (baca= hilangnya) kepercayaan masyarakat terhadap kuncen yang selama ini dipercaya mengetahui dunia supranatural atau dunia alam gaib di wilayah tersebut.
Aparat kepolisian, Tim SAR, atau BPBD pun tentunya akan mengambil pelajaran dari kasus tersebut. Akan sangat berhati-hati menerima laporan dari masyarakat, supaya tidak terkena prank lagi. Masyarakat, khususnya netizen pun jangan langsung percaya dengan berita yang belum tentu kebenarannya. Di zaman media sosial saat ini, kadang orang membuat sensasi, konten yang kontroversial, dan prank hanya untuk membuat dirinya viral atau banyak dikenal orang.